Mohon tunggu...
Iwan Berri Prima
Iwan Berri Prima Mohon Tunggu... Dokter - Pejabat Otoritas Veteriner

Dokter Hewan | Pegiat Literasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Universitas Lambung Mangkurat Akan Membuka Prodi Kedokteran Hewan, Bagaimana Peluangnya?

25 Desember 2024   05:39 Diperbarui: 25 Desember 2024   05:39 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita patut memberikan apresiasi atas rencana pembukaan Program studi (Prodi) Kedokteran Hewan baru di Kalimantan. Tepatnya di Universitas Lambung Mangkurat Kalimantan Selatan (Kalsel).

Pasalnya, hingga saat ini di Pulau Kalimantan belum ada satupun kampus yang membuka Prodi Kedokteran Hewan.

Program Studi Kedokteran Hewan yang akan dibuka rencananya akan berada pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) universitas Lambung Mangkurat (ULM) di Banjarmasin.

 

Sebagaimana dilansir dari infopublik.id, Rektor ULM Banjarmasin, Profesor Achmad Alim Bachri, pada Selasa (24/12) mengatakan proses pengajuan perizinan Prodi Kedokteran Hewan sudah dilakukan. Saat ini sedang dalam proses perizinan dan dimulai dengan proses lokakarya dengan nara sumber ketua Asosiasi Fakultas Kedokteran Indonesia dan Ketua Umum Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia.

Sementara itu, Dekan FKIK ULM, Prof Syamsul Arifin menjelaskan, pendirian program ini didasarkan pada kebutuhan strategis Kalsel sebagai jalur transit utama distribusi hewan dari berbagai daerah, termasuk Pulau Jawa, Sulawesi, dan wilayah Kalimantan lainnya. Dampaknya, Kalsel menghadapi risiko zoonosis (penyakit hewan yang dapat menular ke manusia) yang tinggi, sehingga diperlukan tenaga profesional di bidang kedokteran hewan. Jika prosesnya lancar, maka diharapkan mulai semester tahun 2025 sudah dapat menerima mahasiswa baru.

Pembukaan program studi kedokteran hewan di Indonesia merupakan langkah strategis yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan nasional akan tenaga dokter hewan.

Data terbaru menunjukkan bahwa Indonesia mengalami kekurangan signifikan dalam jumlah dokter hewan yang tersedia, sementara permintaan akan layanan kesehatan hewan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan sektor peternakan, meningkatnya kepemilikan hewan kesayangan, dan kebutuhan akan pengawasan kesehatan hewan liar serta keamanan pangan asal hewan.

Kekurangan Dokter Hewan di Indonesia

Menurut Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI), jumlah dokter hewan yang terdaftar hingga saat ini sekitar 15.000 orang. Sementara itu, kebutuhan ideal dokter hewan di seluruh Indonesia diperkirakan mencapai 50.000 orang untuk memenuhi layanan kesehatan hewan secara optimal di berbagai sektor. Artinya, saat ini Indonesia masih kekurangan sekitar 35.000 dokter hewan.

Kekurangan ini berdampak pada berbagai aspek, termasuk terbatasnya layanan kesehatan hewan di daerah-daerah tertentu. 

Sebagai contoh, hanya 21% kecamatan yang memiliki Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) aktif. Dengan jumlah kecamatan sebanyak 7.094, idealnya diperlukan sekitar 3.547 Puskeswan, namun saat ini baru tersedia sekitar 1.800 unit. Keterbatasan ini menunjukkan bahwa banyak wilayah yang belum terlayani dengan baik dalam hal kesehatan hewan.

Pentingnya Pembukaan Program Studi Kedokteran Hewan

Untuk mengatasi kekurangan tersebut, pembukaan program studi kedokteran hewan di berbagai universitas menjadi sangat krusial. Saat ini, terdapat 13 universitas yang memiliki fakultas atau program studi kedokteran hewan.  

Dengan kebutuhan tambahan sekitar 35.000 dokter hewan, diperlukan penambahan minimal 5.000 dokter hewan setiap tahun agar dalam 5 hingga 10 tahun ke depan kebutuhan tersebut dapat terpenuhi. Untuk mencapai target tersebut, idealnya diperlukan minimal 20 universitas yang memiliki program studi kedokteran hewan.

Pembukaan program studi baru tidak hanya akan meningkatkan jumlah lulusan dokter hewan, tetapi juga memastikan distribusi tenaga dokter hewan yang lebih merata di seluruh Indonesia. 

Sehingga pembukaan prodi kedokteran hewan di beberapa daerah, seperti Kalsel, Lampung, Gorontalo dan daerah lainnya, diharapkan dapat mencetak sumber daya manusia dokter hewan yang berkompeten dan unggul, baik untuk kebutuhan regional, nasional, maupun internasional.

Dampak Positif bagi Sektor Peternakan dan Kesehatan Masyarakat

Penambahan jumlah dokter hewan melalui pembukaan program studi baru akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi sektor peternakan dan kesehatan masyarakat. Dokter hewan memainkan peran penting dalam memastikan kesehatan ternak, yang pada gilirannya berkontribusi pada peningkatan produksi dan kualitas hasil peternakan. Selain itu, mereka juga berperan dalam pengawasan kesehatan hewan kesayangan, satwa liar, dan keamanan pangan asal hewan, yang semuanya berdampak langsung pada kesehatan masyarakat.

Dengan jumlah dokter hewan yang memadai, pengendalian penyakit zoonosis---penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia---dapat dilakukan lebih efektif. Hal ini penting untuk mencegah wabah penyakit yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat dan merugikan perekonomian.

Tantangan dan Rekomendasi

Meskipun pembukaan program studi kedokteran hewan merupakan langkah penting, terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah memastikan kualitas pendidikan yang sesuai dengan standar nasional dan internasional. Selain itu, perlu adanya upaya untuk menarik minat calon mahasiswa agar tertarik menekuni profesi dokter hewan, mengingat peran strategis yang akan mereka emban di masa depan.

Pemerintah, institusi pendidikan, dan organisasi profesi perlu berkolaborasi dalam merumuskan kebijakan dan strategi yang efektif untuk meningkatkan jumlah dan kualitas dokter hewan di Indonesia. Hal ini termasuk penyediaan fasilitas pendidikan yang memadai, kurikulum yang relevan dengan kebutuhan industri, serta program magang dan pelatihan yang dapat meningkatkan kompetensi lulusan.

Dengan demikian, pembukaan program studi kedokteran hewan di Indonesia adalah langkah strategis yang harus segera direalisasikan untuk mengatasi kekurangan tenaga dokter hewan yang signifikan.

Dengan meningkatkan jumlah universitas yang menawarkan program ini, diharapkan kebutuhan akan dokter hewan dapat terpenuhi dalam waktu yang lebih singkat, sehingga layanan kesehatan hewan di seluruh Indonesia dapat ditingkatkan. Hal ini tidak hanya akan berdampak positif pada sektor peternakan dan kesehatan hewan, tetapi juga pada kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Semoga!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun