Mohon tunggu...
Dominikus Waruwu
Dominikus Waruwu Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya suka menghabiskan waktu luang dengan membaca buku, menonton film, berolahraga, menulis dan belajar musik. Saya ingin membuat hari-hari saya terisi dengan berbagai aktivitas yang bermanfaat dan menyenangkan supaya hidup menjadi maksimal.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sakramen Perkawinan dalam Gereja Katolik

1 Juni 2024   14:07 Diperbarui: 7 Juni 2024   10:56 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi (7 Juni 2024).

 2. Persatuan laki-laki dan perempuan telah direncanakan oleh Allah sejak awal mula. Melalui perkawinan, Allah menghendaki supaya manusia ikut dalam karya bersama demi tanggung jawab untuk ciptaan: “Allah memberkati mereka dan berkata kepada mereka: beranak-cuculah dan bertambah banyaklah; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi” (Kej 1:28).

 3. Ia menghendaki manusia memiliki teman hidup. Tuhan Allah berkata, “Tidak baiklah bagi pria untuk tinggal seorang diri. Aku akan menciptakan baginya pembantu yang sepadan dengan dia” (Kej. 2:18).

 4. Adam mengungkapkan kegembiraan atas kehadiran teman hidup yang diberikan oleh Allah dengan berseru: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku” (Kej. 2:23).

 5. Pasangan suami-istri bukan lagi dua, tetapi menjadi satu daging. Hal ini dikatakan dalam Kitab Kejadian: “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Kej 2:24).

 6. Allah menghendaki setiap pasangan suami-istri berjuan untuk setia dalam perkawinan, sebab Ia membenci perceraian (Mal 2:15,16).

 

b. Perjanjian Baru

1. Yesus menegaskan bentuk perkawinan yang dikehendaki oleh Allah: “Laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya dan menjadi satu daging” (Mat 19:5)

 2. Ia juga menegaskan bahwa laki-laki dan perempuan yang telah oleh Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia (lih. Mat 19:6, Mrk 10:7-9).

 3. Pada awal hidup-Nya di muka umum Yesus melakukan mukjizat-Nya yang pertama pada suatu pesta perkawinan (Yoh 2:1-11). Gereja menganggap kehadiran Yesus pada pesta perkawinan di Kana adalah suatu hal yang penting. Ia melihat di dalamnya suatu penegasan bahwa Perkawinan adalah sesuatu yang baik dan pernyataan bahwa di mulai saat itu Perkawinan adalah sautu tanda kehadiran Kristus yang berdaya guna.

 4. Yesus menyempurnakan nilai perkawinan dengan mengangkatnya menjadi gambaran akan hubungan kasih-Nya dengan Gereja-Nya (Ef 5:3-32)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun