Coba disimak dengan baik gambar logo sekaligus slogan Kompasiana itu, seutuhnya berkuasa warna biru. Ya ampun, biru lagi, biru lagi. Macam tak ada warna lain saja! Haha.
Apakah ini sebuah kebetulan? Atau tindak tanpa tujuan dan makna? Jawabannya tidak!
Semua pertanyaan ngotot sebelumnya, hari ini tuntas terjawab setelah saya berkenalan dengan Asep Syamsul M. Romli, seorang praktisi media online, lewat sebuah bukunya berjudul: Jurnalistik Online (Panduan mengelola media online).
Dalam bukunya itu Romli menjelaskan pentingnya sebuah warna dalam mendesain media online. Ia pun mengemukakan bahwa warna terbaik, terpopuler dan terfavorit untuk website adalah biru (blue).
Dalam sebuah data yang di-copy Romli dari laman Crazyegg. Di data warna favorit menunjukkan dominasi biru (42%). Di posisi dua ada hijau (green) dan ungu (purple) dengan angka cukup jauh, hanya 14%. Lainnya: merah, hitam, orange, kuning, cokelat, abu, putih, di bawah 10%.
Di sisi lain warna yang sangat tidak disukai, orange menempati posisi pertama dengan nilai 30%. Cokelat (brown) diurutan kedua dengan 23%. Sedang warna biru 0%, dengan kata lain tidak masuk kategori warna yang tidak disukai.
Apa alasannya menjadikan biru warna favorit?
Romli mengemukakan, alasan utamanya adalah "aman". "Blue is safe," tulis Crazyegg.
Lebih lanjut, Crazyegg mengemukan pengertian aman dalam dua bentuk, sebagaimana dikemukakan ulang oleh Romli dalam bukunya itu:
- Aman: Biru adalah warna favorit bagi mayoritas penduduk, tanpa melihat jenis kelamin, usia, dan sebagainya.
- Aman: Biru adalah warna yang dirasakan orang dengan kepercayaan, otoritas, dan tahan uji.
Dengan menjadi warna terfavorit dalam desain sebuah media online, mungkin itulah sebabnya kita menemukan mayoritas situs ternama di dunia memilih warna biru sebagai warna utama, termasuk logo.