Timnas Belanda sembilan kali tampil di Piala Eropa. Satu diantaranya berhasil menjadi juara. Tepatnya di tahun 1988. Materi pemain yang mumpuni ditambah gaya bermain total football membuat penikmat bola berdecak kagum. Anak asuh Rinus Michels sukses mengalahkan Uni Soviet di final dengan skor 2-0. Negara Kincir Angin, untuk pertama kali mengangkat Henri Delaunay Trophy.Â
Setelah juara Piala Eropa 1988, catatan apik itu berlanjut. Lima edisi berturut-turut (1992-2008), Belanda tampil konsisten. Selalu lolos dari fase grup. Tiga diantaranya, menembus semifinal. Sedangkan dua sisanya berhenti di perempat final.
Badai mulai menerpa skuad Der Oranje tahun 2012. Mereka tidak lolos fase grup. Empat tahun berselang, Timnas Belanda menambah catatan kelam. Tidak lolos kualifikasi Piala Eropa. Ada apa dengan Timnas Belanda? Negara yang dikenal akan permainan total footballnya  mendadak melempem. Tidak bergairah. Padahal, bibit-bibit pemain yang lahir di tubuh Timnas Belanda sangat berkualitas. Â
Telat melakukan regenerasi. Seharusnya, kolaborasi pemain lawas dan anyar di tubuh Timnas Belanda dilakukan setelah Piala Dunia 2010. Pemain-pemain muda diberi kepercayaan dan waktu bermain yang lebih banyak. Hanya saja, asosiasi sepak bola Belanda (KNVB) urung bergerak. Mereka tetap kukuh menggunakan jasa Van Persie cs.
Akibatnya, tahun 2012 dan 2016, Timnas Belanda seperti ayam kehilangan induknya. Kelimpungan. Mereka tidak berdaya. Tenaga mereka sudah habis. Materi pemain lawas tidak sanggup meladeni negara-negara lain yang mulai memakai jasa pemain muda.
Beruntung ada Ronald Koeman. Pertengahan 2018, KNVB memanggil mantan punggawa Timnas Belanda era 80an itu. Dipercaya sebagai pelatih di tengah keterpurukan melanda skuad Der Oranje.
Benar saja, Koeman datang bak "juru selamat". Membenahi tim yang semrawut. Rombak habis-habisan. Hampir sebagian pemain lawas tidak dipanggil. Wajah baru siap mengisi skuad Oranje. Hanya beberapa pemain lawas yang dipertahankan. Sebut saja, Wijnaldum, Tim Krul, Marteen Stekelenburg, Memphis Depay, Ryan Babel, Daley blind dan Stevan De Virj. Sisanya, anak muda. Mereka melebur menjadi satu di bawah tangan dingin Ronald Koeman.
Memanfaatkan materi pemain seadanya tapi berkualitas. Ya, Koeman dikenal sebagai pelatih berkarakter cerdas, tegas sekaligus keras. Itu berlaku tidak bagi pemain saja, melainkan petinggi KNVB. Hal itu membuatnya disegani pemain dan petinggi KNVB.
Lebih lanjut, Koeman sosok pelatih yang sangat paham dengan kemampuan setiap pemainnya. Ia juga tidak ragu memilih sekaligus memberi kepercayaan kepada pemain pilihannya untuk bermain. Kepercayaan itu membawa dampak luar biasa bagi para pemain, utamanya bagi sebuah tim. Tak lupa, strategi yang digunakan pun cepat dipahami.
Hasilnya, ketika di lapangan, mereka bermain luwes dan spartan. Tentu dengan target, kemenangan. Hasil cukup baik pun diperoleh Koeman bagi Timnas Belanda. Lolos Piala Eropa 2020 dan menjadi Runner up Piala UEFA Nation League 2020. Luar biasa Meneer.