Mohon tunggu...
Dr.Ari F Syam
Dr.Ari F Syam Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi, Praktisi Klinis,

-Staf Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM (@DokterAri) -Ketua Umum PB Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Perbedaan Virus Zika & DBD, Komplikasi dan Cara Penularannya

4 September 2016   18:27 Diperbarui: 4 September 2016   19:30 1948
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: www.wise-gringo.com

Wabah Zika di Singapura sudah cukup meresahkan, jumlah kasusnya makin hari makin meningkat dan sudah menembus angka 200 pasien. Kondisi ini diprediksi akan bertambah buruk dalam beberapa hari kedepan. 

Beberapa negara seperti USA, Australia, Korea Selatan dan Taiwan sudah memberikan travel warning bagi masyarakatnya terutama wanita hamil untuk tidak berkunjung ke Singapura. 

Pemerintah Indonesia pun sudah mulai  mengikuti jejak negara lain dengan memberikan travel advisory untuk warga negara Indonesia yang akan berkunjung ke Singapura. Saat ini negara yang paling parah menderita Virus Zika adalah Brasil yang sudah mencapai 30.000 kasus.

Virus Zika sendiri merupakan Flavivirus kelompok Arbovirus bagian dari virus RNA, pertama kali diisolasi tahun 1948 dari monyet di Hutan Zika Uganda, jadi Zika sendiri merupakan nama hutan tempat dimana virus ini berhasil diisolasi. Selanjutnya beberapa negara Afrika, Asia khususnya Asia tenggara, Mikronesia, Amerika Latin, Karibia melaporkan  penemuan virus Zika ini.

Virus Zika sendiri mempunyai 2 genotyping yaitu Afrika dan Asia. Wabah yang terjadi di Amerika latin ternyata berasal dari strain Asia. Laporan dari Singapura atas isolasi virus yang ada juga mendapatkan bahwa virus Zika yang ada di Singapura saat ini dari strain Asia.

Virus Zika ini sendiri penularannya sama seperti virus demam berdarah yaitu oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang menjadi pembawa virus Dengue yang menyebabkan penyakit demam berdarah Dengue. 

Infeksi demam berdarah Dengue sendiri saat ini jumlah kasusnya meningkat di Indonesia yang memang sering terjadi pada musim hujan. Seperti kita ketahui bahwa selain menjadi vektor atau pembawa virus Dengue dan virus Zika, nyamuk ini juga membawa virus Chikungunya.

Apakah perbedaan gejala klinis  antara virus Zika dan virus Dengue?

Seperti infeksi virus pada umumnya pada awal penyakit pasien akan merasakan demam mendadak, lemas, kemerahan pada kulit badan, punggung dan kaki, serta nyeri otot dan sendi. Beda dengan dengan infeksi virus Dengue, pada infeksi ini mata pasien akan merah karena mengalami radang konjungtiva atau konjungtivitis.

Pasien juga akan merasakan sakit kepala. Pemeriksaan laboratorium sederhana biasanya hanya menunjukkan penurunan kadar sel darah putih seperti umumnya infeksi virus lainnya. Berbeda dengan infeksi demam berdarah, infeksi virus Zika tidak menyebabkan penurunan kadar trombosit.  

Masa inkubasi hampir mirip dengan infeksi virus Dengue yaitu beberapa hari sampai satu minggu. Sekilas infeksi virus Zika hampir mirip dengan virus Dengue sehingga adanya infeksi ini sering kali tidak terdeteksi karena umumnya gejalanya ringan. Dengan istirahat dan banyak minum pasien dapat sembuh. Obat-obat yang diberikan hanya bertujuan untuk mengatasi gejala yang timbul yaitu jika gatal diberikan obat gatal dan jika demam diberikan obat demam.

Perbedaan utama terjadi pada kelainan darah yang terjadi, pada virus Zika tidak akan terjadi penurunan kadar trombosit. Selain itu Juga pada virus Zika tidak akan terjadi hemokonsentrasi darah yang berakibat terjadinya perdarahan luas pada mukosa dan kulit orang yang mengalami virus demam berdarah. 

Sebenarnya infeksi oleh virus Dengue lebih berbahaya dari pada virus Zika cuma masalahnya jika infeksi virus Zika ini mengenai ibu hamil akan berdampak pada terjadinya kelainan pada janin ibu hamil yang menderita virus Zika tersebut.

Hal ini berdasarkan laporan di luar negeri khususnya di Brasil, penyakit infeksi virus Zika ini dihubungkan dengan bayi dengan kepala yang kecil (mikrosefali). Jadi ibu-ibu yang terinfeksi oleh virus ini saat hamil bisa melahirkan bayi dengan kelainan kepala tadi sehingga perkembangan otaknya menjadi terganggu. Hal ini yang harus diantipasi walau gejalan klinis infeksi ini ringan tapi dampak komplikasinya kalau menginfeksi janin bisa berdampak buruk buat janinnya dikemudian hari.

Masyarakat Indonesia tetap harus mewaspadai kemungkinan terinfeksi oleh virus Zika ini, mengingat laporan-laporan yang ada selama ini infeksi ini pernah ditemui di Indonesia dan kebetulan vektor pembawa penyakit virus ini memang ada di Indonesia yaitu nyamuk Aedes Aegypti yang juga membawa penyakit infeksi demam berdarah dan Chikungunya. Arus masyarakat Indonesia bolak balik ke Singapura juga cukup tinggi, sehingga kita memang harus mengantisipasi.

Begitu pula arus masyarakat Singapura ke Indonesia khususnya Batam juga cukup tinggi. Proses skrining dengan thermal scanner dipintu-pintu masuk Indonesia khususnya para penumpang dari Singapura harus ketat. Kita harus tetap membatasi kasus Zika masuk ke Indonesia. 

Sekali kasus ini ditemukan di Indonesia akan mudah terjangkit secara luas di Indonesia mengingat  nyamuk pembawa virus Zika, nyamuk Aedes Aegypti hampir dapat ditemukan diseluruh Indonesia. Selain itu kesadaran masyarakat Indonesia untuk peduli terhadap keberadaan sarang nyamuk juga kurang.

Ada beberapa fakta menarik lain yang juga harus diantisipasi oleh masyarakat bahwa selain ditularkan melalui nyamuk ternyata virus zika juga bisa ditularkan melalui hubungan seksual, tranfusi darah termasuk transfusi trombosit dan virus menular melalui transmisi langsung dari ibu hamil ke janinnya.

Masyarakat harus dapat mengenali gejala virus Zika  yaitu demam tinggi mendadak, nyeri sendi atau otot, disertai kemerahan di kulit atau rash dibadan punggung dan kaki serta mata merah akibat konjungtivitis. Saat ini memang vaksin untuk virus ini belum ada. 

Tidak ada kendala dalam penanganan infeksi virus Zika. Infeksi oleh virus Zika tidak menyebabkan kematian secara langsung. Pengobatan lebih banyak bersifat suportif, istirahat cukup, banyak minum, jika demam minum obat penurun panas dan tetap mengonsumsi makanan yang bergizi.

Pencegahan sama seperti pencegahan infeksi demam berdarah yaitu pemberantasan sarang nyamuk. Panyakit virus Zika sama seperti infeksi virus demam berdarah yaitu penyakit yang kita bisa tekan kasusnya jika kita dapat melakukan pemberantasan sarang nyamuk temukan jentik dan sosialisasikan  3 M (Mengubur, Mengurus dan Menutup) yang sudah menjadi slogan Kemenkes: Mengubur barang bekas, Menguras tempat penampungan air, Menutup tempat penampungan Air dan pemberian abate.  Mudah2an wabah Zika di Singapura tidak melanda Indonesia.

Salam sehat,

Dr.Ari Fahrial Syam

Praktisi klinis

Ketua PAPDI Jaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun