Kita masih ingat bahwa setelah Tsunami di Aceh dilaporkan banyak kasus masyarakat yang terinfeksi tetanus. Pasien tetanus biasanya terjadi setelah 4-21 hari setelah masuknya kuman ke dalam tubuh. Pasien akan mengalami kekakuan tangan, badan dan tengkuk dan terasa sakit. Pasien mengalami kaku kuduk.
Selain penyakit tetanus penyakit yang perlu diantisipasi jika berhubungan dengan pembersihan lokasi banjir adalah penyakit leptospirosis. Penyakit ini acap kali muncul setelah banjir.
Penyakit ini terjadi karena pasien tertular melalui paparan dengan kotoran tikus. Penyakit leptospirosis juga dikenal dengan penyakit Weil. Karena memang pasien dengan leptospirosis ini mengalami demam tinggi, menggigil, mual, muntah dan mata, kulit serta buang air kecil berwarna kuning. Karena memang infeksi ini menyerang liver maka sering disebut hepatitis non virus.
Yang menjadi masalah lain adalah komplikasi leptospirosis dapat menyebabkan terjadi gagal ginjal akut, pankreatitis, meningitis dan perdarahan jika infeksi setelah berlangsung sistemik.
Mengingat dampak yang memang tidak kecil masyarakat yang sedang mengalami musibah banjir ini harus dibantu.
Mereka harus dilengkapi dengan alat pelindung diri saat membersihkan bekas banjir, misal dengan sepatu bot, masker, sarung tangan pelindung kepala dan mata. Mengingat bakteri ini bisa masuk dari luka pada kaki dan tangan atau tertelan.
Disenfektan juga harus didistribusikan kepada masyarakat yang akan membersihkan lokasi pasca-banjir.
Untuk para pengungsi harus dijaga bahwa para pengungi tetap dijaga makan dan minumnya, selimut dan alas tidur yang memadai dan berbagai fasilitas protokol Kesehatan seperti, maskes dan sabun atau hand sanitizer untuk menekan penularan infeksi covid-19 dan infeksi lainnya.
Kita semua berharap musibah ini cepat berlalu dan pandemi global Covid-19 juga segera teratasi agar kita bisa beraktifitas seperti biasa walau protokol Kesehatan tetap harus dilaksanakan dengan ketat.
Salam sehat,
Ari F Syam