Beberapa orang telah diajarkan menulis sejak belia. Namun demikian, sadarkah kalian bahwa setidaknya terdapat 5 prinsip yang dapat diterapkan agar tulisanmu menjadi lebih menarik? Terlebih kelima prinsip ini dapat diterapkan baik di media cetak maupun digital, lho.
Tulisan yang menarik akan mudah dibaca dan dipahami sehingga para pembaca akan mendapatkan intisari dari tulisan secara utuh.Â
Dengan demikian, segala informasi, baik itu yang sifatnya edukatif, hiburan, atau promosi akan menetap di benak pembaca lebih lama.
Kelima prinsip yang akan diulas pada kesempatan ini, sebenarnya merupakan beberapa prinsip yang dipilih dari dua sumber yang berbeda. Sumber yang pertama merupakan 50 prinsip menulis atau writing tools yang ditulis oleh Roy Peter Clark (2008) dari Poynter Institute dan Writing for Digital Media tulisan Brian Carroll (2010).
Langsung saja mari kita ulas!
1. Use Strong Verbs
Penggunaan kata kerja atau predikat yang kuat mampu membuat tulisan Anda berkarakter. Roy Peter Clark (2008) mengatakan bahwa predikat yang kuat mampu menciptakan aksi, menghemat kata, dan mengungkapkan pemain-pemain yang ada. Perhatikan perbedaan kata pada kalimat berikut.
Lemah : Satya menginginkan sebuah rumah mewah
Kuat   : Satya mendambakan sebuah rumah mewah.
Terlihat derajat perbedaannya, bukan?
2. Be Direct
Prinsip menulis berikutnya adalah untuk terus terang dan langsung (direct). Menbaca itu serupa dengan mendengarkan seseorang yang berbicara. Pembicaraan panjang dan bertele-tele akan membuat pendengar bosan. Hal tersebut berlaku pada sebuah tulisan terhadap pembacanya. Jadi, buatlah singkat!
Berikut contoh penulisan singkat langsung, "Matanya memerah. Pembuluh darahnya terlihat jelas. Mengerikan.
3. Be Aware
Prinsip berikutnya merupakan sikap awas dan kesadaran penuh ketika menulis. Menurut Brian Carroll (2010) kesadaran tersebut digunakan agar penulis terhindar dari, plagiarism, stereotyping, oversimplifiying, menggeneralisasi, faulty logic, dan overuse of pronouns.
Beberapa hal tersebut sebaiknya dihindari karena membuat tulisan tidak otentik, membosankan, dan terlalu bias, tidak masuk akal, sulit dipahami.
4. Show and Tell
Prinsip berikutnya merupakan prinsip yang menempatkan pambaca sebagai seorang lawan bicara. Prinsip ini diambil dari tulisan Roy Peter Clark (2008) yang menitik beratkan pada derajat abstraksi sebuah tulisan. Ketika pembaca kesulitan membayangkan objek yang tertulis, maka deskripsi (atau kalimat) dalam tulisan itu masih perlu diperbaiki.
Seperti yang sudah disinggung pada bagian sebelumnya, bahwa membaca itu serupa dengan mendengarkan. Seorang penulis sebaiknya menyediakan cukup kalimat bagi pembaca agar mampu memahami dengan utuh dan tepat.
5. Control the Pace
Masih berdasar pada tulisan Roy Peter Clark (2008), prinsip terakhir adalah mengontrol ritme tulisan. Menentukan ritme tulisan dapat dilakukan dengan menempatkan tanda baca dan panjang kalimat dengan cara-cara tertentu.
Jika ritme tulisan yang ingin dibentuk adalah cepat, maka gaya kalimat pendek atau frasa dapat digunakan. Misalnya, "Ingin menjadi mahasiswa berprestasi? Mudah. Caranya? Ikuti kami."
Namun jika ritme yang ingin dibentuk adalah lambat atau steady maka kalimat panjang dapat digunakan. Misalnya, "Apakah Anda ingin menjadi mahasiswa berprestasi? Jika iya, maka kami punya caranya. Yang Anda perlu lakukan adalah ikuti kami."
Kurang lebih seperti itulah ulasan kita pada kesempatan ini. Kelima prinsip tersebut jika dikombinasikan maka akan berpotensi menjadi rangkaian tulisan yang menarik, berkarakter, dan kuat. Oleh karena itu, selalu asah kemampuan menulis dan jangan takut untuk gagal!
Daftar Pustaka
Clark, Roy Peter. (2008). Writing tools: 55 Essential Strategies for Every Writer. Little, Brown Spark; diakses dari sini atau sini
Carrol, Brian (2010), Writing for Digital Media. New York, NY: Routledge; diakses dari sini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H