Sebagai contoh, hanya 21% kecamatan yang memiliki Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) aktif. Dengan jumlah kecamatan sebanyak 7.094, idealnya diperlukan sekitar 3.547 Puskeswan, namun saat ini baru tersedia sekitar 1.800 unit. Keterbatasan ini menunjukkan bahwa banyak wilayah yang belum terlayani dengan baik dalam hal kesehatan hewan.
Pentingnya Pembukaan Program Studi Kedokteran Hewan
Untuk mengatasi kekurangan tersebut, pembukaan program studi kedokteran hewan di berbagai universitas menjadi sangat krusial. Saat ini, terdapat 13 universitas yang memiliki fakultas atau program studi kedokteran hewan. Â
Dengan kebutuhan tambahan sekitar 35.000 dokter hewan, diperlukan penambahan minimal 5.000 dokter hewan setiap tahun agar dalam 5 hingga 10 tahun ke depan kebutuhan tersebut dapat terpenuhi. Untuk mencapai target tersebut, idealnya diperlukan minimal 20 universitas yang memiliki program studi kedokteran hewan.
Pembukaan program studi baru tidak hanya akan meningkatkan jumlah lulusan dokter hewan, tetapi juga memastikan distribusi tenaga dokter hewan yang lebih merata di seluruh Indonesia.Â
Sehingga pembukaan prodi kedokteran hewan di beberapa daerah, seperti Kalsel, Lampung, Gorontalo dan daerah lainnya, diharapkan dapat mencetak sumber daya manusia dokter hewan yang berkompeten dan unggul, baik untuk kebutuhan regional, nasional, maupun internasional.
Dampak Positif bagi Sektor Peternakan dan Kesehatan Masyarakat
Penambahan jumlah dokter hewan melalui pembukaan program studi baru akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi sektor peternakan dan kesehatan masyarakat. Dokter hewan memainkan peran penting dalam memastikan kesehatan ternak, yang pada gilirannya berkontribusi pada peningkatan produksi dan kualitas hasil peternakan. Selain itu, mereka juga berperan dalam pengawasan kesehatan hewan kesayangan, satwa liar, dan keamanan pangan asal hewan, yang semuanya berdampak langsung pada kesehatan masyarakat.
Dengan jumlah dokter hewan yang memadai, pengendalian penyakit zoonosis---penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia---dapat dilakukan lebih efektif. Hal ini penting untuk mencegah wabah penyakit yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat dan merugikan perekonomian.
Tantangan dan Rekomendasi
Meskipun pembukaan program studi kedokteran hewan merupakan langkah penting, terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah memastikan kualitas pendidikan yang sesuai dengan standar nasional dan internasional. Selain itu, perlu adanya upaya untuk menarik minat calon mahasiswa agar tertarik menekuni profesi dokter hewan, mengingat peran strategis yang akan mereka emban di masa depan.
Pemerintah, institusi pendidikan, dan organisasi profesi perlu berkolaborasi dalam merumuskan kebijakan dan strategi yang efektif untuk meningkatkan jumlah dan kualitas dokter hewan di Indonesia. Hal ini termasuk penyediaan fasilitas pendidikan yang memadai, kurikulum yang relevan dengan kebutuhan industri, serta program magang dan pelatihan yang dapat meningkatkan kompetensi lulusan.
Dengan demikian, pembukaan program studi kedokteran hewan di Indonesia adalah langkah strategis yang harus segera direalisasikan untuk mengatasi kekurangan tenaga dokter hewan yang signifikan.
Dengan meningkatkan jumlah universitas yang menawarkan program ini, diharapkan kebutuhan akan dokter hewan dapat terpenuhi dalam waktu yang lebih singkat, sehingga layanan kesehatan hewan di seluruh Indonesia dapat ditingkatkan. Hal ini tidak hanya akan berdampak positif pada sektor peternakan dan kesehatan hewan, tetapi juga pada kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Semoga!