Mohon tunggu...
Iwan Berri Prima
Iwan Berri Prima Mohon Tunggu... Dokter - Pejabat Otoritas Veteriner

Dokter Hewan | Pegiat Literasi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Refleksi Sektor Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasional Tahun 2024

26 Desember 2024   06:18 Diperbarui: 26 Desember 2024   18:29 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Salah satu peternakan Kambing di Bintan, Prov Kepri (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Tahun 2024 akan segera berlalu. Meski pergantian tahun merupakan hal yang lumrah, namun tahun 2024 tampaknya menjadi periode penting bagi sektor peternakan dan kesehatan hewan di Indonesia, ditandai dengan berbagai inisiatif dan tantangan yang mempengaruhi ketahanan pangan, kesejahteraan peternak, dan kesehatan masyarakat.

Berikut adalah catatan penting, refleksi sektor peternakan dan kesehatan hewan sepanjang tahun 2024

Pertama, Pemulihan Pasca Wabah Penyakit.

Setelah menghadapi wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) serta Lumpy Skin Disease (LSD) pada tahun-tahun sebelumnya, upaya pemulihan terus dilakukan.

Di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah misalnya, kondisi peternakan dilaporkan stabil, dengan semangat peternak yang kembali tumbuh.

Meskipun di beberapa daerah lainnya masih menghadapi kasus serupa, tetapi paling tidak, upaya untuk kebangkitan peternak mulai dirasakan sepanjang tahun 2024. Bahkan, penjualan hewan kurban tahun 2024 juga menunjukkan angka yang positif.

Selain itu, upaya pengentasan kemiskinan ekstrem juga menjadi prioritas pemerintah daerah, salah satunya melalui peran penting sektor peternakan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sehingga sepanjang 2024 , peternakan masih menjadi salah satu penggerak roda perekonomian masyarakat di perdesaan.

Kedua, Sinergi dengan Organisasi Internasional.

Pemerintah Indonesia, melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, menekankan pentingnya sinergi dengan organisasi internasional guna mendukung kebijakan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan. 

Kebijakan ini akan menjadi fondasi untuk meningkatkan produktivitas peternakan, kesejahteraan peternak, dan ketahanan pangan nasional dalam lima tahun ke depan. 

Ketiga, Peningkatan Konsumsi Protein Hewani.

Program Makan Bergizi Gratis yang direncanakan untuk tahun 2025 menargetkan sekitar 22,5 juta siswa, dengan 60% komoditas berasal dari peternakan. 

Hal ini menunjukkan peran penting sektor peternakan dalam mendukung program pemerintah untuk meningkatkan konsumsi protein hewani berkualitas, yang diharapkan dapat menciptakan generasi emas Indonesia.

Selanjutnya, Sektor kesehatan hewan juga berperan penting guna menjaga agar produk pangan asal hewan yang akan dikonsumsi masyarakat dalam kondisi Aman, Sehat, utuh dan halal (ASUH).

Keempat, Tantangan Ketergantungan Impor.

Sepanjang 2024, Indonesia masih mengandalkan 80% impor susu untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri serta mendukung program minum susu dan makan bergizi.

Namun, Komitmen menteri Pertanian akan membatasi importasi. Sehingga Kementerian Pertanian mendorong investasi di bidang usaha pembibitan sapi dan budidaya sapi perah untuk mengurangi ketergantungan ini. 

Artinya, tahun 2024 juga dapat ditandai sebagai tahun mulai bangkitnya peternakan dalam negeri. Bahkan, sektor pertanian masih terbuka lebar untuk investasi, dengan beberapa bidang usaha yang diprioritaskan dan mendapat fasilitas pengurangan pajak penghasilan (Tax Allowance), salah satunya peternakan sapi potong dan sapi perah.

Oleh sebab itu, sinergi yang baik antar pemangku kebijakan, sangat dibutuhkan. Terutama bersama Badan Karantina Indonesia (Barantin) untuk menjaga kesehatan hewan, khususnya hewan ternak di berbagai wilayah.

Kelima, Inisiatif Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Di berbagai daerah, Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan tahun 2024 dilaksanakan dengan berbagai kegiatan, seperti gerakan minum susu bersama, vaksinasi rabies, dan expo peternakan.

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya sektor peternakan dalam penyediaan protein hewani dan kesejahteraan peternak. 

Keenam, Kolaborasi Internasional dalam Kesehatan Hewan.

Program Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP) memberikan kontribusi signifikan dalam mengatasi tantangan ketahanan kesehatan, terutama dalam kesehatan hewan di Indonesia. Dukungan yang berkelanjutan, termasuk pada sepanjang tahun 2024, komitmen pelaksanaan kegiatan ini terus berlanjut. 

Ketujuh, Persiapan Menuju RPJMN 2025-2029.

Kebijakan pembangunan di subsektor peternakan pada tahun 2025 sangat ditekankan karena merupakan awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. Kebijakan ini akan menjadi fondasi untuk meningkatkan produktivitas peternakan, kesejahteraan peternak, dan ketahanan pangan nasional dalam lima tahun ke depan. 

Dengan demikian, tahun 2024 merupakan periode dengan berbagai inisiatif dan tantangan bagi sektor kesehatan hewan di Indonesia.

Upaya pemulihan pasca wabah penyakit, sinergi dengan organisasi internasional, peningkatan konsumsi protein hewani, dan dorongan investasi di sektor peternakan menjadi fokus utama.

Dengan persiapan menuju RPJMN 2025-2029, diharapkan sektor ini dapat terus berkembang, meningkatkan kesejahteraan peternak, dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional. Semoga!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun