"Karena saya enggak pernah menyerah dalam latihan. Baru sampai disuruh sparring saya tetap saja (ikut instruksi pelatih)," kata Jeka menjelaskan asal muasal julukan spesial itu, sebagaimana dilansir dari CNNIndonesia.com.
Perjuangan keras Jeka tak sebatas melawan kangen dan kerasnya latihan fisik. Ia berhadapan dengan tekanan psikis yang luar biasa pasca kalah TKO di final Road To UFC dari Anshul Jubli petarung asal India saat duel di UFC Apex, Las Vegas, Amerika Serikat, Minggu (5/2/2023).
Pasca kekalahan itu ia banyak mengalami hujatan dan hinaan dari fans-fansnya yang menilai dirinya tak akan pernah bisa bertarung di Octagon (UFC).
"Jangankan pasar taruhan yang menganggap kecil saya, bahkan sekampung saya pun meragukan saya bisa bertarung di Octagon ini." tanggapan Jeka ketika ditanya soal bursa taruhan yang menganggapnya underdog saat konferensi pers pasca debutnya, dikutip dari chanel YouTube MMA Junkie.
Bercermin dari pengalaman suka duka proses Jeka merintis capain bahagianya, saya menaruh asah semogah pengalaman yang sama dialami oleh Timnas Indonesia kala menjalani pertandingan selanjutnya di tahun 2024.
Ada kemiripan kondisi dialami Timnas Indonesia dengan yang dialami Jeka Saragih pasca hasil buruk Timnas dikalahkan Irak dan ditahan imbang Filipina dalam pertandingan Kualifikasi Piala Dunia putaran ke dua group F. Sama seperti Jeka, Timnas mengalami bully oleh para fansnya.
Pemain Timnas mengalami banyak hujatan hingga suara miring mendesak mundur head coach Timnas, Shin Tae-yong.
Dalam asa itu saya berandai-andai bagaimana jika Jeka Sargih diminta memotivasi para pemain timnas yang akan melangsungkan program TC Â di Turkey (20'12'2023 - 06'01'2024). Kemungkinan Jeka akan menjadikan pengalamannya mencapai kemenangan kemarin menjadi motivasinya bagi pemain Timnas, seperti berikut:
Pertama, menjadikan TC di Turkey kesempatan fokus dan konsentrasi berlatih secara fisik dan teknik meningkatkan kualitas permainan.
Tentu motivasi Jeka itu, lahir dari pengalaman yang telah terbukti tak sia-sia hasilnya.