Lampu sodium tekanan rendah
Lampu sodium tekanan rendah (LPS atau Low Pressure Sodium) adalah jenis lampu pendar yang menggunakan natrium dalam tekanan rendah sebagai sumber pencahayaan utamanya. Lampu ini sering digunakan untuk penerangan jalan, area parkir, dan fasilitas umum karena efisiensinya yang tinggi dan umur pakai yang lama. Berikut adalah penjelasan detailnya:
Karakteristik Lampu Sodium Tekanan Rendah:
Spektrum Cahaya:
Menghasilkan cahaya kuning-oranye yang sangat khas (panjang gelombang sekitar 589 nm).
Tidak memberikan rendering warna yang baik (indeks rendering warna/CRI sangat rendah, sekitar 0) sehingga sulit membedakan warna objek.
Efisiensi:
Sangat efisien dalam konversi energi listrik menjadi cahaya (efikasi hingga 200 lumens per watt).
Lebih hemat energi dibandingkan banyak lampu lainnya.
Komponen:
Terdiri dari tabung pelepasan dengan natrium dan gas neon atau argon sebagai starter.
Dilapisi bahan reflektif untuk mengoptimalkan emisi cahaya.
Penggunaan:
Umumnya digunakan untuk penerangan luar ruangan seperti jalan raya dan area luas lainnya.
Cocok untuk tempat yang tidak memerlukan keakuratan warna.
Umur Pakai:
Umur pakainya bisa mencapai 18.000 hingga 24.000 jam, tergantung pada kualitas dan kondisi penggunaan.
Kelebihan:
Sangat hemat energi.
Umur panjang, mengurangi biaya pemeliharaan.
Efektif untuk pencahayaan area luas dengan kebutuhan visibilitas tinggi.
Kekurangan:
Kualitas warna buruk, sehingga kurang cocok untuk penggunaan dalam ruangan atau aplikasi dengan kebutuhan estetika tinggi.
Membutuhkan waktu pemanasan (warm-up) untuk mencapai kecerahan penuh.
Perbandingan dengan Lampu Sodium Tekanan Tinggi (HPS):
LPS memiliki efisiensi lebih tinggi tetapi kualitas warna lebih rendah dibandingkan lampu sodium tekanan tinggi (HPS).
LPS lebih besar dan kurang fleksibel dibandingkan HPS dalam hal desain penerangan.
Lampu sodium tekanan rendah kini mulai tergantikan oleh teknologi lampu LED karena LED menawarkan efisiensi tinggi, CRI yang baik, dan fleksibilitas warna, meskipun awalnya memiliki biaya lebih mahal.
Sejarah lampu sodium tekanan rendah
Lampu sodium tekanan rendah (Low Pressure Sodium Lamp, LPS) memiliki sejarah yang panjang, dimulai dari pengembangan teknologi pencahayaan berbasis pelepasan gas. Berikut adalah garis waktu dan perkembangan penting dalam sejarahnya:
Awal Penemuan dan Konsep
Tahun 1802 - Awal Eksperimen dengan Pelepasan Gas:
Humphry Davy pertama kali mendemonstrasikan lampu busur listrik (arc lamp), yang menjadi dasar teknologi pelepasan gas.
Konsep dasar pelepasan gas digunakan dalam pengembangan lampu sodium di kemudian hari.
Tahun 1857 - Penemuan Spektrum Sodium:
Gustav Kirchhoff dan Robert Bunsen menemukan spektrum khas natrium (garis D kuning pada panjang gelombang sekitar 589 nm). Hal ini mendorong ide pemanfaatan natrium sebagai sumber cahaya.
Pengembangan Lampu Sodium
Tahun 1920-an - Awal Eksperimen Sodium:
Para ilmuwan mulai mengeksplorasi natrium sebagai bahan utama dalam lampu pelepasan gas karena efisiensinya yang tinggi.
Tantangan utama pada masa ini adalah mengembangkan bahan tabung yang mampu menahan sifat korosif natrium cair.
Tahun 1931 - Lampu Sodium Tekanan Rendah Pertama:
Philips dan Siemens memproduksi lampu sodium tekanan rendah komersial pertama di Eropa.
Lampu ini menggunakan tabung kaca borosilikat yang diisi dengan campuran natrium dan gas neon atau argon sebagai penstabil.
Tahun 1930-an hingga 1940-an - Penggunaan di Eropa:
Lampu sodium tekanan rendah mulai digunakan secara luas untuk penerangan jalan di negara-negara Eropa, terutama di Belanda dan Jerman.
Efisiensi tinggi dan umur panjang membuatnya populer sebagai solusi hemat energi pada masa depresi ekonomi dan perang dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H