Mohon tunggu...
Donald Siwabessy
Donald Siwabessy Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kenapa Warna Biru? Menelisik Arti Warna Biru Pada Logo Kompasiana

16 Februari 2024   01:37 Diperbarui: 16 Februari 2024   09:46 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo dan Slogan Baru Kompasiana (Sumber: Kompasiana via Kompas. com)

"Kenapa warna biru?", "Ada apa dengan warna biru?"

Pertanyaan-pertanyaan itu muncul, sibuk minta perhatian di benak beberapa waktu ini. Ia menggelitik sedikit memaksa untuk disapa hangat.

Tentu munculnya bukan sebab riuhnya keramaian pendukung berbaju warna biru muda, yang senada dengan jagoannya berseragam warna sama kala sampaikan pidato kemenangan Pilpres 2024 hasil Qiuck Count di Istora Senayan Jakarta, malam hari tanggal 14/02/2024.

Bukan! Hal itu muncul setelah mengikuti perkembangan Kompasiana dan beberapa kali membaca tulisan sesama rekan penulis Kompasiana yang menulis artikelnya pakai nyebut-nyebut atau bawah-bawah warna biru, hehe.

"Ah, maksudnya apa sih ini?" mungkin ada yang penasaran. Okelah saya pakai contoh sajah biar mudah mengutarakan maksudnya.

Contoh pertama, seorang teman, pak Demianus Nahaklay, biasa disapa pak Nus, beberapa hari lalu menayangkan sebuah artikel berjudul: "Menjawab Panggilan Ilahi: Kuliah S2 Mempersiapkan Generasi Pelayan Masa Depan".

Dalam artikel itu dikisahkannya seorang rekan Kompasianer bernama David Tamba yang giat menulis di Kompasiana walau artikelnya tak diberi label biru oleh admin Kompasiana.

"Label biru", tulis pak Nus. Kenapa bukan label merah atau sekalian orange?

Contoh kedua, hari Kamis (15/02/2024) saya membaca artikel seorang teman, mbak Siska Fajarrany, berjudul; "Tiba-Tiba Centang Biru." Sebuah artikel berisi perayaan sukacitanya atas keberhasilan menjadi penulis papan atas Kompasiana dengan pangkat centang biru, hehe. Selamat ya, mbak Siska!

"Centang biru", lagi-lagi biru. Kenapa sih tidak centang kuning atau pink ajah?

Contoh ketiga, beberapa hari lalu saya menemukan logo dan slogan baru Kompasiana sebagaimana gambar ilustrasi di awal artikel ini.

Coba disimak dengan baik gambar logo sekaligus slogan Kompasiana itu, seutuhnya berkuasa warna biru. Ya ampun, biru lagi, biru lagi. Macam tak ada warna lain saja! Haha.

Apakah ini sebuah kebetulan? Atau tindak tanpa tujuan dan makna? Jawabannya tidak!

"Jurnalistik Online" (Sumber: Dokpri)

Semua pertanyaan ngotot sebelumnya, hari ini tuntas terjawab setelah saya berkenalan dengan Asep Syamsul M. Romli, seorang praktisi media online, lewat sebuah bukunya berjudul: Jurnalistik Online (Panduan mengelola media online).

Dalam bukunya itu Romli menjelaskan pentingnya sebuah warna dalam mendesain media online. Ia pun mengemukakan bahwa warna terbaik, terpopuler dan terfavorit untuk website adalah biru (blue).

Dalam sebuah data yang di-copy Romli dari laman Crazyegg. Di data warna favorit menunjukkan dominasi biru (42%). Di posisi dua ada hijau (green) dan ungu (purple) dengan angka cukup jauh, hanya 14%. Lainnya: merah, hitam, orange, kuning, cokelat, abu, putih, di bawah 10%.

Di sisi lain warna yang sangat tidak disukai, orange menempati posisi pertama dengan nilai 30%. Cokelat (brown) diurutan kedua dengan 23%. Sedang warna biru 0%, dengan kata lain tidak masuk kategori warna yang tidak disukai.

Apa alasannya menjadikan biru warna favorit?

Romli mengemukakan, alasan utamanya adalah "aman". "Blue is safe," tulis Crazyegg.

Lebih lanjut, Crazyegg mengemukan pengertian aman dalam dua bentuk, sebagaimana dikemukakan ulang oleh Romli dalam bukunya itu:

  • Aman: Biru adalah warna favorit bagi mayoritas penduduk, tanpa melihat jenis kelamin, usia, dan sebagainya.
  • Aman: Biru adalah warna yang dirasakan orang dengan kepercayaan, otoritas, dan tahan uji.

Dengan menjadi warna terfavorit dalam desain sebuah media online, mungkin itulah sebabnya kita menemukan mayoritas situs ternama di dunia memilih warna biru sebagai warna utama, termasuk logo.

Tercatat Facebook, Twitter, Linkedin, Walmart, Citibank, dan tentunya Kompasiana sebagaimana dapat dilihat pada logo dan slogan barunya.

Dalam kandungan arti atau makna warna biru demikian tentu Kompasiana hendak menandaskan arti keberadaannya yang sama dengan arti warna biru pada tampilan logo dan semboyan barunya.

Maka dari perpesktif saya pribadi bila menelisik arti warna biru pada logo dan semboyan Kompasiana itu, seakan Kompasiana menegaskan dirinya sebagai sebuah ruang aman bagi setiap penghuninya, para Kompasianer, untuk berkarya dengan aman, bebas walau tentu tetap dipagari aturan, tanpa membedakan satu dengan yang lain, dan menerima sebagai sebuah keluarga besar Kompasiana

Sejak memulai perjalan di Kompasiana, tanggal 31 Otober 2023, tak terasa hampir empat bulan berada di keluarga besar Kompasiana. Bersyukur bisa tergabung di ruang ini selain dapat menjadi ruang aman untuk belajar dan berkarya lewat tulisan, senang bisa mengenal dan memiliki banyak teman dan saudara di ruang ini.

Semogah ke depan hal ini bisa terus bersumbangsih baik bagi saya pribadi dalam menjaga konsistensi terus berkarya melalui  ruang ini. Semogah![]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun