Mengisi Libur Natal, Hikmah Mengupayakan Sehat Tubuh Lewat Cara Sehat.
Mengisi libur tanggal 26/12/2023 saat hari kedua Natal, saya berencana mengisinya dengan mengunjungi PMI untuk mendonor darah.
Sesungguhnya pesan singkat dari operator PMI kota Bandung ke telpon genggam menginformasikan bahwa saya harus kembali untuk mendonor, hari Senin, tanggal 20/12/2023, jadi sudah telat beberapa hari.
Karena hari itu masih dalam suasana perayaan Natal maka saya berniat menjadikan donor sukarela yang ke 51 kali itu sebagai cara merayakan Natal dengan berbagi bersama orang yang membutuhkan. Tentu berbagi darah yang didonorkan.
Ide merayakan Natal lewat cara berbagi dengan sesama yang dikemas dalam bentuk mendonor darah itu sebenarnya terinspirasi dari dua klab raksasa sepak bola Inggris, Liverpool dan Munchester City. Loh, sampai Liverpool dan Munchester City dibawa-bawa, maksudnya apa?
Begini, tanggal 21/12/2023, pukul 00.00 Wib, saya menyaksikan acara olah raga Kompas Sport di Kompas TV. Salah satu cuplikan berita yang paling menarik perhatian saya saat itu adalah berita soal aktifitas dua klab raksasa liga Inggris, Liverpool dan Munchester City dalam menyambut Natal.
Reporter pemandu acara itu membuka segmen berita itu dengan narasi yang sempat saya rekam menggunakan alat IC RECORDER bermerek SONY. Narasi pembukanya begini:
"Berbagai cara dilakukan klab-klab liga Inggris untuk menyambut Natal salah satunya adalah merayakan bersama anak-anak dengan berbagi kebahagiaan Natal seperti yang dilakukan Liverpool dan Munchester City di Rumah Sakit anak."
Narasi pembuka itu kembali memenuhi kepala saya sejak pagi 26/12/2023, jam 06.30 Wib, saat membuat rencana ke PMI Bandung untuk donor darah hari itu.
Walau tahu cuma seorang diri bukan se klab, juga hanya ke PMI bukan rumah sakit anak seperti dilakukan Liverpool dan Munchester City. Rasanya pantas dikemukakan, saya berbagi hal yang sama yaitu kebahagiaan dengan orang lain lewat sekantong darah bervolume paling besar 450 ml. Apalagi saya melakukannya sebagai bagian memaknai Natal, berbagi kasih dengan mereka yang kesulitan sambil menjejaki apa yang dilakukan Yesus kala menghadirkan damai, kasih, dan keselamatan Allah lewat kelahiran-Nya.
Ditemani istri dengan mengendarai sepeda motor jam 13.30 Wib kami menuju ke kantor PMI yang beralamat di jalan Riau Bandung. Siang itu jalanan nampak tak terlalu dipadati kendaraan bermotor, "Tumben jalanan sepi, tak biasanya untuk hari libur seperti ini di kota Bandung!" sela istri di tengah jalan.
Udara kota Bandung siang itu terasa adem, langit nampak agak mendung, seperti mengikut kondisi dua hari terakhir sebelum Natal saat Bandung sekitarnya diguyur hujuan. Kondisi itu seperti mendukung perjalanan kami dengan sepeda motor di jam 13.30 Wib saat biasanya panas matahari tak terlalu ramah berkawan.
Jam 14.15 Wib kami tiba di PMI Bandung, kurang lebih 45 menit durasi perjalanan kami dari rumah. Lama juga, maklum kami berdomisili di daerah Cimahi.
Setelah mendaftar dan mendapat nomor antrian untuk pemeriksaan Dokter, saya sempatkan membuat foto untuk dokumentasi berlatar seorang petugas PMI lengkap dengan logo PMI berbentuk segi lima berwarna merah tepat dibelakangnya.
Selepasnya saya menuju ke ruang tunggu untuk pemeriksaan Dokter yang juga seruang dengan tempat test HB darah dan pengambilan atau donor darah. Ruang ini begitu besar dilengkapi fasilitas peralatan donor sangat memadai, didukung kondisi udara dalam ruangangan yang sejuk karena ber-AC. Bisa dimaklumi ini kantor PMI pusat untuk kota Bandung.
Saat menunggu dipanggil masuk ruang pemeriksaan Dokter, saya menatap pada kartu PMI di tangan, sesaat membukanya, ternyata ini untuk kali yang ke 51. Kolom penanda keberapa kali mendonor pun sudah penuh, karena total di kartu itu hanya tersedia untuk menandai 50 kali kunjungan mendonor, itu artinya hari itu saya akan diberi kartu donor yang baru.
Ah, rasanya senang. Ini kali yang ke 51, bukan jumlah yang sedikit. Rasa senang itu tak sekadar besar jumlahnya, namun pada kesadaran bahwa jumlah itu jadi gambaran keseriusan saya selama ini menjaga kebiasaan hidup sehat dengan cara mendonor darah. Selain tentu nilai kepedulian pada soal kemanusiaan yang dicitrakan.
Oh ya, tahukan Anda apa manfaat kesehatan yang diakibatkan jika Anda rutin mendonor darah? Saya cerita sedikitlah, sekaligus promosi mana tahu Anda yang membaca dan belum pernah mendonor darah terarik jadi pendonor juga.
Begini, jika Anda aktif atau rutin mendonorkan darah maka setidaknya ada 5 manfaat kesehatan yang akan Anda dapatkan melaluinya: Pertama, menurunkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Kedua, menurunkan risiko kanker. Ketiga, membantu menurunkan berat badan. Kempat, mendeteksi penyakit serius Kelima, membantu lebih sehat secara psikologis dan panjang umur.
Menarik bukan? Dari kelima manfaat tersebut bagi saya pribadi penurunan berat badan adalah hal yang signifikan saya rasakan. Tahun 2015 berat badan saya pernah mencapai berat 101 kg, setelah rutin mendonor saat ini berada dikisaran 79-80 kg. Jauh terasa lebih sehat untuk ukuran tinggi badan 1.73 cm seperti saya. Ah, banyaklah mafaatnya. Semogah Anda tertarik juga, hehe.
Akhirnya tiba nomor antrian saya, 116, dipanggil masuk ke ruang dua pemeriksaan Dokter. Bertegur sapa sesaat dengan sang Dokter kemudian tekanan darah saya ditensinya. Setelah percobaan pertama seperti ragu ia mengulangnya untuk kedua kali hingga yakin hasilnya lalu, "Pak, darah bapak tinggi loh 160 per 90!" ungkap pak Dokter
"Mungkin bapak capek ya? Atau jangan-jangan beberapa hari ini suka makan yang gurih-gurih atau asin." ia terus berbicara, sedang saya masih terdiam karena kaget dengan kondisi yang baru pernah saya alami selama mendonor darah.
"Mungkin capek Dok, tapi saya tak merasa ada sesuatu yang aneh dengan kondisi tubuh saya." mencoba menjelaskan.
"Tapi ini benar, darah bapak memang tinggi tensinya. Saya sarankan bapak nanti cek kesehatan ke Puskesmas terdekat tempat bapak tinggal." pak Dokter terus memberi masukan.
"Baiklah Dok, jadi saya tak bisa donor hari ini?" tanya saya.
"Sebenarnya tensi darah 160 adalah batas tertinggi masih bisa donor, namun bapak hanya bisa diambil 350 ml, itu pun tergantung kondisi HB bapak setelah ditest." tanggap sang Dokter.
Walau demikian saya mengurungkan niat untuk tetap mendonor hari itu, mencoba menerima pendapat Dokter bahwa saya sedang tak sehat, apalagi hanya bisa mendonor di bawah ukuran yang biasa saya donorkan, 450 ml.
Selama ini setiap kali mendonor saya selalu minta pada Dokter untuk mendonor dengan ukuran kantong 450 ml karena secara medis itu lebih besar dampak kesehatannya untuk tubuh. Ya, tentu tidak semua bisa demikian tergantung lolos atau tidak persyaratan yang ditentukan.
Setelah sepakat dengan Dokter dan membuat janji hari Sabtu, 30/12/2023 saya akan kembali untuk donor setelah dirasa sehat, saya akhirnya kembali pulang.
Tepat jam 14.46 Wib kami keluar dari parkiran kantor PMI kembali ke rumah. Baru beberapa saat jalan saya membatin, "Tak ada yang salah dengan niat baikmu hari ini untuk donor darah. Walau tujuanmu melakukannya baik untuk kesehatan, tentu pula harus didukung dengan cara yang sehat biar tak membawa masalah bagi kesehatanmu."
Sama seperti sebuah tujuan baik dan mulia hendaklah dicapai lewat cara-cara yang baik dan mulia pula, itulah salah satu hikmah yang saya dapat lewat peristiwa itu. Ya, lewat masa libur Natal tahun ini. Semogah ini bermanfaat bagi Anda! Salam literasi. [] Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI