Maka mengalirlah kisah demi kisah. Tentang matanya yang buta sejak usia 15 tahun, akibat infeksi karena tak sengaja mencuci muka dengan air yang tercemar racun. Tentang mendiang suaminya sesama penyandang tuna netra. Tentang 5 anak. Mantu. 13 cucu.Tentang waktunya tinggal di panti itu sejak tahun 1998 dan terus betah hingga saat itu. Tentang foto dan puisi di ruang tamu panti. Dan tentang lagu kesayangannya dalam bahasa Belanda, "Als u in nood verkeert" yang berarti "Kalau kamu duduk di dalam satu kesulitan". yang ia nyanyikan bagiku.
     Â
Sebelum ia mengakhiri ceritanya buru-buru saya bertanya, "Selama 78 tahun, hal apa yang paling oma syukuri dalam hidup?"
"Rencana Tuhan dalam hidup saya. Sekalipun mata jasmani saya tak melihat, tetapi mata batin saya bisa melihat Tuhan kekuatan dan penghibur saya." Â jawabnya
Seketika hadir di benak, "Ini rahasianya, kenapa ia begitu bersemangat. Kenapa antusiasnya riang candai harinya. Ya, harinya terang sekalipun netranya gelap."
Di tengah jalan kembali ke rumah, antara Lembang dan Cihanjuang terngiang lagu berbahasa Belanda itu, disusul hikmat, "Mata hati yang tertuju pada Nya mengajar, kita tak sendiri sesulit apa pun hidup!"
***
Ah, panjang kali bah kisah itu, haha. Saya sudahilah! Semogah berkenan.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H