Mohon tunggu...
Dolla Marshandra
Dolla Marshandra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

memiliki hobi menulis dan Traveling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Artikel Utama

Menuju Pengelolaan Wisata Alam Berkelanjutan

14 Mei 2024   19:33 Diperbarui: 17 Mei 2024   00:07 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wisata berkelanjutan. (Sumber: PIXABAY/RAWPIXEL via kompas.com)

Permohonan UNESCO menemukan sisi baik dan buruk di negara ini. Kegiatan lingkungan hidup nampaknya mendapat angin segar, padahal Gubernur NTT menyatakan semua aspek, termasuk lingkungan hidup, diperhatikan dalam pembangunan.

Pemerintah sebaiknya menjadikan peringatan UNESCO sebagai peringatan ketika menyelenggarakan wisata alam. Pengelolaan wisata satwa liar harus fokus pada kelestarian ekosistem dan bukan semata-mata pada tujuan finansial. 

Keberlanjutan menjaga kelestarian alam sehingga manfaat ekonomi terus berlanjut. Namun jika pengembangan lahan juga mempertimbangkan lingkungan hidup, manfaatnya hanya dapat dilihat dalam jangka pendek.

Potensi wisata alam

Indonesia disebut sebagai zamrud khatulistiwa karena keindahan alam dan keanekaragaman hayatinya. Julukan ini menjadikan beberapa daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara. 

Bali, Wakatobi, Raja Ampat, Lombok, Labuan Bajo atau Bunaken adalah contoh tempat wisata kelas dunia. Pengelolaan modal khusus ini harus diperlakukan sebagai sumber daya tak terbarukan.

Sebelum pandemi COVID-19, pariwisata memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia. Berdasarkan informasi Kementerian Pariwisata, pangsa sektor pariwisata terhadap produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2019 sebesar 4,8 persen. 12,7 orang atau 10 persen dari total penduduk bekerja bekerja di industri pariwisata.

Selain itu, besarnya pendapatan moneter suatu negara tidak dapat dianggap remeh. Pada tahun 2018, mata uang sektor ini sebesar Rp 229 triliun. Kondisi ini menimbulkan keinginan banyak pihak untuk mendapatkan keuntungan finansial dari industri pariwisata.

Daya dukung

Pengelola pariwisata harus mempertimbangkan daya dukung dalam menunjang wisatawan yang berkunjung. 

Konsep daya dukung adalah kemampuan lingkungan hidup dalam menunjang kehidupan manusia, makhluk hidup lain dan keseimbangan antara keduanya (UU Perlindungan dan Pemeliharaan Lingkungan Hidup No. 32 Tahun 2009).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun