"Liburan di rumah, Kenapa tidak?"
Coba Anda dalami pertanyaan ini, "Berlibur, di rumah ajah?" Mungkin ada Anda yang langsung menanggapi "Ogah ah, nggak asik. Masa libur di rumah ajah!"
Lepas dari tanggapan Anda itu, biasanya ditemui dua hal yang dimaksud dengan pertanyaan itu.
Pertama, upaya memastikan apa benar berlibur hanya di rumah saja. Ini sepaham dengan tanggapan ogah tadi. Kedua, bentuk ejekkan, kok libur hanya sejauh itu.
Dua hal tadi jelas menguatkan pendapat bahwa banyak kita cenderung memahami liburan itu hanya sebatas mengunjungi tempat indah nan jauh, kalau di rumah, ogah!
Apakah benar jika berlibur hanya di rumah, tak layak dinamakan liburan? Tahan dulu jika Anda bernafsu menjawab ya. Kenapa? Anda bakal salah, tak selalu demikian.
Jadi gimana? Begini, secara sederhana soal liburan itu Anda tak cukup hanya bermodal rencana yang dibonceng keinginan besar. Anda harus benar-benar bermodal dana. Apalah arti rencana dan keinginan Anda tanpa modal itu, benarkan?
Maka menghadapi masa liburan Natal dan akhir tahun yang tinggal sejengkal di depan mata, jika Anda tak bermodal dana, dan memiliki halangan lain maka bersiaplah untuk mengganti pertanyaan di atas menjadi:Â "Libur di rumah, kenapa tidak?"
Ya, kenapa tidak liburan di rumah? Tak masalah. Anda dan keluarga bisa menikmatinya tergantung bagaimana Anda memandang dan menyetingnya.
Jika Anda serius tertarik memikirkan rumah menjadi salah satu opsi tempat tujuan liburan nanti, rasanya akan lebih mantap bila memiliki pandangan lebih luas soal liburan dan bagaimana menyettingnya jika liburan berlangsung di rumah.
Apakah fokus liburan?
Selama ini mungkin banyak kita melihat fokus liburan bersama keluarga hanya pada aktivitasnya. Sebenarnya, fokus liburan itu bukanlah pada aktivitas melainkan kebersamaan.
Seorang kolektor lukisan, sebagaimana dikisahkan Julianto Simanjuntak dalam bukunya "Merekayasa Lingkungan Anak", mengatakan, "Keluarga yang akrab adalah lukisan terindah yang pernah saya lihat."
Pendapat itu membenarkan bahwa kebersamaan keluarga adalah kemewahan yang selalu ada dekat kita. Memahami ini bisa menjadikan keasyikan berlibur bukan pada tempatnya semata, melainkan lebih pada kebersamaan keluarga.
Karenanya masa liburan dapat dimanfaatkan guna menanamkan nilai kebersamaan antara anggota keluarga melalui komunikasi dan aktivitas bersama.
Dan saat tak sempat berlibur ke luar kota karena berhalangan atau dana yang terbatas, maka waktu libur dapat dihabiskan di rumah dalam kebersamaan dengan keluarga.
Bagaimana menyetting liburan di rumah bersama keluarga?
Liburan di rumah dapat dinikmati bersama keluarga dengan menyettingnya dalam aktivitas misalnya, sebagai berikut:
Pertama, mengevaluasi perjalanan hidup yang dilewati sepanjan tahun secara bersama. Banyak kemajuan bisa dibicarakan menjadi motivasi untuk lebih baik, dan tentu kekurangan yang bisa diperbaiki ke depan. Setelah itu bisa didoakan bersama.
Kedua, liburan akhir tahun dapat digunakan untuk merencanakan tujuan dan sasaran pribadi dan keluarga di tahun berikutnya. Di sini orang tua dapat mengasah cita-cita anak, dan melatih mereka menetapkan sasaran hidup setiap tahun.
Ketiga, menikmati berbagai games atau permainan yang bisa dilakukan bersama. Sambil mengobrol, bercanda yang bisa mengikat hati sesama anggota keluarga.
Keempat, menikmati masakan spesial yang dimasak secara bersama atau oleh salah seorang anggota keluarga. Tak harus mewah, tak masalah murah, namun sehat, enak, apalagi dinikmati dalam kebersamaan di rumah, tentu menyenangkan.
Demikian beberapa aktivitas dapat dijadikan pertimbangan untuk dilakukan seandainya Anda memilih menjadikan rumah sendiri tempat berlibur saat liburan Natal dan akhir tanun ini.
Oh ya, telah merencanakan libur kemana Anda akhir tahun ini? Ah, tak masalah liburan di rumah sendiri. Anda perlu mencoba. Semogah bermanfaat! []
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H