Mohon tunggu...
Domenico Wisnu
Domenico Wisnu Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi UAJY

Solus populi suprema lex

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Milenial, Sudah Tahu Tentang Persepsi Belum?

29 September 2020   19:50 Diperbarui: 11 Oktober 2020   20:29 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Persepsi tersebut bersifat subjektif bahkan seorang bersaudara yang dibesarkan di keluarga yang sama mampu memiliki persepsi yang berbeda.

Hai, sobat Kompasiana

Pernahkan kalian berdebat dengan teman mengenai pendapatnya terhadap sikap seorang dosen? Mengenai suatu makna peristiwa dalam berita? Atau bahkan mengenai tata cara menyantap sebuah makanan?

Perbedaan pendapat kalian terhadap sebuah objek atau peristiwa tersebut disebabkan oleh persepsi yang berbeda.

Apa itu persepsi?


Menurut Robert A. Baron dan Paul B. Paulus, persepsi merupakan proses internal aktif dan kreatif yang memungkinkan kita (manusia) memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita (Mulyana, 2017).

Secara sederhana dapat kita pahami sebagai proses pemaknaan segala rangsangan yang kita terima melalui indera tubuh kita. Segala rangsangan yang diterima akan membentuk pemahaman seseorang terhadap dunia yang tinggali.

Oleh karena itu, satu peristiwa yang sama dapat dimaknai berbeda-beda oleh tiap orang. Persepsi tersebut bersifat subjektif bahkan seorang bersaudara yang dibesarkan di keluarga yang sama mampu memiliki persepsi yang berbeda, lho.

Mengapa bisa begitu?

Apa yang menyebabkan persepsi seseorang terhadap satu peristiwa berbeda satu sama lain? Ada banyak faktor yang memperngaruhi persepsi, salah satunya adalah budaya, kepercayaan, nilai yang dinyakini seseorang, dan faktor lingkungan lainnya (tempat kerja, lingkungan bermain, teman-teman, dsb.). Budaya seseorang menentukan kategori (makna) yang digunakan dan makna yang diberikan oleh seseorang terhadap sutu peristiwa (Samovar, 2017).

Seorang karyawan yang bekerja di dalam suatu organisasi yang menjunjung tinggi kedisiplinan akan cenderung ikut memandang kedisiplinan sebagai salah satu nilai yang perlu diperjuangkan. Hal tersebut dapat terjadi karena budaya di lingkungan kerja mempengaruhi cara pandang seorang karyawan tersebut.

Berikut salah beberapa contoh lain budaya menentukan persepsi seseorang  dan kelompok orang terhadap suatu peristiwa.

Bersuara saat sedang makan di Jepang

Gambar: Ilustrasi mencucup mi | www.news.sky.com
Gambar: Ilustrasi mencucup mi | www.news.sky.com

Di Indonesia, seseorang akan terganggu dan menganggap seseorang lain tidak sopan ketika bersuara (mencucup) saat menyantap makanan. Hal itu tidak berlaku di Jepang, lho.

Bahkan ketika seseorang bersuara "slurp" saat mencucup mi dianggap menghargai yang menyediakan makanan tersebut. Masyarakat Jepang percaya bahwa dengan mencucup makanan akan terasa lebih lezat.

Menyisakan makanan di dalam piring di Cina

Gambar: Ilustrasi makanan Cina | www.asiasociety.org
Gambar: Ilustrasi makanan Cina | www.asiasociety.org
Pada umumnya, terutama di Indonesia, menyisakan makanan di atas piring dianggap tidak sopan baik karena tidak menghargai yang memberi atau menandakan bahwa seseorang tidak menikmati makanan yang dihidangkan.

Berbeda dengan masyarakat Indonesia, masyarakat di negara Cina justru percaya ketika seseorang menyisakan makanan di atas piring merupakan pertanda yang baik. Mereka percaya bahwa mereka (tuan rumah) telah memberikan makanan dengan porsi yang cukup tidak kurang bagi tamu.

Baca juga contoh budaya saat makan lainnya dalam artikel aslinya di sini!

Jadi, setelah mempelajari persepsi kita harus mampu menyadari bahwa kehidupan ini dipenuhi oleh beragam budaya yang membentuk beraneka ragam persepsi.

Perbedaan persepsi itu sudah jelas sangat lumrah dan wajar. Pemahaman terhadap perbedaan persepsi yang baik akan membantu kita memahami dunia dalam kehidupan penuh keanekaragaman budaya.

Daftar Pustaka

Mulyana, D. (2017). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosdakarya.

Samovar, Larry A., Richard E. Porter, dan Edwin R. McDaniel. (2017). Communication Between Cultures. Boston, USA: Cengage Learning USA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun