Mohon tunggu...
Donald Siwabessy
Donald Siwabessy Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Generasi Digital dan Model Pengasuhan Positif

15 Mei 2024   23:04 Diperbarui: 17 Mei 2024   09:02 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi keluarga menghabiskan waktu di rumah. (Shutterstock via KOMPAS.com)

Kita semua mafhum bahwa dunia digital dewasa ini dengan segala candunya memberikan segala kemudahan dan kenikmatan. Namun perkembangan teknologi ini jika tidak disikapi secara bijaksana oleh orangtua akan berdampak buruk bagi perkembangan anak.

Di sisi lain kondisi sebelumnya begitu intim dengan realitas keberadaan anak-anak saat ini yang dikenal sebagai para generasi digital atau digital natives yang sejak lahir sudah mengenal peralatan digital, bahkan setiap saat mereka selalu beraktivitas dengan piranti digitalnya.

Menyikapi kondisi arus zaman demikian pertanyaan yang penting bagi para orangtua adalah bagaimana model pengasuhan yang tepat bagi generasi digital natives ini?

Sebagai orangtua tentu arus perkembangan demikian tidak dapat dilawan. Akan tetapi orangtua tidak boleh juga diam saja berpangku tangan atau justru sangat mengkhawatirkan situasi demikian tanpa mengambil suatu tindakan apa pun.

Pada dasarnya teknologi digital yang berkembang saat ini hanyalah suatu alat yang akan menjadi positif atau negatif pengaruhnya bergantung bagaimana menggunakannya.

Di sinilah orangtua memiliki peran yang penting mengasuh anaknya bertumbuh dengan menggunakan kemajuan teknologi itu secara baik dan benar.

Salah satu model pengasuhan yang tepat diperlukan untuk anak-anak generasi digital saat ini, menurut penulis di antaranya melalui program pengasuhan positif.

Pengasuhan positif adalah pengasuhan berdasarkan kasih sayang, saling menghargai, membangun hubungan yang hangat, serta menstimulasi tumbuh kembang anak.

Dalam praksisnya pengasuhan ini mengedepankan penghargaan, pemenuhan, perlindungan hak anak dan mengedepankan kepentingan terbaik anak.

Selain itu, pengasuhan positif juga merupakan suatu usaha memberikan lingkungan yang bersahabat dan ramah pada anak. Dengan demikian, anak akan tumbuh dengan optimal.

Tiga hal penting dalam pengasuhan positif adalah memperhatikan tahap perkembangan anak, komunikasi efektif dan disiplin positif (Raraswati, dkk. Dalam buku, Seri Pendidikan Orang Tua: Pengasuhan Positif, 2016)

Generasi Digital dan Model Pengasuhan Positif (Sumber: Dokpri)
Generasi Digital dan Model Pengasuhan Positif (Sumber: Dokpri)

Pertama, tahap perkembangan anak

Dalam hal ini orangtua perlu memperhatikan perkembangan anak dalam aktivitasnya sebagai digital natives.

Ketika anak masih berusia muda, orangtua harus lebih banyak waktu untuk mendampingi anak karena anak memang belum dapat dilepaskan dari orangtua. Hal ini juga bukan berarti dengan bertambahnya usia, serta merta orangtua dapat melepaskan anaknya.

Di tahap ini, misalnya, orangtua tidak disarankan membiarkan anak remajanya berselancar secara mandiri di dunia maya. Orangtua tetap harus mendampinginya. Anak-anak yang berusia labil inilah yang sangat rentan dipengaruhi orang-orang yang kurang bertanggung jawab.

Anak-anak ini belum sepenuhnya memahami bahwa identitas, foto ataupun peristiwa yang ada di dunia maya bisa jadi tidak demikian nyatanya, alias berada di dunia tipu-tipu, bak sepenggal lirik dari lagu Yura Yunita. Hal yang sangat memungkinkan bahwa semua itu hanyalah kamuflase yang bertujuan untuk menarik banyak "jempol" dan follower.

Dua, komunikasi yang efektif

Dalam hal ini orangtua perlu melakukan komunikasi efektif dengan menggunakan bahasa dan sikap positif untuk mendukung anak.

Meskipun demikian, anak sering kali justru enggan membuka komunikasi dengan orangtua, termasuk aktivitasnya yang dilakukan di dunia maya.

Menghadapi hal ini orangtua sebaiknya berusaha untuk memahami atau setidak-tidaknya mengetahui tentang dunia digital yang tengah berkembang saat ini.

Ada baiknya pula orangtua terlibat dalam situs jejaring sosial yang diikuti anaknya. Hal ini agar orangtua dan anak mampu terlibat dalam komunikasi yang efektif. Biasanya ketika anak  merasa "nyambung" saat mengobrol dengan orangtua, anak akan dapat banyak bercerita kepada orangtua.

Apa yang dilakukan ini semata-mata bertujuan agar orangtua mengetahui aktivitas anaknya di jajering sosial.

Tiga, disiplin positif

Disiplin positif ini yaitu pembentukan kebiasaan  dan tingkah laku anak yang positif dengan kasih sayang. Dengan hal ini diharapkan anak dapat tumbuh menjadi makhluk sosial dan berkembang secara optimal (Raraswati, dkk. Dalam buku, Seri Pendidikan Orang Tua: Pengasuhan Positif, 2016).

Orangtua sering kali merasa bosan ketika berulang kali mencoba mendisiplinkan anak, tetapi berulang kali pula anak melanggarnya. Di sini orangtua perlu menyadari bahwa mendisiplinkan anak membutuhkan waktu, ketelatenan, konsistensi, dan perlu adanya model dari orangtua sendiri.

Jadi, ketika orangtua juga tidak disiplin, mustahil anak akan mau melakukannya.

Demikian tiga hal yang perlu dipahami dan diupayakan oleh orangtua dalam rangka dimilikinya sebuah model pengasuhan pada anaknya di tengah gempuran arus perkembangan teknologi digital yang berdampak ganda seperti saat ini.

Apa pun model pengasuhan orangtua terhadap anaknya tentu memiliki kelebihan maupun kekurangannya masing-masing.

Namun model pengasuhan positif ini setidaknya layak diupayakan dalam menolong generasi digital saat ini bertumbuh dengan baik mencapai masa depannya.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun