Mohon tunggu...
Iwan Berri Prima
Iwan Berri Prima Mohon Tunggu... Dokter - Pejabat Otoritas Veteriner

Dokter Hewan | Pegiat Literasi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Peranan Pusat Kesehatan Hewan di Jakarta

16 November 2024   07:10 Diperbarui: 16 November 2024   07:12 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hewan peliharaan. (Pexels via Kompas.com)

Salah satu alasan utama mengapa pusat kesehatan hewan sangat diperlukan di Jakarta adalah untuk menjaga kesehatan hewan peliharaan. Jakarta memiliki populasi hewan peliharaan yang terus berkembang. 

Menurut data dari Asosiasi Peternak dan Pecinta Hewan Indonesia (APPI), jumlah hewan peliharaan di Jakarta mencapai sekitar 3 juta ekor pada tahun 2023, dengan sebagian besar terdiri dari anjing, kucing, dan beberapa jenis hewan eksotik lainnya.

Hewan peliharaan yang tidak mendapatkan perawatan medis yang memadai berisiko mengalami penyakit yang bisa menular ke manusia, seperti rabies, leptospirosis, dan toxoplasmosis. 

Selama ini, Puskeswan di Jakarta berperan untuk memberikan vaksinasi rutin, pemeriksaan kesehatan, serta perawatan untuk hewan yang sakit atau terluka. 

Sehingga keberadaan Puskeswan diharapkan mampu mendeteksi potensi penyebaran penyakit zoonosis (penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia). 

Sebagai contoh, rabies yang masih menjadi ancaman di Indonesia, termasuk di Jakarta, dapat dicegah dengan vaksinasi hewan peliharaan yang rutin.

Berdasarkan laporan dari Kementerian Kesehatan RI, sebanyak 100 hingga 200 orang meninggal akibat rabies setiap tahun di Indonesia, sebagian besar disebabkan oleh gigitan anjing yang terinfeksi.

Pengendalian Penyakit Menular

Selain mengatasi masalah kesehatan hewan peliharaan, pusat kesehatan hewan juga memiliki peranan penting dalam pengendalian penyakit menular di kota besar. 

Jakarta adalah kota dengan kepadatan penduduk yang tinggi, sehingga jika terjadi wabah penyakit hewan, bisa sangat berisiko bagi kesehatan masyarakat. Penyakit yang ditularkan dari hewan, seperti flu burung (H5N1) pada unggas atau brucellosis pada sapi, dapat dengan mudah menyebar jika tidak segera ditangani.

Pada tahun 2005, Indonesia sempat mengalami wabah flu burung yang sangat meresahkan, dan Jakarta sebagai pusat aktivitas ekonomi dan perdagangan unggas, menjadi salah satu episentrum penyebarannya. Dalam menghadapi potensi risiko wabah lainnya, pusat kesehatan hewan di Jakarta akan memainkan peran penting dalam menyediakan fasilitas pemeriksaan, pengobatan, serta vaksinasi pada hewan ternak dan unggas yang ada di kota ini. 

Pemeriksaan rutin terhadap populasi hewan di Jakarta dapat mencegah terjadinya penyebaran penyakit menular yang dapat merugikan kesehatan masyarakat dan merusak sektor peternakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun