Sudahkah ANDA Memulai? Mencoba? Bahkan pernah melakukannya?
17, 18, 19 Juni 2016 kegiatan PKM UNJ 1 dimulai
Jum’at, 17 Juni 2016 –PKM UNJ hari ke-1
Bertempat di Kampus E UNJ
Management Isu dan Opini Public
Oleh : Muhammad Tri Andika (Ketua BEM UI 2007)
Moderator : Robi Robani
Menurut Lock Law, “hukum yang di percaya oleh publik adalah opini”
Opini atau pendapat kini telah menjadi patokan bagi masyarakat untuk menilai mana yang benar dan mana yang salah, dimana saat ini persepsi lebih penting dibandingkan hukum itu sendiri. Opini atau persepsi menjadi faktor strategis untuk mencapai suatu kepentingan, dimana pada era kini, kedudukan opini dipandang lebih tinggi disbanding dengan fakta itu sendiri.
Kemudian timbul pertanyaan, “Apa yang membedakan opini publik dengan massa?”
Public adalah sekumpulan orang yang well inform, well educated, sudah terstruktur dan cenderung lebih solid. Sedangkan massa adalah sekumpulan orang yang belum tercerahkan, kurang berpendidikan, tidakn terstruktur, dan mudah di pecah belah.
Maka opini publik adalah pandangan atau persepsi yang berasal dari sekumpulan orang sebagai alat legitimasi/ kata pembenar suatu pernyataan, sedangkan opini masa adalah anggapa massa dimana anggapan orang awam/ opini yang keluar dari sekumpulan orang yang belum tercerdaskan akan suatu isu atau peristiwa yang terjadi.
“fakta bisa menjadi opini, tetapi opini belum tentu berdasarkan fakta”.
Ada beberapa elemen dari opini public, diantaranya:
- terdapat isu
- publik dan isu
- pembelahan posisi publik (pro/kontra)
- muncul opini
- pelibatan aktor publik
- Dengan menjadi aktivis terdapat koneksi yang kuat antara kehidupan di kampus dengan realita yang ada. Saat ini orang orang melihat bahwa perspektif “gerakan” mahasiswa tidaklah segencar dulu. Untuk itu diperlukan penggiringan isu yang baik oleh sekumpulan orang yang memang mempunyai integritas untuk dapat memahamkan publik akan sesuatu yang terjadi, serta bagaimana untuk menyikapinya.
Kemudian, apa yang dimaksud isu ?
Isu adalah kepeduliaan sosial atau respon masyarakat yang berasal dari sekelompok orang yang berkepentingan agar terlahirnya suatu kebijakan.
Spiral of silence:
Opini yang mendorong untuk memunculkan persepsi kelompok yang merasa sebagai minoritas sehingga mereka memilih untuk menyembunyikan pandangan/ pendapatnya
Media merupakan wadah pengembangan isu, dimana kekuatan media adalah opini yang mendorong untuk mengembangkan atau membangun propaganda yang membentuk persepsi/opini publik. Namun, seperti yang kita ketahui, berbagai media yang ada pada era kini telah menciptakan berbagi pembauran atau hiperrelitas yang bertujuan agar publik tidak bisa membedakan mana yang realita dan mana yang rekayasa. Sehingga menimbulkan keadaan dimana rekayasa dianggap fakta, fantasi dianggap realita, masa lalu sama dengan masa kini. Hiperrealitas media menciptakan suatu kondisi sedemikian rupa sehingga keadaannya semakin remang remang, sehingga kepalsuan informasi dianggap sebagai kenyataan, isu isu yang beredar lebih dipercaya dari keberadaan factual.
Penggunaan hiperrealitas untuk tujuan yang salah akan mengakibatkan dampak, diantaranya:
-inflasi informasi : banyaknya informasi dan mudahnya mendapatkan informasi pada zaman sekarang menyebabkan lahirnya generasi instant.
-disinformasi: banyak informasi yang tersaji membuat kita menjadi bingung untuk mengkonsumsi informasi yang mana.
-depolitisasi
-junk informas
-Hipermoralitas, hilangnya batas batas moral dalam menyajikan informasi
Sabtu, 18 Juni 2016 –PKM UNJ hari ke-2
Bertempat di Kampus A UNJ, Aula Daksinapati FIP
REKAYASA SOSIAL
Oleh : Jonru
Moderator : M. Hafizh
Apakah kita semua sudah jadi pemimpin?
Apa yang membuat hidup kita berubah?
- Perubahan pola pikir
- Tokoh yang bisa merubah dunia
- Keadaan
- Cara pandang
Apa yang dimaksud Rekayasa Sosial?
- Menurut Jalaludin Rakhmat, Rekayasa sosial merupakan campur tangan atau seni memanipulasi sebuah gerakan ilmiah dari visi ideal tertentu yang ditujukan untuk mempengaruhi perubahan social, bisa berupa kebaikan maupun keburukan dan juga bis aberupa kejujuran, bisa pula berupa kebohongan.
- Menurut Prof.Dr.h.Juhaya S.Praja,MA, Rekayasa sosial adalah suatu perubahan sosial menuju suatu tatanan dan system baru sesuai dengan apa yang dikehendaki sang perekayasa.
Kemudian muncul pertanyaan, bagaimana cara kita untuk berubah?
- Niat, strategi, action
- Merubah diri sendiri terlebih dahulu
Kemudian apa itu rekayasa social dalam konteks agen perubahan (Agent of Change)?
Terdapat 5 poin yang harus dimiliki seorang Agent of Change:
- Power (Jabatan, Uang, Ilmu, Pemikiran, Keahlian, Informasi, Karya, Inovasi, Teknologi, Prestasi, Pengabdian, Charisma)
- Setiap orang mempunyai powernya masing masing, power jelas sangat dibutuhkan jika kita ingin merubah keadaan.
- Leadership
- Karakteristik memimpin setiap orang berbeda beda, begitu pula cara mendapatkannya, ada yang memang bakat memimpinnya sudah menjadi bakat alamiah, ada yang harus dipelajari, dilatih, bahkan harus diperoleh dari pengalaman/ jam terbang yang tinggi.
- Karena itu terdapat seni memimpin tersendiri, seni dalam mengkritik bawahan, contohnya adalah
- “kritiklah bawahan layaknya burger, dengan perumpamaan roti adalah pujiannya, dan beef adalah kritikannya. Maka awalilah mengkritik dengan pujian dan diakhiri dengan pujian juga.
- Mentality
- Percaya diri, pantang menyerah, disiplin, konsistensi, semangat, karakter dan akhlak.
- Morality
- Cinta, kepedulian, pengabdian.
- Value
Kemudian apa yang bisa dijadikan senjata untuk menjadi agen perubahan?
- Jabatan
- Publik speaking
- Tulisan
- Inovasi
- Kekuasaan
Kesimpulannya adalah Anda tidak harus hebat untuk memulai perubahan, namun mulailah untuk melakukan perubahan yang hebat.
“with the great power comes great responsibility” ~Spiderman
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (yaitu) orang orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata),”Ya Tuhan Kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.”
_ Ali Imron ayat 190-191
Minggu, 19 Juni 2016 –PKM UNJ hari ke-3
Bertempat di Kampus B UNJ
COUNTER INTELLIGENCE
(Kontra Inteligen)
Oleh: Bapak Moses Caesar
Moderator : Kak Robi Robani
Acara dimulai dengan cuplikan Pearl harbor
_Teknologi hanya sebuah teknologi, tanpa orang di balik kendali “man behind the gun is the key” (human Intelligent)_
Counter intelligence ialah salah satu aspek aktivitas intelligence yang diajukan untuk menanggulangi secara efektif segala kegiatan intelliegence musuh, untuk melindungi berbagai informasi, personel, instalasi vital, material, terhadap aktivitas element espionage,sabotage dan aksi-aski subversi. Singkatnya counter intelligence adalah suatu unsur dalam suatu gerakan atau kegiatan dengan maksud untuk mencegah atau menghancurkan kemampuan intelligence lawan. Pada beberapa negara counter intelligence disebut security intelligence selain melakukan kegiatan penanggulangan di atas yang secara ekstreem mengarah pada kepada penyimpangan. Sebab penyimpangan demi penyimpangan jika dibiarkan akan menumbuhkan virus pertentangan dan perpecahan. Oleh karena itu dilakukan pendeteksian terhadap setiap gejala yang bisa merugikan, akibat ulah oknum-oknum pengkhianat yang tidak setia kepada negera dan melacurkan dirinya untuk kepentingan pihak asing.
Karakter Intelligent tidak dapat diprediksi namun dapat di interpretasi untuk kemudian menghasilkan keputusan apa yang akan diambil.
Bela Negara sebagai Counter Intelligence
Pencegahan agar pihak musuh tidak mendapat informasi yang dapat membahayakan keamanan melalui penerapan siasat yang menggunakan metode yang bertentangan (kontra) dengan pihak musuh.
Sifat intelligent : Tidak dapat di prediksi
Konflik di dunia kini bukan lagi soal infansi militer, namun lebih kearah penguasaan sumber energi, kebutuhan hidup, pangan, dsb.
Pertumbuhan penduduk, dalam 6 bertambah 1 milyar orang penduduk bumi. Dimana idealnya bumi hnaya dapat menampung 3 – 4 milyar penduduk sesuai dengan ketersediaan bahan pangan maupun energi yang berbanding terbalik dengan angka inflasi penduduk bumi. Maka setiap 2,1 detik sekali anak meninggal, diakibatkan keterbatasan pangan.
Peta konflik dunia menggambarkan bahwa konflik rentan terjadi di daerah sekitar equator (daerah dimana energi fosil serta berbagai macam sumber daya hayati melimpah). Sedangkan jumlah penduduk bumi sebagian besar terletak pada Negara-negara non equator:
-jumlah populasi di wilayah non equator : 9,8 milyar jiwa
-jumlah populasi di wilayah equator : 2,5 milyar jiwa
Selanjutnya adalah perang energi yang menjadi ancaman Bangsa Indonesia yang menjadi salah satu Negara sorotan dunia karena wilayahnya yang berada pada daerah equator, dimana kelimpahan energi, serta sumber daya hayati terdapat di Indonesia.
“Kekayaan Alam Indonesia suatu saat nanti akan membuat iri penduduk dunia”_Soekarno.
Untuk itu hal yang perlu dipersiapkan para pemuda adalah.. BELA NEGARA, caranya:
- Cinta Tanah Air
- Sadar berbangsa dan bernegara
- Yakin pada Pancasila sebagai Ideologi
- Rela berkorban.
Jika para pemuda Indonesia telah melakukan 4 poin tadi, maka berbagai macam ancaman kompleks seperti: terorisme, sparatisme, pembajakan, pelanggaran, dsb.. dapat kita cegah, sebagaimana metode counter intelligence yang bertujuan untuk menanggulangi segala kegiatan intelligen musuh yang dapat membahayakan.
PKM UNJ I telah usai pada pukul 12.15 WIB (19 Juni 2016)
_Dona Dianisya_Kelompok 13_
#PKM UNJ 2016
#PemudaYangDirindukanBangsa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H