Hanya saja, di penghujung tahun 2020, para pemain Belanda serta fans Der Oranje gigit jari. Koeman hengkang. Ia memilih pinangan dari klub yang dulu sempat dibelanya, Barcelona. Alasannya sederhana, stress karena tak kunjung melatih akibat pandemi Covid-19. Sungguh menyebalkan.
Sejak kepergian Koeman, kolektivitas permainan Timnas Belanda tampak lesu. Mirip orang putus cinta. Susah move on. Perasaan sama juga dialami KNVB. Sambil menungu keputusan resmi, siapa pelatih yang cocok menukangi Timnas Belanda, KNVB menunjuk asisten pelatih Timnas Belanda, Dwight Lodeweges sebagai pelatih sementara.
Di bawah asuhan Dwight Lodeweges, permainan Belanda biasa-biasa saja. Tidak ada perubahan mencolok. Nyaris sama seperti Koeman. Hingga 22 November 2020, KNVB resmi menunjuk Frank De Boer sebagai pelatih Timnas Belanda. Mantan pelatih Ajax musim 2011 dan 2014 itu dikontrak hingga pertengahan 2022. Tepatnya sebelum Piala Dunia di Qatar.
Dipilihnya Frank De Boer sebagai pelatih, menuai komentar beragam. Fans Oranje agak pesimis, Timnas Belanda bakal tampil apik di bawah asuhan De Boer. Tetapi, keputusan KNVB sudah bulat. De Boer menemani Timnas Belanda tampil di berbagai ajang pertandingan inernasional, salah satunya Piala Eropa 2020.
Menanti Jurus De Boer di Euro 2020
Frank De Boer memulai debut kepelatihannya dengan kekalahan. Uji coba melawan Meksiko, Der Oranje dipaksa menyerah 0-1. Pertanda awal buruk bagi Frank De Boer. Namun, itu baru permulaan.
Total, De Boer menjalani 11 pertandingan bersama Timnas Belanda. Hasilnya, 5 kali menang, 2 kali kalah dan 4 kali seri. Statistik ini menunjukkan kiprah De Boer sebagai pelatih masih biasa-biasa saja.
Sadar dengan kemampuannya, De Boer tidak memasang target muluk-muluk di Euro 2020. Targetnya membawa Belanda ke babak perempat final. Maksimal, semifinal. Pengakuan yang patut diacungi jempol.
"Kami tentu ingin mencapai prestasi terbaik. Tapi, untuk bisa melakukan hal itu semuanya tentu harus berjalan dengan lancar," ungkap Frank de Boer kepada Algemeen Dagbla