Mohon tunggu...
Donald Siwabessy
Donald Siwabessy Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Memaknai Kembali Duka Pasarean Alit di Hari 15 Mei

16 Mei 2024   00:12 Diperbarui: 18 Mei 2024   10:54 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Hari ini, 15 Mei 2024, raga dan jiwa menyatu bersama Pasarean Alit, merentas jalan kembali, merenung dan memaknai peristiwa duka 13 tahun silam, di sini, di Pasarean Alit.

Pasarean Alit berarti "tempat tidur kecil." Dua kata dalam bahasa Sunda yang pertama kali saya kenal itu adalah nama sebuah tempat pemakaman, dikhususkan bagi keluarga besar Sekolah Tinggi Alkitab Tiranus Bandung. Letaknya tepat di bagian belakang kompleks sekolah itu. 

Mungkin merujuk pada ukuran umum sebuah lubang kuburan, berukuran 2x3 meter, demikian dinamakanlah tempat itu Pasarean Alit, "tempat tidur kecil". Seperti itulah saya memahaminya.

Ketika melanjutkan studi dan tinggal di kompleks Sekolah Tinggi Alkitab Tiranus, Pasarean Alit letaknya tak jauh dari rumah atau asrama tempat kami tinggal. Jaraknya kurang lebih 40 meter.         

Pertengahan tahun 2009, Pasarean Alit masihlah kosong. Belum satupun makam membujur di situ. Baru tanggal 11 Mei 2011 untuk pertama kali Pasarean Alit berpenghuni. Makam seorang bayi laki-laki berusia 8 bulan yang meninggal sehari sebelum dilahirkan ibunya, tanggal 10 Mei 2011. Bayi laki-laki itu bernama Aaron. Makamnya penghuni pertama Pasarean Alit.

Aaron, anak pertama kami. Nama lengkapnya, Aaron Ben Siwabessy. Hari-hari pasca kematiannya, Pasarean Alit menjadi tempat spesial bagi kami. Jaraknya yang tak jauh, menarik untuk sering dikunjungi.

Walau tahu bahwa kembali mengunjunginya hanya melanggengkan diri dalam dekap duka. Duka ditinggal anak yang dinanti 8 tahun lamanya. Juga makin menebalkan rindu, rindu yang takkan pernah terobati hingga kapanpun. Namun, entah kenapa kami suka berkunjung ke Pasarean Alit.

Seiring bergulir waktu duka dan rindu itupun kian teratasi. Pengalaman  bergumul dan berdamai dengan duka dan rindu, mengantar kami pada temuan luas makna Pasarean Alit di ujung akhir sebuah jalan refleksi.

Hari ini, hari 15 Mei, rindu saya mengurai kembali makna Pasarean Alit, menjadi pengingat bahwa dulu ada duka pernah dialami dan telah disembuhkan.

Pertama, Pasarean Alit bermakna bahwa dukacita mendalam itu adalah kehendak Tuhan bagi kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun