Namun yang menjadi masalah adalah ketika tugas ilmiah dikerjakan hanya dengan bantuan Google translate, tanpa diedit lagi, hanya diinput, lalu hasil terjemahan mesin pintar itu yang disalin ke lembar kerjanya dan dimasukka sebagai tugas. Dijamin dosen atau petugas pemeriksa tugasnya akan mengenali bahwa tugas tersebut kemungkinan besar adalah hasil kerja Google translate, bukan hasil kerja mahasiswa bersangkutan. Jadi Google translate tetaplah sebagai alat bantu, bagaikan pisau yang dapat bermanfaat maupun mencelakakan.
Jika mahasiswa yang belum lulus AcEPT menganggap sering menggunakan Google translate akan meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya, maka pendapat tersebut dapat menjadi benar jika disertai dengan usaha lain. Usaha lain yang dapat dilakukan adalah dengan membaca hasil terjemahan Google translate dan membandingkannya dengan teks aslinya. Jika terjemahan salah satu kalimat setidaknya terasa enak dan mudah dipahami mungkin hasil translate untuk kalimat tertentu itu adalah tepat.
Jika terasa janggal dan tidak alami, berarti ada yang harus diperbaiki. Dengan masa belajar bahasa Inggris sejak jaman SMP/SLTP, tentu diharapkan bisa dikenali letak salahnya dimana, dan dilakukan perubahan semampunya. Jika usaha sederhana tersebut rutin dilakukan, lama kelamaan memang akan meningkatkan kemampuan bahasa Inggris. Sehingga ketika diuji dengan AcEPT akan memberi hasil yang meningkat dibanding sebelumnya. Selamat belajar bahasa Inggris (sekaligus meningkatkan nilai dan lulus AcEPT) dengan bantuan Google translate.
Â
Yogyakarta, 20151205, sebagian diketik dengan satu tangan saja, tangan sebelah megang bayi cantik.
@dokteryoseph #banyakbaca