Mohon tunggu...
Nurfahmi Budi Prasetyo
Nurfahmi Budi Prasetyo Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis kalau lagi mood

Penguber kuliner, tertarik politik & penggila bola

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Mampukah Prabowo Wujudkan Kebijakan Strategis bagi Petani Tembakau dan IHT

24 Oktober 2023   21:35 Diperbarui: 26 Oktober 2023   19:46 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Petani tembakau. (Foto: kompas.comMiftahul Huda)

Satu nama yang muncul (diprediksi) bakal berkompetisi dalam perhelatan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 adalah Prabowo Subianto. 

Baru-baru ini Prabowo juga sudah mendeklarasikan nama Bakal Calon Wakil Presidennya (Bacawapres) yakni Gibran Rakabuming Raka. 

Sosok Prabowo identik dengan pemikirannya yang global. Banyak pengamat politik menyebut demikian untuk mengkarakteristik Prabowo.

Hal ini ditunjang dengan pengalaman mentereng Prabowo di kemiliteran. Prabowo bahkan pernah menempuh pendidikan militer di Amerika Serikat. Pergaulannya pun lumayan luas di kancah internasional.

Kendati begitu, saya mengajukan satu nalar kritis kepada Prabowo yang --mungkin bersama Gibran---akan ikut Pilpres 2024. 

Apakah sudut pandang mendunianya Prabowo --yang ingin menempatkan Indonesia dalam posisi strategis internasional-- juga menaruh porsi keberpihakan bagi sektor domestik? Khususnya petani tembakau di Indonesia?

Bagi saya: akan menjadi langkah bagus  jika Prabowo menyusun visi misi membawa Indonesia berdaya saing strategis di level dunia, termasuk melalui peningkatan kesejahteraan petani tembakau. 

Kiranya Indonesia bakal mempunyai peranan strategis di kancah internasional,jika Prabowo kelak terpilih dapat menempatkan prioritas kesejahteraan petani tembakau dan kebijakan Industri Hasil Tembakau (IHT) yang seimbang.

Apalagi telah diketahui bahwa petani tembakau merupakan ujung tombak IHT di Indonesia yang mampu menyumbang selama lima tahun terakhir bagi APBN rata-rata 11%-13%. 

Data terakhir petani tembakau di Indonesia tahun 2017 mencapai 600 ribuan orang lebih. Jumlah petani tersebut tidak dapat dipandang remeh untuk memberikan sumbangan besar bagi perekonomian negara.

Jika Prabowo ingin Indonesia berpengaruh strategis di level dunia. Salah satu aspek yang membuat Indonesia berada di posisi strategis dunia adalah karena memiliki kekuatan ekonomi. 

Salah satu unsur penguat ekonomi Indonesia berasal dari sub-sektor perkebunan adalah tembakau yang menaruh andil besar pada APBN.

Sekali lagi: fakta tersebut perlu dipertimbangan Prabowo dalam menyusun kebijakan bagi petani tembakau dan IHT yang mampu menyokong kesejahteraan. 

Dengan kebijakan yang berpihak pada petani tembakau dan IHT maka Prabowo selangkah telah bersiap menempatkan Indonesia dalam kedudukan strategis di kancah global.

Besar harapan Prabowo dapat mencermati itu. Apalagi rekam jejaknya sebagai mantan Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dan Ketua Dewan Pembina Pemuda Tani Indonesia. 

Pasti Prabowo mengerti bagaimana pentingnya kesejahteraan petani dan kebijakan menguntungkan untuk IHT --kelak jika terpilih sebagai Presiden Indonesia.

Dengan pengalaman di organisasi petani, maka Prabowo seharusnya menyadari bahwa komoditas pertanian bukan sekadar sumber penghasilan ekonomi. Namun juga ada nilai sosial dan budaya meliputinya. Fakta itu pula juga berlaku dalam komoditas perkebunan tembakau.

Prabowo pasti mengetahui bahwa banyak masyarakat di daerah yang masih kerap menggelar tradisi adat terhadap komoditi pertanian ditanamnya. Itu pun terjadi bagi masyarakat di daerah sentra tembakau. Mustahil bila Prabowo  tidak pernah mengetahuinya.

Bahkan ada yang menjadikan bertani komoditas tertentu menjadi usaha turun temurun keluarganya. Termasuk di sini bertani komoditas tembakau. 

Melalui bertani tembakau yang turun temurun inilah maka banyak keluarga petani tetap dapat menyekolahkan anaknya dan memberi makan keluarganya sehari-hari.

Apalagi ternyata tanaman tembakau merupakan komoditas potensial sebagai alternatif ketika di Indonesia mengalami musim kemarau panjang. 

Sederhananya komoditas tanaman tembakau tetap dapat tumbuh berkualitas di musim kering sebab tidak memerlukan banyak air. Justru, menurut keterangan petani tembakau, kualitas daun tembakau makin lebih bagus ketika musim kemarau. 

Informasi fakta ini makin menambah sentralnya sub-sektor perkebunan tembakau sebagai salah satu andalan yang dapat membanggakan Prabowo di mata negara-negara dunia.

Penting rasanya untuk Prabowo memikirkan upaya strategis meningkatkan kesejahteraan petani tembakau. Dengan begitu Indonesia berdaya saing dan strategis di level dunia selaras dengan kesejahteraan petani tembakau maupun kebijakan tepat bagi IHT.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun