Strategi inilah yang sedang disiapkan SBY sekaligus antisipasi bila Jokowi mencoba akan mengusik keluarganya. SBY selama ini cukup ketakutan dengan serangan-serangan yang diarahkan kepada keluarganya, SBY butuh Jokowi, ingin kembali berkuasa. Melalui putra sulungnya SBY kembali membuka peluang berkuasa.
Secara politik strategi SBY sudah benar, selain "takut" pada Jokowi, SBY juga ingin mengurangi dominasi Megawati. Perang SBY-Megawati jilid II akan tersaji dalam penentuan cawapres untuk Jokowi. Pertanyaan menariknya ialah, Jokowi akan berpihak dan mendengar siapa.
Jokowi bisa saja tak mendengar keduanya, apalagi keduanya sama-sama "takut" pada dirinya. Pendeklarasian dirinya oleh PDIP yang lebih awal dari tradisi Megawati merupakan bukti bahwa Megawati juga takut skandal BLBI kembali diangkat. Bahkan diawal pemerintahan Jokowi sudah pernah melawan Megawati dan ia menang.
Kini, Jokowi juga berhasil membuat SBY ketakutan pada dirinya. SBY pun terus bermulut manis pada Jokowi, kita semua tahu strategi SBY. Biasanya jelang habis masa jabatan Jokowi, barulah SBY kembali melawan Jokowi sebagaimana pernah dilakukannya saat menjadi menteri era Megawati.
Kita akan menantikan episode itu bila AHY dijadikan menteri oleh Jokowi nantinya. Memang ketika kita takut, hal-hal yang biasa tidak bisa dilakukan dapat dilakukan ketika muncul rasa takut. Seorang pencuri yang dikejar massa biasanya memiliki kecepatan berlari diatas rata-rata biasa. Masih ingat ketika Nazaruddin mengatakan keluarganya diancam saat kasus Hambalang bergulir.
Episode Nazaruddin berakhir dengan pembasmian lawan politik SBY diinternal partainya. Anas dan pendukungnya diusir SBY dan partai demokrat kembali dikuasai keluarga Cikeas. Bisa saja Nazar menghabisi SBY bila mencoba melawan Jokowi dalam pilpres 2019. Itulah mengapa pilpres 2019 hanya ada satu calon dan SBY ingin menjadi bagian dari penguasa.