Mohon tunggu...
Dominika Ine Deyu
Dominika Ine Deyu Mohon Tunggu... Guru - Pengajar pada SMK N 1 Loli

saya adalah seorang pengajar Pada Sekolah Kejuruan yaitu SMK N 1 Loli di kabupaten Sumba Barat- NTT. Saya sangat suka mepelajari hal-hal baru terutama hal-hal yang berhubungan dengan informasi dan teknologi. selain itu saya juga suka membaca buku-buku sastra, Novel dan juga saya senang bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi Kompetensi Sosial dan Emosional

6 November 2023   23:23 Diperbarui: 9 November 2023   16:32 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alur MERDEKA M


Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional 

Tugas 2.2.a.3  Mulai dari diri 

 

Refleksi Kompetensi Sosial dan Emosional

 

Respondent: DOMINIKA INE DEYU  Submitted on: Monday, 6 November 2023, 11:01 PM

Refleksi Kompetensi Sosial dan Emosional

Selama menjadi pendidik, Anda tentu pernah mengalami sebuah peristiwa yang dirasakan sebagai sebuah kesulitan, kekecewaaan, kemunduran, atau kemalangan, yang akhirnya membantu Anda bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.

 Question #1  

Apa kejadiannya, kapan, di mana, siapa yang terlibat, apa yang membuat Anda memilih merefleksikan peristiwa tersebut, dan bagaimana kejadiannya?

Kejadiannya Yaitu ketika ada Rekan guru yang juga adalah boleh dibilang Pimpinan dan senior mengatakan bahwa guru-guru yang bukan Lulusan sarjana Pendidikan tidak pantas menjadi guru karena menurut mereka kami menjadi guru hanya sebagai pelarian agar kami memperoleh pekerjaan tentu hal ini sangat membuat perasaan yang tidak nyaman. 

Agak ada perdebatan kecil waktu itu namun saya berusaha meredam emosi saya agar tidak berlanjut ke hal-hal yang bisa menimbulkan perselisian antar rekan guru. Dan tempat kejadian itu disekolah tempat saya mengajar. 

Dari pernyaatan itu saya mencoba berefleksi, apakah hanya sajrana pendidikan saja yang layak dan pantas menjadi guru dan kami yang sarjana Umum dan tidak dari sarjana pendidikan tidak layank menjadi guru walaupun kami telah menjalani pendidikan akta 4 agar mempunyai SIM untuk mengajar. dan kenapa saya memilih peristiwa ini sebagai bahan refleksi karena lewat peristiwa itu menjadikan saya semakin mempertebal keyakinan saya menjadi seorang pendidik. 

Saya ingin menunjukan bahwa menjadi seorang pendidik tidak hanya dibuktikan dengan ijazah saja tapi lewat tindakan dan aksi nyata dalam menjalani peran sebagai seorang guru

Question #2

Bagaimana Anda menghadapi krisis tersebut (coping)? Bagaimana Anda dapat bangkit kembali (recovery) dan bertumbuh (growth) dari krisis tersebut?

Dari pernyataan beliau juga membuat saya lebih banyak berintrospeksi dan lebih lagi mengembangkan diri secara mandiri lewat pelatihan-pelatihan online dan akhirnya pada masa Pandemi Covid saya juga diminta oleh beliau untuk membantu rekan guru lain tentang bagaimana membuat pembelajaran tetap berjalan secara online lewat membuat Google classroom. saya juga menunjukan bahwa saya bisa jadi pendidik yang baik dengan pernah membawa peserta didik kami menjuarai lomba pidato bahasa Inggris serta bidang Studi Bahasa Inggris. saya juga berusaha membangkitkan kepercayaan diri siswa-siswi kami lewat mengikutsertakan dan melatih mereka mengikuti lomba fashion budaya dan kami menjadi juara. saya ingin membuktikan bahwa sekalipun kami bukan sarjana pendidikan tapi kami juga mampu membimbing anak mencapai versi terbaiknya

 Question #3  

Gambarkan diri Anda setelah melewati krisis tersebut.

Apa hal terpenting yang telah Anda pelajari dari krisis tersebut?

Bagaimana dampak pengelolaan krisis tersebut terhadap diri Anda dalam menjalankan peran sebagai pendidik?

 Hal terpenting dari krisis tersebut adalah bahwa, jangan membuat diri terpengaruh dan jatuh terpuruk karena pernyataan negatif dari orang lain. Kita harus menjadikan ketidakyakinan orang akan kemampuan kita itu sebagai batu loncatan untuk membantu diri dalam mengembangkan kemampuan diri menjadi lebih baik lagi sehingga kita pantas dan layak menjadi seorang guru.

Dampak pengelolaan krisis tersebut adalah saya menetapkan pendirian saya agar jangan sampai membiarkan diri saya terintimidasi dengan pernyataan-pernyataan negatif orang lain. Harus tetap berpikir positif, mengendalikan emosi dan tetap sabar dengan segala keraguan orang lain akan kemampuan yang kita miliki dan terus melakukan pengembangan dan improvement terkait pengetahuan dan keterampilan dalam mengajar dan menuntun serta membimbing anak sesuai dengan minat dan bakatnya

   

Question #4

Sebagai pendidik, Anda tentu pernah bertemu murid yang memiliki pemahaman diri, ketangguhan, atau kemampuan membangun hubungan yang positif dengan orang lain. Setujukah Anda bahwa faktor-faktor tersebut membantu ia menjalani proses pembelajaran dengan lebih optimal di sekolah? Jelaskan jawaban Anda dengan bukti atau contoh yang mendukung.

Saya setuju bahwa faktor pemahaman diri, ketangguhan, dan kemampuan membangun hubungan yang positif dengan orang lain yang dimiliki oleh murid mampu membantu mereka menjalani proses pembelajaran dengan lebih optimal.

Sebagai contoh nya sekolah saya ini adalah sekolah kejuruan dengan beberapa program keahlian yaitu peternakan, agronomi dan pengolahan hasil. Anak dengan pemahaman dirinya akan denga sukarela memilih jurusan yang diminatinya. Dengan memilih jurusan sesuai dengan minatnya maka anak tersebut akan semaksimal mungkin belajar setiap kompetensi keahlian diajarkan guru agar Anak tersebut memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang mumpuni dan bisa menekuninya sebagai dasar bagi anak dalam berwirausaha secara mandiri lewat Ilmu dan keterampilan yang telah dipelajarinya sesuai dengan minatnya tersebut.

Selain pemahaman diri, ketangguhan juga merupakan hal penting dalam menyokong anak agar dalam mengoptimalkan proses pembelajaran. ketangguhan dapat membantu anak dalam menghadapi persoalan dan tantangan dalam hidup. Dengan ketangguhan membuat anak menjadi pribadi yang tidak meyerah dalam menghadapi kegagalan. Dalam pendidikan pun anak yang tangguh membuat mereka akan tetap bertekat dan pantang menyerah serta gigih dalam menyelesaikan tantangan dan hambatan dalam belajar serta akan terus memperbaiki diri agar cakap dan terampil dengan pilihan jurusan yang diminatinya.

Secara emotional anak-anak yang memiliki ketangguhan akan cenderung optimis dan berikap positif ketika menemui kegagalan. mereka akan menjadikan kegagalan sebagai bagian dari proses belajar untuk mengoptimalkan keberhasilan mereka.

 Dan yang tak kalah penting dalam sekolah menjalani proses pembelajaran dengan lebih optimal di sekolah adalah kemampuan membangun hubungan yang positif dengan guru, teman sebaya, dan lingkungan

 Jika anak memiliki perasaan nyaman dan terkoneksi secara emosional dengan lingkungan belajar mereka, mereka mempunyai cenderung untuk mencari sokongan saat menghadapi kesulitan dan terlibat secara aktif dalam kegiatan sekolah.

  Question #5  

Dari kedua refleksi di atas, apa yang dapat Bapak/Ibu simpulkan tentang hubungan antara kompetensi sosial dan emosional dengan keberhasilan dalam pengelolaan krisis Anda dan pembelajaran murid Anda?

Hubungan antara kompetensi sosial dan emosional dengan keberhasilan dalam pengelolaan krisis yaitu kemampuan sosial dan emosional yang baik akan menghantarkan anak pada keberhasilan pengelolaan krisis.

Dalam proses pembelajaran sosial dan emosional, pendidik dan peserta didik dilatih agar cakap dalam memahami, menghayati, dan mengelola emosi (kesadaran diri). Jika kompetensi tersebut sudah terpenuhi maka pendidik dan peserta didik dapat mencapai tujuan positif (manajemen diri).

berikutnya, kompetensi sosial dan emosional dapat membuat pendidik dan peserta didik memiliki kemampuan untuk merasakan dan menunjukkan empati kepada sesamanya, atau disebut sebagai tindakan kesadaran sosial.

jika hal-hal tersebut diatas telah terpenuhi, maka akan tercipta suatu kondisi untuk bisa membangun dan mempertahankan hubungan yang positif. Manusia yang bisa mengelola hubungan sosial dan perasaan emosional secara baik akan kapabel dalam menentukan keputusan yang bertanggung jawab.

karena, sebelum menentukan keputusan, mereka pasti sebelumnya akan mempertimbangkan keputusannya itu. Apakah keputusan tersebut membawa akibat yang positif atau negatif pada sesama dan lingkungan sekitarnya.

Pendidik dan peserta didik yang kapabel dalam mengelola perasaan emosional tentu akan memiliki kebijaksanaan dan tidak ego dalam menentukan keputusan. Karena jika, keputusan yang diambil didasari sikap ego atau disaat individu dikendalikan rasa marah, maka akan menakibatkan hal yang negatif di masa mendatang.

seseorang yang mempunyai kompetensi sosial dan emosional yang mumpuni akan sanggup mengatasi krisis dengan bijak, cermat, dan tidak emosional.


Harapan dan Ekspektasi

 Question #6  

Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan sebelumnya, apa yang Anda harapkan untuk pembelajaran selanjutnya ?

Silahkan kemukakan Harapan bagi murid-murid Anda ?

Harapan dan ekspetasi bagi Anak didik saya adalah saya mampu mendedikasikan diri saya sebagai seorang Among yang baik bagi mereka, secara baik mampu mengendalikan emosi di depan maupun di belakang Anak didik saya, dan saya juga mampu melaksanakan proses pembelajaran yang berpihak pada anak, bisa menjadi tempat bagi mereka untuk memperoleh informasi pengetahuan, berdialog terkait persoalan dalam proses pembelajaran di sekolah. Dan yang paling terutama adalah sebagai guru saya bisa berperan sebagai orangtua kedua buat mereka, dan bersikap adil kepada semua anak didik saya.

https://www.youtube.com/@Dominikaine53

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun