Mohon tunggu...
Wimpie Fernandez
Wimpie Fernandez Mohon Tunggu... Penulis - Tak harus kencang untuk berlari

Penulis lepas

Selanjutnya

Tutup

Film

"Tukang Ojek Pengkolan", Cerminan Hidup Masyarakat di Perkampungan

17 Januari 2019   23:03 Diperbarui: 17 Januari 2019   23:21 1124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua penggambaran tokoh dalam sinetron TOP menunjukkan warna-warni kehidupan orang di perkampungan. Inilah realita kehidupan di perkampungan. Beranekaragam. Bahkan, apa yang ditampilkan sinetron TOP nyaris sama dengan realitas sebenarnya.

Lebih lanjut, meski baru pertengahan tahun 2018 mengikuti sinetron TOP, penulis melihat ada perbedaan yang mungkin tidak banyak dihadirkan pada sinetron lainnya. 

Paling utama adalah dialog yang dilontarkan sangat sederhana, tapi dalam dan tuntas dalam setiap adegannya. Lalu, perpindahan scene satu ke scene lainnya sangat apik. Artinya, tidak monoton dan tidak terlalu panjang. Detik atau menit berdialog langsung berganti. Hal ini membuat penonton terhibur dan tidak menjemukan. Ditambah, lokasi syuting yang benar-benar menunjukkan kehidupan di kampung. Sangat natural dan apa adanya.

Terakhir adalah pakaian yang digunakan sehari-hari beserta make up. Bisa dilihat cara berpakaian dan make up disesuaikan dengan karakter dari masing-masing pemeran. Tidak ada yang dilebih-lebihkan. Semuanya terlihat pas dan elegan. Menunjukkan wujud asli kehidupan orang yang tinggal di perkampungan.  

Oleh karena itu, para sutradara atau dunia perfilman sebaiknya menanyangkan sinetron semacam ini. Selain menghibur, ada nilai yang disampaikan kepada khalayak. Jadi, tidak sekedar menonjolkan wajah dan make up saja. Bahkan sampai harus melupakan keaslian bangsa ini. Utamanya, penggunaan bahasa dan pemilihan teks yang dipergunakan dalam setiap episode per episodenya. Kira-kira begitu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun