Mohon tunggu...
Dr.Ari F Syam
Dr.Ari F Syam Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi, Praktisi Klinis,

-Staf Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM (@DokterAri) -Ketua Umum PB Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Perbedaan Virus Zika & DBD, Komplikasi dan Cara Penularannya

4 September 2016   18:27 Diperbarui: 4 September 2016   19:30 1948
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perbedaan utama terjadi pada kelainan darah yang terjadi, pada virus Zika tidak akan terjadi penurunan kadar trombosit. Selain itu Juga pada virus Zika tidak akan terjadi hemokonsentrasi darah yang berakibat terjadinya perdarahan luas pada mukosa dan kulit orang yang mengalami virus demam berdarah. 

Sebenarnya infeksi oleh virus Dengue lebih berbahaya dari pada virus Zika cuma masalahnya jika infeksi virus Zika ini mengenai ibu hamil akan berdampak pada terjadinya kelainan pada janin ibu hamil yang menderita virus Zika tersebut.

Hal ini berdasarkan laporan di luar negeri khususnya di Brasil, penyakit infeksi virus Zika ini dihubungkan dengan bayi dengan kepala yang kecil (mikrosefali). Jadi ibu-ibu yang terinfeksi oleh virus ini saat hamil bisa melahirkan bayi dengan kelainan kepala tadi sehingga perkembangan otaknya menjadi terganggu. Hal ini yang harus diantipasi walau gejalan klinis infeksi ini ringan tapi dampak komplikasinya kalau menginfeksi janin bisa berdampak buruk buat janinnya dikemudian hari.

Masyarakat Indonesia tetap harus mewaspadai kemungkinan terinfeksi oleh virus Zika ini, mengingat laporan-laporan yang ada selama ini infeksi ini pernah ditemui di Indonesia dan kebetulan vektor pembawa penyakit virus ini memang ada di Indonesia yaitu nyamuk Aedes Aegypti yang juga membawa penyakit infeksi demam berdarah dan Chikungunya. Arus masyarakat Indonesia bolak balik ke Singapura juga cukup tinggi, sehingga kita memang harus mengantisipasi.

Begitu pula arus masyarakat Singapura ke Indonesia khususnya Batam juga cukup tinggi. Proses skrining dengan thermal scanner dipintu-pintu masuk Indonesia khususnya para penumpang dari Singapura harus ketat. Kita harus tetap membatasi kasus Zika masuk ke Indonesia. 

Sekali kasus ini ditemukan di Indonesia akan mudah terjangkit secara luas di Indonesia mengingat  nyamuk pembawa virus Zika, nyamuk Aedes Aegypti hampir dapat ditemukan diseluruh Indonesia. Selain itu kesadaran masyarakat Indonesia untuk peduli terhadap keberadaan sarang nyamuk juga kurang.

Ada beberapa fakta menarik lain yang juga harus diantisipasi oleh masyarakat bahwa selain ditularkan melalui nyamuk ternyata virus zika juga bisa ditularkan melalui hubungan seksual, tranfusi darah termasuk transfusi trombosit dan virus menular melalui transmisi langsung dari ibu hamil ke janinnya.

Masyarakat harus dapat mengenali gejala virus Zika  yaitu demam tinggi mendadak, nyeri sendi atau otot, disertai kemerahan di kulit atau rash dibadan punggung dan kaki serta mata merah akibat konjungtivitis. Saat ini memang vaksin untuk virus ini belum ada. 

Tidak ada kendala dalam penanganan infeksi virus Zika. Infeksi oleh virus Zika tidak menyebabkan kematian secara langsung. Pengobatan lebih banyak bersifat suportif, istirahat cukup, banyak minum, jika demam minum obat penurun panas dan tetap mengonsumsi makanan yang bergizi.

Pencegahan sama seperti pencegahan infeksi demam berdarah yaitu pemberantasan sarang nyamuk. Panyakit virus Zika sama seperti infeksi virus demam berdarah yaitu penyakit yang kita bisa tekan kasusnya jika kita dapat melakukan pemberantasan sarang nyamuk temukan jentik dan sosialisasikan  3 M (Mengubur, Mengurus dan Menutup) yang sudah menjadi slogan Kemenkes: Mengubur barang bekas, Menguras tempat penampungan air, Menutup tempat penampungan Air dan pemberian abate.  Mudah2an wabah Zika di Singapura tidak melanda Indonesia.

Salam sehat,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun