Mohon tunggu...
Domas CahyaAnggraeni
Domas CahyaAnggraeni Mohon Tunggu... Lainnya - Hai~ Welcome~

Dibuat guna memenuhi tugas kuliah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Artikel Bahasa Indonesia

26 November 2020   19:50 Diperbarui: 26 November 2020   19:54 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2. Pelanggaran Kesantunan Bebahasa oleh Mahasiswa Kepada Dosen|Twitter, diposting oleh @mintstudies_

Dalam menghubungi dosen atau seseorang yang kita hormati ada baiknya memperhatikan waktu dalam mengirim pesan. Ada baiknya waktu pengiriman pesan berada di antara pukul 07.00-20.00 WIB (disesuaikan dengan zona waktu daerah masing-masing). Terdapat pengecualian jika dosen menghubungi mahasiswa terlebih dahulu di luar jam tersebut, maka sebisa mungkin mahasiswa segera membalas pesan tersebut.

Beberapa aturan-aturan di atas merupakan salah satu panduan dalam kesantunan berbahasa, khususnya di lingkungan kampus.

Dalam lingkungan masyarakat yang majemuk, juga dibutuhkan kesantunan berbahasa. Mayarakat sangatlah luas, beragam, dan memiliki berbagai macam karakteristik, khususnya di daerahnya masing-masing. Masyarakat yang tinggal di daerah Jawa dan Jogjakarta memiliki aturan-aturan tersendiri tentang tata krama dalam berbicara. Masyarakat Jawa mengenal adanya tingkatan berbahasa dalam bahasa Jawa, mulai dari bahasa Jawa Ngoko dan Krama. Bahasa Jawa Ngoko biasanya digunakan untuk berbicara kepada kawan sebaya atau yang lebih muda. Sedangkan bahasa Jawa Krama digunakan ketika seseorang berbicara kepada orang yang lebih tua dan dihormati. Perbedaan cara berbahasa ini merupakan salah satu bentuk penerapan kesantunan berbahasa di lingkungan masyarakat.

Selain itu, masyarakat Jawa sering memberikan nasihat secara samar atau tidak langsung. Masyarakat Jawa menggunakan ungkapan, seperti Aja mangan ning ngarep lawang, mengko angel jodone, yang artinya "Jangan makan di depan pintu, nanti jodohnya susah". Namun, nasehat tersebut memiliki arti tersendiri, yaitu jangan makan di depan pintu karena bisa menghalangi orang yang akan masuk melalui pintu tersebut.

Dari lingkungan masyarakat, kemudian beralih ke lingkup dunia maya atau yang biasa disebut sosial media. Tidak dapat dimungkiri bahwa sosial media memiliki ruang yang lebih luas bagi seseorang untuk berkomunikasi dengan teman, keluarga, bahkan orang asing. Terkadang juga masyarakat dapat dengan mudah mengetahui kegiatan pemerintah ataupun artis yang sedang viral. Namun, dibalik manfaat sosial media, ditemukan banyak sekali pelanggaran kesantunan berbahasa. Padahal kesantunan berbahasa di sosial media dibutuhkan agar tidak menimbulkan konten yang click bait, hate speech atau ujaran kebencian, dan menghindari adanya berita bohong atau hoax.

3.2 Pelanggaran Kesantunan Berbahasa di Lingkungan Keluarga, Kampus, Masyarakat, dan Dunia Maya

Di lingkungan keluarga, orang tua terkadang tidak membiasakan anaknya untuk berbicara "Saya" sehingga ketika beranjak dewasa, seorang anak terbiasa dengan sapaan "Aku". Dalam bahasa formal, "Aku" menimbulkan kesan angkuh dan memaksa lawan bicara untuk mengakui penutur.

Kasus pelanggaran 1 Anak ke Orang tua

Anak   : Aku gak mau makan tempe terus. Bosan!

Tidak dapat dimungkiri ketika berada di lingkungan sekolah, dapat ditemukan beberapa anak memanggil satu sama lain dengan nama orang tuanya. Contohnya si Andi memanggil Budi dengan "Dharma" yang merupakan nama ayah si Budi. Selain pelanggaran antara siswa satu dengan yang lain. Terdapat pelanggaran kesantunan berbahasa anatara siswa ke guru dan guru ke siswa.

Kasus pelanggaran 2 Siswa ke Siswa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun