Mohon tunggu...
Donald Siwabessy
Donald Siwabessy Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Paitua Kobis, Kisah Negeri Aer Turung Nae di Bulan Desember

3 Desember 2023   08:51 Diperbarui: 3 Desember 2023   10:09 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Negeri Aer Turun Nae (Sumber: Dokpri)Input

Paitua Kobis, Kisah Negeri Aer Turung Nae Di Bulan Desember

Bulan Desember wajah negeri Aer Turung Nae berdandan cantik. Rumah, halaman, bersih, rapih tertatah. Banyak sisi jalan berdiri kokoh pohon natal raksasa, berhias lampu warna-warni sibuk kerlap-kerlip. Hadir pemilik rumah baik hati, berbagi musik lagu rohani bervolume keras. Semarak suasana natal asik menyambangi negeri Aer Turung Nae.

Aer Turung Nae, nama bersejarah. Cerita para sepuh, tempo dulu terjadi gempa bumi dasyat disusul tsunami. Negeri yang kala itu bernama Kamboti hancur dihantam tsunami. Banyak korban meninggal. Karena Tuhan sudi menyisahkan kehidupan, maka pemerintah dan masyarakat menggelar ibadah syukur. Nama negeri itu diganti, dulu Kamboti sekarang Aer Turun Nae sebagai ikrar syukur.

Walau bersejarah kelam dan pilu, masyarakat negeri pesisir pantai itu tak membeo hidup kelam dan pilu. Negeri yang antero masyarakatnya beragama nasrani, dikenal saling menyayangi, cinta damai, peduli sesama. Satu diantaranya, paitua Kobis.

Paitua Kobis, laki-laki berkumis tebal, pandai pidato, adalah pejabat sekretaris negeri Aer Turung Nae. Di kantornya ia punya ruang kerja luas, berisi meja berukuran besar. Atas meja terpajang miniatur pohon natal tegap mematung, setegap para raksasanya di banyak sisi jalanan negeri saat bulan Desember.

Office boy kantor negeri Aer Turung Nae kerap melihat paitua Kobis masuk kantor 30 menit lebih awal. Waktu itu dijalaninya berdoa. Seakan diawasi pohon natal kecil dimejanya, Kobis khusuk, komat-kamit berdoa. Begitulah ritual harian paitua Kobis mengawali kerjanya.

Di gereja paitua Kobis menjabat sekretaris majelis atau pengurus gereja. Posisi kerap jadi incaran banyak warga negeri itu. Bukan rahasia lagi, posisi itu dianggap sakti mendongkrak harkat, dan martabat diri.

Setiap tugas tak pernah diabaikannya. Suatu sore Kobis hadiri ibadah kaum ibu, alasannya tugas pendampingan majelis gereja. Para ibu yang terpesona kehadirannya berseloroh, "Bapak majelis Kobis rajin sekali, beliau ini pasti calon penghuni surga!"

***

Dua minggu terakhir ada yang viral di jagad maya negeri Aer Turung Nae. Diperkenalkan akun TikTok bernama @loreng'dog, video-video seekor anjing viral beraksi menghibur, memamerkan tingkah lucu dan pintarnya.

Di sebuah video, sambil berkaca mata hitam si anjing berdiri bertumpu pada dua kaki belakang, asik berjoget diiring lagu Kopi Dangdut. Dalam video lain beraksi lincah mebuka tutup pintu pagar menggunakan dua kaki depannya. Tak kalah heroik, ia beraksi menyelamatkan tuannya dari amukan sekelompok pemuda mabuk miras, dalam adegan rekayasa pemilik akun di sebuah video lain.

Warga negeri Aer Turun Nae heboh, si anjing viral itu rupanya milik paitua Kobis, namanya Loreng. Akun TikTok itu milik paitua Kobis sendiri.

Loreng, anjing berbulu coklat muda, bergaris hitam penuh badan, selama ini dikenal bukanlah anjing berkasta ras semacam Pitbull, Rodweler, Boxer, atau Helder yang bikin keder. Ia hanyalah anjing kampung biasa, sering jadi sasaran lemparan batu anak-anak kampung yang gemes lihat tingkah lucunya.

***

Untuk keenam kali sore ini Sophia, gadis muda cantik itu bertandang ke rumah paitua Kobis. Kakinya terasa berat, enggan melangkah kembali ke rumah itu. Namun tetap dipaksanya langkah, walau akhirnya terbukti benar dugaannya. Masih seperti kemarin, ia kembali gagal menemui paitua Kobis. Lagi-lagi harus pulang membawah pesan sama: "Om Kobis sedang keluar, pulang malam. Besok saja balik lagi!"

Sophia, anggota pemuda gereja. Bendahara panitia acara natal gereja. Tahun ini kaum muda ditugasi mengurus acara itu. Ia menyambangi rumah paitua Kobis, menjemput donasi yang dijanjikan mendukung acara natal. Namun sore ini ia harus kembali pulang bersama curiga dirinya dibohongi lagi.

Langkah beratnya pulang, ditemani kesal tengah berjuang memogokkan upayanya mengumpul donasi. Upaya yang dimaknainya bentuk abdinya bagi Tuhan. Kini tekadnya memuncak: "Besok terakhir kali! Bila masih gagal, tak akan lagi!!!"

***

Negeri Aer Turun Nae (Sumber: Dokpri)Input
Negeri Aer Turun Nae (Sumber: Dokpri)Input

Malam menepi, datang kisah menemani Sophia di sebuah sudut negeri Aer Turun Nae ....

Sophia tengah berjejak di pekarangan rumah paitua Kobis, Matanya terpaku mengawasi Loreng anjing viral di TikTok, tengah asik bermain di situ.

Kecewah lagi-lagi tak berhasil menemui paitua Kobis, diputuskannya kembali pulang. Mengawal di depan langkahnya, Loreng, hendak membukakan pintu pagar. Tak lepas matanya mengamati anjing itu.

Cekatan Loreng gunakan satu kaki depan kanan, menekan tuas pintu, lalu ... "kreeekkkkkkk" ... pintu pagar terbuka. Melihatnya Sophia tak kuasa menahan kagum ...

"Gila ... anjing kampung tak model ini luar biasa!"

Tiba-tiba Sophia terdiam, takut, mematung. Matanya ketat beradu tatap mata Loreng menyorot tajam padanya. Mulut anjing itu menganga, gigi-gigi tajamnya menjorok ke luar, seperti hendak menerkam karena marah dikatai anjing kampung tak model!

Sophia bergidik, tiba-tiba, tak dinyana  ...

"Tenang kak, jangan takut saya takakan gigit! Terimakasih pujiannya, walau cuma anjing kampung tak model ....

"Waaaaauuuuuwwwww ...." teriak keras Sophia. Kaget sejadi-jadinya, Loreng bisa bicara. Aneh, tak masuk akal!

"Loreng, kamu anjing ajaib! Bisa bicara!!! Apa kau sering bicara dengan orang di rumah itu?" lanjut Sophia penasaran, sambil menunjuk ke arah rumah paitua Kobis.

"Hhhmmm ... baru kakak orang pertama yang saya ajak bicara. Tolong jangan cerita untuk siapapun apalagi orang di rumah itu kalau saya bisa bicara?"

"Ooohhh, kenapa???"

"Jangan!!! Nanti saya dikasih tugas temui orang yang cari paitua Kobis seperti kakak ini dengan perintah: Bilang paitua Kobis tidak ada di rumah, lagi keluar, baru pulang malam, besok saja balik lagi! Padahal dia ada di rumah, sedang sembunyi di kamarnya."

"Apaaaaaaaaaaaaaaaaa???" teriak keras Sophia.

***

Teriak keras Sophia mengagetkan dirinya. Terbangun. Mata dikucek. Pandangnya dilempar menyapuh jam dinding dikamarnya. Jam tiga dini hari, lewat enam menit.

"Ah, cuma mimpi!" kesalnya. Baru saja sepi malam menghantar mimpi menemani tidurnya.

Diingatnya rencana untuk ketujuh kali kembali ke rumah paitua Kobis. Walau tahu mimpinya tak nyata, tak kuasa menghalau curiga makin merajai kepalanya. Sembari berbaring melanjutkan tidurnya, berharaplah ia bertemu kembali Loreng dalam mimpinya. []

                

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun