Mohon tunggu...
Iwan Berri Prima
Iwan Berri Prima Mohon Tunggu... Dokter - Pejabat Otoritas Veteriner

Seorang Dokter Hewan | Diidentifikasi oleh Google sebagai Pengarang | Pejabat Eselon III di Pemda

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pramuka dan Dokter Hewan

17 Agustus 2024   12:52 Diperbarui: 19 Agustus 2024   09:36 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gerakan Pramuka (Sumber: KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA)

Tahun 2024 ini, tepatnya pada 14 Agustus yang lalu, gerakan pramuka Indonesia telah memasuki usia yang ke 63 tahun.

Sebagai organisasi kepanduan di Indonesia, pramuka dan profesi dokter hewan sejatinya memiliki kesamaan yang keduanya saling mendukung dan melengkapi.

Di dalam jiwa anggota pramuka, diajarkan tentang bagaimana generasi muda untuk bersikap disiplin dan bertanggungjawab dalam setiap langkah kehidupannya. Sehingga hal inilah menjadi bekal yang baik ketika pramuka dan dokter hewan disandingkan. Lebih tepatnya, melalui pramuka, kita menyiapkan generasi dokter hewan yang lebih berkarakter di masa yang akan datang.

Baca juga: Pantun Dokter Hewan

Oleh sebab itu, tidak salah jika banyak organisasi atau instansi yang melibatkan anggota pramuka untuk mempersiapkan keberlangsungan organisasinya. Sebut saja Kepolisian Republik Indonesia, mereka memiliki Satuan Karya (Saka) Bhayangkara.

Saka Bhayangkara merupakan gerakan pramuka yang dibina oleh Polri untuk mewujudkan kader-kader bangsa yang memiliki akhlak dan moral Pancasila guna ikut serta bertanggung jawab terhadap Keamanan dan Ketertiban Masyarakat melalui pendidikan Kebhayangkaraan di dalam Gerakan Pramuka.

Sementara itu, dalam sektor Kesehatan, Kementerian Kesehatan juga membina gerakan pramuka Melalui Saka Bhakti Husada. Kementerian Kehutanan memiliki Saka Wana Bhakti, Kementerian Lingkungan Hidup membina Saka Kalpataru dan Kementerian Pariwisata membina Saka Pariwisata serta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memiliki Saka Kencana.

Demikian juga dengan TNI Angkatan Darat mereka memiliki Saka Wirakartika, TNI Angkatan Laut dengan Saka Bahari, TNI Angkatan Udara melalui Saka Dirgantara.

Terbaru, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mereka juga memiliki Saka Pom dan Badan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan membina Saka Sar serta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) memiliki Saka Adhyasta Pemilu.

Saka Tarunabumi Kementerian Pertanian

Selain saka-saka di setiap instansi tersebut, Kementerian Pertanian yang didalamnya membidangi Direktorat Kesehatan Hewan sebenarnya juga memiliki Saka Tarunabumi.

Saka ini dibentuknya untuk mewujudkan kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional di bidang pertanian dengan menyediakan wadah pendidikan luar sekolah di bidang pertanian.

Namun, sayangnya, dari materi yang diajarkan (krida) di Saka Tarunabumi, tidak ada krida kesehatan hewan. Artinya di dalam saka ini, tidak spesifik mengajarkan tentang kesehatan hewan. Layaknya Saka Bhakti Husada yang secara spesifik mengajarkan tentang sektor kesehatan.

Adapun krida dalam saka Tarunabumi meliputi 5 krida, yaitu : Krida Pertanian Tanaman Pangan, Krida Pertanian Tanaman Perkebunan, Krida Perikanan, Krida Peternakan dan Krida Pertanian Tanaman Hortikultura.

Krida perikanan yang sesungguhnya telah berganti kementerian, yakni menjadi Kementerian Kelautan dan Perikanan, masih masuk sebagai bagian dari Krida Saka Tarunabumi.

Oleh sebab itu, wacana tentang penyiapan generasi muda melalui Gerakan Pramuka di sektor Kesehatan Hewan dengan membentuk Saka Veteriner layak untuk di pertimbangkan.

Setidaknya terdapat lima alasan mengapa Saka Veteriner perlu dipertimbangkan untuk dibentuk.

Pertama, generasi muda kedokteran hewan atau veteriner perlu disiapkan. Melalui Saka Veteriner, harapannya ini adalah salah satu wadah untuk mempersiapkan generasi muda tersebut.

Hal ini selaras juga dengan apa yang telah disampaikan oleh Ketua DPR RI, Puan Maharani, saat memberikan sambutan kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR/DPR Tahun 2024 pada 16 Agustus 2024 yang lalu, bahwa: "SDM Indonesia yang tangguh akan menjadi Penggerak Kemajuan Indonesia". Dalam slide (paparannya) menampilkan generasi muda dengan menggunakan baju gerakan pramuka.

Kedua, dengan membentuk Saka Veteriner, kita secara tidak langsung akan memperkenalkan kata "veteriner" kepada peserta didik. Pasalnya, kata veteriner hingga saat ini masih menjadi kata yang awam bagi masyarakat.

Padahal, veteriner merupakan bahasa Indonesia dan masuk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi V yakni mengenai penyakit hewan(kedokteran hewan).

Maknanya, kita tidak boleh alergi dengan kata veteriner. Justru kata veteriner harus sering kita suarakan (sosialisasikan). Malahan sebetulnya yang salah dan tidak perlu disosialisasikan adalah kata Medik Veteriner. Karena ini bukan bahasa Indonesia.

Istilah medik veteriner dengan ejaan yang ditulis secara langsung tidak ada dalam KBBI Edisi V (edisi terbaru). Padahal, jika merujuk pada sebuah makna bahasa Indonesia, seharusnya Medik Veteriner masuk dalam KBBI. Seperti halnya kata Rumah Kaca, pisang goreng, pemadam kebakaran dan lain sebagainya. Kata-kata ini masuk dalam KBBI.

Ketiga, melalui Saka Veteriner secara tidak langsung diharapkan dapat mendorong berkembangnya instansi pembina. Saat ini mungkin kita agak kesulitan karena di pusat, terutama di Kementerian Pertanian, instansi pembina veteriner hanya di tingkat eselon dua (setingkat direktorat).

Sementara di daerah, tidak banyak Bidang Keswan yang dimiliki oleh setiap daerah.

Namun, melihat dari perjuangan pembentukan Saka Adhyasta Pemilu yang dibina oleh Bawaslu, yang awalnya Bawaslu hanya ada di tingkat Provinsi dan Pusat (RI), saat ini Bawaslu berkembang sangat pesat. Berdasarkan UU nomor 7 Tahun 2017 pembentukan Bawaslu bukan hanya di tingkat provinsi dan RI, tetapi hingga kabupaten/Kota.

Sedangkan sejarah pelaksanaan pemilu di Indonesia, istilah pengawasan pemilu sebenarnya sudah muncul pada era 1980-an dan Saka Adhyasta Pemilu disadari atau tidak, membuat resonansi pengawasan pemilu semakin kencang di generasi muda saat ini. Bahkan, tidak jarang, ada beberapa komisioner di Bawaslu atau Panwascam saat ini adalah anak -anak pramuka.

Dalam bahasa logisnya, lebih baik memilih orang yang profesional di bidang pengawasan pemilu (melalui Saka Adhyasta Pemilu) daripada orang yang belum mengerti sama sekali tentang kepemiluan. Apalagi, tidak ada sekolah formal jurusan khusus pengawasan pemilu.

Keempat, pembentukan saka Veteriner diharapkan dapat membantu meringankan tugas-tugas dari sektor Kesehatan Hewan. Terutama dalam hal sosialisasi tentang pentingnya kesehatan hewan, merawat hewan kesayangan, pentingnya zoonosis, kesrawan, kesmavet dan lain sebagainya. Sehingga muaranya adalah akan banyak yang peduli tentang kesehatan hewan.

Terlebih, dalam Upacara HUT Pramuka tahun 2024 yang lalu, Wapres Prof. Dr. K.H. Ma'ruf Amin memastikan pemerintah akan memperkuat peran pramuka dalam pembangunan SDM. Untuk itu, pramuka akan berada secara langsung di bawah presiden.

Kelima, peluang pembentukan Saka Veteriner mungkin masih kecil ketika tidak ada intensi (minat) para pemangku terkait. Namun demikian, pembentukan Saka Karantina melalui Badan Karantina Indonesia merupakan sebuah keniscayaan.

Yang penting, Krida Kesehatan Hewan atau Krida Karantina Hewan yang didalamnya memuat materi tentang peranan profesi dokter hewan, masuk dalam pembelajaran. Toh, saat ini rumah besar dokter hewan pemerintah Indonesia sepertinya akan bergeser dari Kementan ke Barantin.

Wallahu a'lam bishawab.

Bravo dokter hewan Indonesia!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun