Mohon tunggu...
Donald Siwabessy
Donald Siwabessy Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar Mengingat Ayat Kitab Suci Melalui Lagu.

4 Mei 2024   22:21 Diperbarui: 4 Mei 2024   22:36 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah Anda menemukan diri sendiri mampu mengingat dengan baik lagu-lagu yang pernah dikenal dan nyanyikan semasa usia kanak-kanak?

Saya masih ingat dengan baik lagu-lagu yang pernah dikenal dan dinyanyikan ketika berusia tujuh tahun, seperti: Bintang Kecil, Pelangi-Pelangi, Naik Kereta Api, Balonku Ada Lima, Cicak-Cicak Di Dinding. Atau lagu-lagu rohani Kristen untuk anak-anak, seperti: Kingkong Badannya Besar, Kasih Yesus Manis Dan Indah, Yesus Cinta Semua Anak, dan masih banyak yang lain.

Pernahkah Anda mendapati diri sendiri mampu menyanyikan sebuah lagu yang tak pernah lagi dinyanyikan selama kurang lebih dua puluh tahun terakhir?

Saat menulis ini, saya berusaha mengingat-ingat sebuah lagu lama. Tiba-tiba saya ingat sebuah lagu yang telah sangat lama tak didengar dan dinyanyikan, namun masih terekam baik diingatan, saya bahkan masih bisa menyanyikannya tanpa lupa selirik pun. Lagu itu dicipta tahun 1977, empat puluh empat tahun silam, oleh Ismail Marzuki, berjudul, "Tinggi Gunung Seribu Janji", atau yang lebih dikenal dengan, lagu "Memang Lidah Tak Bertulang." Wah ... jadul banget, anak generasi sekarang tentu tak lagi mengenal lagu ini.

Menurut para ilmuwan, kita bisa menyimpan ratusan, bahkan ribuan lagu dalam memori kita. Mengapa? Karena musik memiliki kemampuan yang sangat kuat untuk dihafal. Pikiran manusia mengenali, menggolongkan dan mengingat pola-pola dalam musik dengan lebih baik ketimbang mengingat pola-pola dalam kata-kata saja.

Dalam bukunya, Musicophilia: Tales of Music and the Brain. Seorang ahli bernama Oliver Sacks mengemukakan dampak musik pada otak manusia. Ia mengatakan, kemampuan orang dewasa terbatas dalam mengingat atau mempertahankan sesuatu dalam pikirannya, kecuali kalau ia menggunakan alat atau pola dalam menghafal. Dan yang paling kuat dari alat yang sering digunakan adalah sajak, matra, dan lagu.

Fakta ini menarik. Menariknya begini, bukankah jika banyak lagu rohani Kristen diciptakan dengan lirik-lirik yang diadopsi dari ayata kitab suci atau Alkitab, hal itu akan menjadi alat yang baik dan efektif untuk mengingat dan menghafal ayat kitab suci yang adalah Firman Tuhan, atau menyimpannya di memori kita.

Kebenaran fakta ini tentu bukan hal baru bagi Tuhan. Tuhan yang menciptakan manusia dengan kemampuan otak yang luar biasa, pasti sejak semula merancang hubungan erat antara lagu atau nyanyian dengan Firman Tuhan, dan kemampuan mengingat manusia.

Masah sih? Ya! Tak percaya? Baca saja narasi Alkitab dalam kitab Ulangan 31. Ketika bangsa Israel akan memasuki tanah Kanaan atau tanah perjanjian, Tuhan menyuruh Musa untuk menulis dan mengajari Israel sebuah lagu atau nyanyian. Dikatakan, "Oleh sebab itu tulislah nyanyian ini dan ajarkanlah kepada orang Israel, letakkanlah itu di dalam mulut mereka." (ayat 19).

Apa tujuan nyanyian itu? "Supaya nyanyian ini menjadi saksi bagi-Ku terhadap orang Israel" (ayat 19). Nyanyian itu akan menjadi alat kesaksian Tuhan, ia bersaksi tentang keberadaan Tuhan yang telah mengikat perjanjian setia dengan umat Nya. Tuhan yang berjanji setia hadir di tengah hidup mereka.

Di ayat 21 tertulis, "Maka apabila banyak kali mereka ditimpa malapetaka serta kesusahan, maka nyanyian itu akan menjadi kesaksian terhadap mereka, sebab nyanyian itu akan tetap melekat pada bibir keturunan mereka." Di sini dikemukakan, lagu itu akan dinyanyikan turun-temurun oleh anak cucu Israel. Lagu itu akan dinyanyikan dan bersaksi tentang Tuhan saat Israel berada di tengah masa-masa sulit. Ia akan mengingatkan bahwa Tuhan setia menyertai mereka di tengah situasi itu.

Bentuk akhir nyanyian yang diciptakan dari hasil kolaborasi antara Tuhan dan Musa itu berbentuk sebuah nyanyian panjang yang indah, dengan judul, "Nyanyian Musa". Kita bisa melihatnya dalam kitab Ulangan 32:1- 43.

Tak pelak setiap kali Israel turun-temurun mendengar atau menyanyikan nyanyian itu, mereka diingatkan pada Firman Tuhan. Sebab isinya adalah Firman Tuhan. Bahwa Tuhan adalah Pencipta mereka (ayat 6). Yang menetapkan mereka menjadi umat Nya (ayat 9). Menjaga sebagai biji mata Nya. Menuntun. Menyertai. Memberi mereka makan. Minum (ayat 12-14). Juga Tuhan yang tak jarang menentang umat-Nya karena dosa (ayat 23). Namun karena kasih Nya lalu menghidupkan, menyembuhkan setelah sebelumnya menghajar dan meremukkan akibat dosa itu (ayat 39).

Keindahan nyanyian Musa ini mengingatkan kita, betapa pentingnya mendengar dan menyanyikan lagu-lagu yang isinya dibangun dari ayat kitab suci Alkitab yang adalah Firman Tuhan. Selain bermanfaat membawa kesadaran kita untuk terus memandang pada Tuhan dalam perjalanan hidup bersama-Nya. Juga menolong memelihara Firman Tuhan tersimpan dengan baik dalam gudang memori ingatan kita.

 Nah, ingatan apa sebelumnya sempat bermain di benak, yang mungkin berpotensi mengakibatkan resah menguasai hati Anda saat ini?

Mungkin itu anak yang sulit diatur beberapa hari terakhir ini. Atau suami yang moodnya sedang jelek, bawaan dari kantor. Atau istri yang bawel, cerewet nggak ketulungan karena cucian kotor menumpuk. Atau tetangga yang entah kenapa, tak ada angin badai, hujan berpetir, tiba-tiba bermuka cemberut, masem tak bersenyum, enggan bertegur saat berpas-passan di depan rumah tadi pagi?

 

Mengingat Ayat Kitab Suci Melalui Lagu (Sumber: Dokpri)
Mengingat Ayat Kitab Suci Melalui Lagu (Sumber: Dokpri)

 Ah, ketimbang Anda susah hati, mending sama-sama kita bernyanyi menghibur hati. Kali ini saya ajak Anda yang mungkin tahu untuk bersama menyanyikan lagu berjudul, "Sungguh Alangkah Baiknya", sebuah lagu yang diinspirasi dari Mazmur 133.

Jangan lupa sambil bernyanyi, sambil belajar mengingat ayat kitab suci Alkitab dalam tiap lirik lagu itu. Semogah setelah bernyanyi hati Anda jadi terhibur. Selamat bernyanyi ...

"Sungguh alangkah baiknya

Sungguh alangkah indahnya

Bila saudara semua hidup rukun bersama

Seperti minyak di kepala Harun

Dan ke janggut dan jubahnya turun

Seperti embun yang dari Hermon mengalir ke bukit Sion

Sebab ke sanalah Allah mem'rintah

Agar berkat-berkat Nya tercurah

Serta memberikan anugerah

Hidup s'lama-lamanya."[]



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun