Mohon tunggu...
Donald Siwabessy
Donald Siwabessy Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jejak

16 Februari 2024   14:59 Diperbarui: 16 Februari 2024   15:42 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jejak

 

Angan merentang jauh ke lalu kilau berlabuh

Masa tak lagi dekat merupa jarak nun jauh

Sepi menarik desak hadir jejak peluruh jiwa lara

Pandukan jiwa susur jalan pulang enyah embara

Di diam membatin rindu hadir teladan berjejak

Menemani indah pagi songsong cerah mentari esok

Dunia melahir jejak terbarukan dalam hiruk

1000 alasan menggugatnya penuh pikuk

Semogah tak seperti dulu ijinkan waktu mengukur

Untai manis janji tak merupa buruk episod akhir

Kini pandang hati, nalar, menantinya berwujud

Jejak baru menoreh kenang syukur dalam sujud

Masif laku diam merajai penuh syukur

Awasi jejak melakon janji manis terukur

Pekiknya: "Masa depan milik bersama bukan kelompok!"

Teriaknya: "Bangsa besar menatap esok bukan keok!"

Sadar jejak tak daya sendiri kala bercerai serasi

Puncakki masa depan gemilang berjejak kokoh pasti

Cimahi, Hari Enam Belas, Bulan Dua, Tahun Dua Ribu Dua Puluh Empat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun