Mohon tunggu...
Iwan Berri Prima
Iwan Berri Prima Mohon Tunggu... Dokter - Pejabat Otoritas Veteriner

Seorang Dokter Hewan | Pegiat Literasi | Pejabat Eselon III di Pemda

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Meski Berpotensi Bahaya, Berikut Lima Alasan Mengapa Orang Memelihara Satwa Liar

25 Agustus 2024   21:26 Diperbarui: 26 Agustus 2024   17:56 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Satwa Liar jenis Ular yang dibawa oleh Pemiliknya (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Akhir-akhir ini kita sering menemukan fenomena tentang banyaknya penjualan satwa liar di market place. Uniknya, penjualan ini semakin marak bukan hanya di kota besar saja, tetapi juga hampir merata di beberapa kota di Indonesia.

Adapun jenis satwa liar yang diperjualbelikan pada umumnya adalah jenis ular (dengan berbagai jenis), tokek, cicak (biasanya jenis cicak batu), kadal, tupai, iguana, dan lain sebagainya.

Walakin, dalih penjualan satwa liar tersebut adalah selagi hewan tersebut bukan merupakan hewan atau satwa yang dilindungi, maka tidak ada aturan yang melarangnya. Sehingga hal ini dapat menjadi pertanda bahwa interaksi hewan liar dalam kehidupan masyarakat di beberapa dekade ini semakin meningkat. 

Akibatnya, bisa saja penularan penyakit dari hewan liar, yang awalnya sulit menular ke manusia atau dikenal dengan zoonosis menjadi semakin lebih mudah. Apalagi, lebih dari 75% Penyakit Infeksi Emerging (PIE) pada manusia atau penyakit yang muncul dan menyerang suatu populasi untuk pertama kalinya atau telah ada sebelumnya tetapi muncul kembali adalah bersifat zoonosis.

Lantas, apa sebenarnya alasan orang memelihara hewan atau satwa liar ini? Tanpa mengabaikan akan bahaya penularan zoonosis dan menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat. Berikut setidaknya ada lima alasan mengapa satwa liar sangat digemari oleh peminatnya.

Pertama, karena adanya minat dan kecintaan. 

Beberapa orang memiliki minat khusus atau kecintaan terhadap spesies tertentu yang mendorong mereka untuk memelihara hewan tersebut. Kecintaan ini juga berujung pada kepuasan tertentu (psikologis) tatkala telah memelihara satwa liar.

Kedua, karena status sosial. Memelihara hewan liar atau satwa liar bisa dianggap sebagai simbol status atau prestise di kalangan tertentu. 

Namun biasanya, jenis satwa liar yang seperti ini justru cenderung merupakan hewan dilindungi. Oleh sebab itu, pemahaman tentang satwa liar yang dilindungi penting untuk diketahui. Dengan kata lain, jangan sembarangan memelihara satwa liar. Terutama satwa liar yang dilindungi karena dapat berakibat hukuman pidana.

Ketiga, karena keinginan untuk berkonservasi. Beberapa orang percaya bahwa dengan memelihara hewan satwa liar, mereka dapat membantu konservasi spesies tersebut dan mendukung upaya pelestarian. 

Dalam situasi ini, beberapa pihak biasanya mewujudkannya dengan mendirikan lembaga konservasi seperti kebun binatang mini (mini zoo), kebun binatang, taman safari dan lain sebagainya.

Keempat, karena untuk pendidikan dan penelitian. 

Beberapa orang memelihara hewan satwa liar untuk keperluan pendidikan dan penelitian, baik untuk memahami perilaku mereka atau untuk mempelajari biologi spesies tersebut. Biasanya, hal ini terjadi dikalangan mahasiswa kedokteran hewan atau mahasiswa biologi.

Kelima, karena keunikan dan kesempatan.

Beberapa orang merasa tertarik dengan keunikan dan sifat eksotis hewan satwa liar yang tidak umum sebagai hewan peliharaan. Demikian pula ketika ada kesempatan untuk memeliharanya, maka kesempatan itu akan dimanfaatkan.

Meski demikian, memelihara hewan satwa liar bukan berarti tanpa memiliki tantangan dan risiko. Justru karena satwa liar bukan kategori hewan ternak, kebutuhan perawatan khusus, potensi bahaya bagi manusia, dan dampak negatif terhadap kesejahteraan hewan serta lingkungan akan dapat muncul kapan saja.

Oleh sebab itu, pertimbangkan dengan matang sebelum memelihara satwa liar. Jangan sampai niat baik, justru berujung dengan petaka. Semoga bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun