Mohon tunggu...
Dola Septiana
Dola Septiana Mohon Tunggu... Penulis - Saya seorang Mahasiswi

Hai, saya tipe orang yang ceria, mudah bergaul dan cukup penuh drama. Saya sangat menyukai menulis puisi, kata-kata, atau bahkan curahan hati. Saya juga suka olahraga, apalagi kalau lagi galau ya, bisa tiap hari nii jogging atau bahkan ngegym. Kalau lagi cape saya sering nangis atau nulis-nulis ga jelas hehehe. Untuk bidang pekerjaan saya lebih ke dalam bidang data-data karna saya teliti. Saya juga seneng kalau bereksplor, nunjukin ide-ide, berbicara depan orang, saya menguasai analisis data. Publik speaking saya bagus, saya tipe yang cepat memahami dan suka ngarang cerita hehehehe. Untuk tulisan saya membaginya menjadi 4 bagian : 1. Artikel tentang pendidikan 2. Diary (Kegalauan) 3. Love (Jatuh Cinta) 4. Cerpen Ok sekian, Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membangun Kembali: Strategi Pemulihan Indonesia Pasca-Krisis 1966

26 Oktober 2024   17:23 Diperbarui: 26 Oktober 2024   18:47 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : https://www.canva.com/

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1966 merupakan salah satu periode paling kelam dalam sejarah perekonomian bangsa. Namun, dari puing-puing kehancuran ekonomi tersebut, Indonesia berhasil bangkit melalui serangkaian kebijakan strategis yang kemudian dikenal sebagai era Orde Baru. Pembelajaran dari masa pemulihan ini masih relevan untuk dikaji hingga saat ini.

A. Latar Belakang Krisis

Menurut Wie (2020), krisis ekonomi 1966 ditandai dengan hiperinflasi yang mencapai 650%, defisit anggaran yang tak terkendali, dan hutang luar negeri yang membengkak. Situasi ini diperparah oleh ketidakstabilan politik pada masa akhir Orde Lama yang mengakibatkan kepercayaan investor menurun drastis.

B. Strategi Pemulihan yang Diterapkan

Menurut Basri (2021) mengidentifikasi tiga pilar utama strategi pemulihan ekonomi yang diterapkan:

1. Stabilisasi Moneter

Stabilitas moneter merujuk pada kondisi di mana nilai uang tetap terjaga dan stabil, yang ditandai dengan inflasi yang rendah dan stabil, serta fluktuasi nilai tukar yang minimal. Dalam konteks ini, stabilitas moneter penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap mata uang suatu negara, mendorong investasi, dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Berikut stabilitas moneter yang diterapkan:

a). Pengendalian inflasi melalui kebijakan moneter ketat

b). Penyesuaian nilai tukar rupiah

c).  Restrukturisasi sistem perbankan

2. Reformasi Struktural

Reformasi struktural merujuk pada serangkaian perubahan yang sistematis dan menyeluruh dalam struktur ekonomi, institusi, dan kebijakan suatu negara. Tujuan dari reformasi ini adalah untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan daya saing ekonomi, serta untuk menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan jangka panjang.

Reformasi Struktural yang diterapkan:

a). Deregulasi sektor perdagangan

b). Liberalisasi investasi asing

c).  Modernisasi sektor pertanian

3. Pembangunan Infrastruktur

Pembangunan infrastruktur merujuk pada proses pembangunan dan pemeliharaan fasilitas fisik dan sistem yang mendukung kegiatan ekonomi dan sosial suatu negara atau daerah. Infrastruktur mencakup berbagai jenis fasilitas yang diperlukan untuk mendukung kehidupan sehari-hari dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Berikut pembangunan infrastuktur yang diterapkan:

a). Fokus pada pembangunan sarana transportasi

b). Pengembangan sistem irigasi

c). Elektrifikasi pedesaan

C. Dampak dan Hasil

Analisis yang dilakukan oleh Tambunan (2023) menunjukkan bahwa strategi pemulihan tersebut menghasilkan:

1. Penurunan inflasi menjadi dua digit dalam waktu 3 tahun

Penurunan inflasi menjadi dua digit dalam waktu tiga tahun pada masa transisi perekonomian Indonesia tahun 1966 adalah bukti keberhasilan pemerintah dalam mengatasi tantangan besar. Kebijakan yang diambil tidak hanya berhasil menstabilkan perekonomian tetapi juga mengembalikan kepercayaan masyarakat dan investor, yang merupakan langkah penting menuju pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Keberhasilan ini menjadi pelajaran berharga bagi pengelolaan ekonomi di masa depan.

2. Pertumbuhan ekonomi rata-rata 7% per tahun selama periode 1968-1973

Pertumbuhan ekonomi rata-rata 7% per tahun selama periode 1968-1973 menunjukkan keberhasilan pemerintah dalam menciptakan fondasi ekonomi yang kuat setelah masa krisis. Keberhasilan ini tidak hanya berdampak positif pada ekonomi tetapi juga membantu memperbaiki kehidupan masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Era ini menjadi salah satu titik balik penting dalam sejarah perekonomian Indonesia yang membawa negara ini menuju pertumbuhan yang lebih berkelanjutan di masa depan.

3. Peningkatan investasi asing langsung (FDI)

Peningkatan investasi asing langsung (FDI) pada masa transisi perekonomian Indonesia tahun 1966 merupakan langkah strategis untuk memulihkan ekonomi. Dengan menciptakan iklim investasi yang baik, Indonesia berhasil menarik modal asing yang sangat dibutuhkan untuk pembangunan. Langkah-langkah ini tidak hanya meningkatkan pertumbuhan ekonomi tetapi juga membawa Indonesia menuju era baru dengan berbagai manfaat jangka panjang bagi perekonomian nasional.

D. Pembelajaran untuk Masa Kini

Menurut Patunru (2022), beberapa pelajaran penting yang dapat diambil:

1. Pentingnya koordinasi kebijakan moneter dan fiscal

Tanpa koordinasi yang baik, kebijakan moneter dan fiskal dapat saling bertentangan, menyebabkan ketidakstabilan ekonomi. Koordinasi yang efektif memungkinkan negara untuk mengelola inflasi, menjaga lapangan kerja, dan memacu pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.

2. Kebutuhan akan reformasi struktural yang komprehensif

Reformasi struktural memungkinkan ekonomi beradaptasi dengan perubahan global dan mengurangi ketergantungan terhadap sektor-sektor tertentu.

3. Peran krusial stabilitas politik dalam pemulihan ekonomi

 Dengan adanya stabilitas politik, pemerintah dapat dengan lebih efektif menerapkan kebijakan-kebijakan ekonomi yang diperlukan untuk mendorong pemulihan dan pertumbuhan ekonomi.

D.  Tantangan dan Kritik

Prawiro (2019) menggarisbawahi beberapa kritik terhadap strategi pemulihan tersebut:

1. Ketergantungan berlebih pada modal asing

Ketergantungan berlebihan berisiko melemahkan kemandirian ekonomi negara. Ketergantungan ini membuat ekonomi rentan terhadap gejolak ekonomi global, nilai tukar, serta kebijakan luar negeri yang dapat merugikan ekonomi domestik.

2. Kesenjangan pembangunan antar daerah

Pembangunan yang terpusat di beberapa daerah atau kota besar telah menyebabkan ketimpangan regional yang cukup signifikan. Daerah-daerah yang tertinggal seringkali kurang mendapatkan investasi, infrastruktur, dan akses ke layanan publik yang memadai, sehingga menyebabkan ketimpangan dalam pertumbuhan ekonomi.


E. Kesimpulan

Pengalaman pemulihan ekonomi Indonesia pasca-krisis 1966 memberikan pembelajaran berharga tentang pentingnya pendekatan komprehensif dalam mengatasi krisis ekonomi. Keberhasilan strategi tersebut tidak lepas dari kombinasi kebijakan ekonomi yang tepat dan stabilitas politik yang mendukung.

Daftar Pustaka

Basri, M. C. (2021). Ekonomi Indonesia: Refleksi dan Pandangan ke Depan. Gramedia Pustaka Utama.

Patunru, A. A. (2022). "Pembelajaran dari Krisis Ekonomi Indonesia." Jurnal Ekonomi Indonesia, 15(2), 45-62.

Prawiro, R. (2019). Reformasi Ekonomi Indonesia: Catatan dari Dalam. Penerbit Kompas.

Tambunan, T. (2023). "Analisis Historis Pemulihan Ekonomi Indonesia." Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, 26(1), 1-20.

Wie, T. K. (2020). Transformasi Ekonomi Indonesia: Teori dan Penemuan Empiris. LIPI Press.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun