Mohon tunggu...
Yoseph Samodra
Yoseph Samodra Mohon Tunggu... profesional -

dokter, blogger, dan calon PhD (Perfect husband and Daddy)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Google Translate untuk Meningkatkan Nilai AcEPT

5 Desember 2015   16:31 Diperbarui: 5 Desember 2015   19:25 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemampuan Google translate untuk menerjemahkan kata-kata berbahasa Inggris ke Bahasa Indonesia cukup baik. Jangankan satu atau dua kata, beberapa paragraf bahkan keseluruhan halaman website pun bisa diterjemahkan. Namun, jika menyangkut kemaknaan, maka hasilnya dapat melenceng jauh dari makna yang sebenarnya.

Lost in translation

Saya ingin mengingatkan bahwa menerjemahkan suatu tulisan (berita, jurnal, atau sekedar kalimat bahkan frasa) tidak sekedar menerjemahkan masing-masing kata penyusunnya lalu disandingkan dalam urutan yang nampak logis. Menerjemahkan tentu tak boleh melupakan inti makna yang ingin disampaikan penulis aslinya. Salah menerjemahkan bisa menyesatkan.

Google translate sering melakukan kesalahan ini. Agak bisa dimaklumi karena yang menerjemahkan adalah mesin. Penerjemahan robotik yang dulunya sudah kita kenal melalui berbagai aplikasi/software penerjemahan seperti Trans Tool. Jika menyangkut penerjemahan dengan susunan kata yang belum diajarkan pada sang mesin, maka alhasil terjemahannya dapat menyesatkan. Google translate yang sudah memiliki fitur untuk menerima masukan terjemahan yang lebih baik dari penggunanya pun masih belum bisa memberikan hasil yang memuaskan, terutama untuk karya-karya ilmiah yang kaya akan jargon. Terjemahan Google translate kadang menyesatkan. Lost in translation by Google translate.

Kegunaan Google translate

Bukan hanya dari bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia, Google translate (berusaha untuk) mampu menerjemahkan dari dan ke banyak bahasa lainnya. Bahkan Google translate sudah mampu mengenali bahasa sumber yang diketikkan atau di-paste di kolom input.

Manfaat Google translate terasa buat para pelancong bertas punggung (backpack traveller alias backpacker) yang kurang lancar berbahasa asing. Ketika misalnya ingin berkomunikasi dengan penduduk lokal yang berbahasa asing kini bisa mengandalkan Google translate alih-alih kamus konvensional atau buku semacam “Panduan Percakapan Bahasa XXX Sehari-hari”. Sehingga untuk berkenalan, menanyakan arah, serta mengucapkan terima kasih dan selamat tinggal dalam berbagai bahasa kini relatif lebih mudah dilakukan.

Untuk belajar bahasa asing secara lebih mendalam, Google translate juga memiliki potensi manfaat yang besar. Jika ingin menjadikan Google translate sebagai pengganti kamus sebagai teman belajar bahasa Inggris tentu tetap harus berhati-hati.

Kemampuan Bahasa Inggris Mahasiswa S2

Kemampuan bahasa Inggris telah menjadi salah satu bagian penting pendidikan tinggi di Indonesia, terlebih untuk meraih gelar Magister. Banyak mahasiswa S2 yang belum memenuhi standar minimal nilai kemampuan berbahasa Inggris, sehingga perlu banyak bantuan dan terus belajar. Di UGM, salah satu skor yang dipakai untuk menilai kecakapan berbahasa Inggris adalah AcEPT. Ketika mulai berkuliah, mahasiswa yang belum memenuhi standar tertentu diminta membuat surat pernyataan untuk memenuhi syarat tersebut sebelum ujian proposal tesisnya.

Banyak yang merasa terbantu oleh Google translate dalam berkuliah di S2 UGM. Jurnal, artikel, maupun buku teks yang berbahasa Inggris dapat dengan mudah diubah menjadi berbahasa Indonesia. Kemampuan membaca cepat, dengan melompat-lompat dari satu kata kunci ke kata kunci lain, sudah menjadi ketrampilan lain yang melengkapi generasi digital ini.

Namun yang menjadi masalah adalah ketika tugas ilmiah dikerjakan hanya dengan bantuan Google translate, tanpa diedit lagi, hanya diinput, lalu hasil terjemahan mesin pintar itu yang disalin ke lembar kerjanya dan dimasukka sebagai tugas. Dijamin dosen atau petugas pemeriksa tugasnya akan mengenali bahwa tugas tersebut kemungkinan besar adalah hasil kerja Google translate, bukan hasil kerja mahasiswa bersangkutan. Jadi Google translate tetaplah sebagai alat bantu, bagaikan pisau yang dapat bermanfaat maupun mencelakakan.

Jika mahasiswa yang belum lulus AcEPT menganggap sering menggunakan Google translate akan meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya, maka pendapat tersebut dapat menjadi benar jika disertai dengan usaha lain. Usaha lain yang dapat dilakukan adalah dengan membaca hasil terjemahan Google translate dan membandingkannya dengan teks aslinya. Jika terjemahan salah satu kalimat setidaknya terasa enak dan mudah dipahami mungkin hasil translate untuk kalimat tertentu itu adalah tepat.

Jika terasa janggal dan tidak alami, berarti ada yang harus diperbaiki. Dengan masa belajar bahasa Inggris sejak jaman SMP/SLTP, tentu diharapkan bisa dikenali letak salahnya dimana, dan dilakukan perubahan semampunya. Jika usaha sederhana tersebut rutin dilakukan, lama kelamaan memang akan meningkatkan kemampuan bahasa Inggris. Sehingga ketika diuji dengan AcEPT akan memberi hasil yang meningkat dibanding sebelumnya. Selamat belajar bahasa Inggris (sekaligus meningkatkan nilai dan lulus AcEPT) dengan bantuan Google translate.

 

Yogyakarta, 20151205, sebagian diketik dengan satu tangan saja, tangan sebelah megang bayi cantik.

@dokteryoseph #banyakbaca

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun