Jika TNI-POLRI ingin melindungi rakyat, maka jangan halangi rakyat berpendapat. Jaga agar aksi mereka damai, tidak disusupi antek teroris. Jaga agar aksi Mei 2019 menjadi jalan kebenaran, jalan konstitusional. Cara rakyat turun langsung ketika para wakil mereka tak bisa lagi dipercaya.
Biarkan rakyat berorasi, mengungkapkan pendapat. Harusnya kita patut malu dengan hal itu. Harusnya rakyat dilayani dengan baik sehingga mereka tak perlu turun langsung. Apakah kita pernah mengevaluasi bahwa aksi Mei 2019 merupakan kumpulan kekecewaan selama ini?
Saya malah berharap gerakan Mei 2019 menghadirkan dua pendukung capres. Pada saat itulah momen kedua pasangan kontestasi Pilpres 2019 bertemu di antara massa. Saat itu pula keduanya berorasi, saling tertawa sembari menghadirkan 'wajah' demokrasi kita yang sesungguhnya. Karenanya, Jokowi jangan lari, tapi datangilah massa gerakan Mei 2019.
Momen pertemuan kedua pasangan jangan di belakang, namun langsung di hadapan rakyat. Bersuka-citalah rakyat bersama TNI-POLRI menyaksikan kedua pasangan berpelukan. Pertanyaannya, beranikah Jokowi-Ma'ruf hadir?
Harapan saya mereka hadir. Tentu Prabowo-Sandi juga harus hadir. Saat itulah islah nasional, rekonsiliasi nasional terjadi. Karenanya, aparat negara jangan memanasi suasana dengan pernyataan yang menantang dan menakuti, dan hanya merugikan momen tersebut. Harus diganti narasi gerakan Mei 2019 sebagai momen rekonsiliasi.
Beramai-ramai kita suarakan bahwa gerakan Mei 2019 sebagai tradisi baru dalam rekonsiliasi elite. Selama ini elite bertemu di tempat sunyi, hanya segelintir yang tahu dilanjutkan dengan konferensi pers. Gaya konservatif yang sudah bisa diubah dengan gaya milenial.
Pertemuan Prabowo-Jokowi harus terjadi pada tanggal 22 Mei, di hadapan jutaaan massa kedua pendukung. TNI-POLRI harus mampu melakukan itu. Di tangan kalian, rekonsiliasi akan terjadi. Kalian tidak boleh memihak kecuali kalian sudah menjadi politisi bersenjata. TNI-POLRI harus mengawal dan memastikan rekonsiliasi terjadi dengan damai.
Rakyat pasti akan mendukung langkah itu. Panglima TNI dan Kapolri sudah bisa menghadap Jokowi. Melanjutkan dengan bertemu Prabowo. Katakan skenario 22 Mei 2019 sebagai skenario kemenangan Indonesia. Ketika itu terealisasi, maka akan tercatat dalam sejarah bahwa TNI-POLRI adalah penjaga NKRI.
Panggung demokrasi akan makin menawan ketika TNI-POLRI mau berbuat itu. Pertemuan Prabowo-Jokowi terjadi berkat kerja keras TNI-POLRI. Harumlah nama kalian, harumlah demokrasi kita, bergembiralah rakyat dengan kejadian itu.
Namun apakah TNI-POLRI mau dan mampu? Tentu mereka tak perlu malu meminta bantuan para senior di kedua kubu. Akhirnya Jokowi-Prabowo akan bertemu pada 22 Mei atas inisiasi TNI-Polri. Bagaimana menurut anda?
KPU tadi (21/5) sudah mengumumkan hasil pilpres 2019. Hasilnya Jokowi dinyatakan menang atas Prabowo.