Akhir-akhir ini fenomena munculnya ular di sekitar perumahan kembali marak. Di Perumahan Mahkota Alam Raya, Kota Tanjungpinang misalnya, ular jenis Kobra dilaporkan masuk ke dalam rumah warga pada Rabu (18/09/2024).Â
Kejadian serupa juga terjadi di Tegal, Jawa Tengah. Bahkan, Seorang bocah dikabarkan meninggal dunia akibat digigit ular berbisa jenis weling. Disebutkan, ia dipatuk ular weling yang bersembunyi di bawah mesin cuci di rumahnya di Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal pada Kamis (12/09/2024).
Sementara itu, dalam laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagaimana diberitakan Mediaindonesia.com (18/09/2024), WHO juga telah menyatakan telah terjadi peningkatan gigitan ular di berbagai tempat di dunia. Salah satunya adalah di India.
Di India, tercatat 58.000 orang meninggal akibat gigitan ular setiap tahunnya, sementara negara tetangganya Bangladesh dan Pakistan juga terkena dampak yang serius.
Selain itu, WHO juga mencatat sekitar 2,7 juta orang setiap tahunnya mengalami gigitan ular berbisa, dengan jumlah kematian yang diperkirakan mencapai 138.000 orang.
Selanjutnya, WHO juga memperingatkan akan adanya ancaman terkait kekurangan penawar bisa ular.Â
Penyebabnya, angka gigitan ular yang menewaskan puluhan ribu orang setiap tahun, serta diperburuk oleh banjir akibat iklim di sejumlah negara menyebabkan permintaan penawar racun sangat meningkat, sedangkan produsen penawar bisa ular, sangat terbatas. Bahkan, sejumlah perusahaan sejak tahun 1980-an telah menghentikan produksi penawar bisa racun ular.
Dampak Gigitan Ular
Gigitan ular dapat memiliki berbagai dampak yang serius pada manusia, tergantung pada jenis ular, lokasi gigitan, dan seberapa cepat penanganan medis diberikan. Berikut adalah beberapa dampaknya:Â
Pertama, Dampak Fisik. Gigitan ular menyebabkan terjadinya Nyeri dan bengkak di area gigitan dan di beberapa kasus, sering munculnya luka dan pendarahan serta Kram otot dan kelemahan.
Kedua, Reaksi Sistemik. Adanya Mual dan muntah, Kesulitan bernapas dan Pusing atau pingsan.
Ketiga, Terjadinya Kerusakan Jaringan. Gigitan ular Dapat menyebabkan Nekrosis (kematian jaringan) yang dapat menyebabkan amputasi dan potensi Infeksi sekunder akibat luka terbuka.
Keempat, Reaksi Alergi. Beberapa orang dapat mengalami reaksi alergi parah, seperti anafilaksis.
Kelima, Dampak Psikologis. Gigitan ular dapat menyebabkan Trauma psikologis akibat pengalaman digigit ular, yang dapat menyebabkan ketakutan atau fobia.
Keenam, Kematian. Dalam kasus gigitan ular berbisa yang tidak ditangani, dapat memiliki risiko kematian. Bahkan kasus kematian akibat gigitan ular semakin meningkat.
Penanganan yang cepat dan tepat, termasuk penggunaan antivenom jika diperlukan, sangat penting untuk mengurangi dampak gigitan ular.
Tips Ketika Terkena Gigitan Ular
Saat terkena gigitan ular, lakukan langkah-langkah sebagai tips berikut: Tetap Tenang. Usahakan tetap tenang untuk mengurangi detak jantung.
Kemudian Imobilisasi. Jangan gerakkan anggota tubuh yang digigit; jaga tetap pada posisi rendah.
Setelah itu, Hubungi Medis. Segera cari bantuan medis atau bawa ke rumah sakit.
Jangan sedot racun melalui mulut, jangan juga luka dikompres menggunakan es atau bahkan jangan minum alkohol yang konon dapat mengurangi rasa sakit. Setelah itu, jika memungkinkan, catat jenis ular atau ciri-cirinya untuk membantu pengobatan.
Segera dapatkan perawatan untuk mengurangi risiko komplikasi. Semoga bermanfaat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H