Saka ini dibentuknya untuk mewujudkan kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional di bidang pertanian dengan menyediakan wadah pendidikan luar sekolah di bidang pertanian.
Namun, sayangnya, dari materi yang diajarkan (krida) di Saka Tarunabumi, tidak ada krida kesehatan hewan. Artinya di dalam saka ini, tidak spesifik mengajarkan tentang kesehatan hewan. Layaknya Saka Bhakti Husada yang secara spesifik mengajarkan tentang sektor kesehatan.
Adapun krida dalam saka Tarunabumi meliputi 5 krida, yaitu : Krida Pertanian Tanaman Pangan, Krida Pertanian Tanaman Perkebunan, Krida Perikanan, Krida Peternakan dan Krida Pertanian Tanaman Hortikultura.
Krida perikanan yang sesungguhnya telah berganti kementerian, yakni menjadi Kementerian Kelautan dan Perikanan, masih masuk sebagai bagian dari Krida Saka Tarunabumi.
Oleh sebab itu, wacana tentang penyiapan generasi muda melalui Gerakan Pramuka di sektor Kesehatan Hewan dengan membentuk Saka Veteriner layak untuk di pertimbangkan.
Setidaknya terdapat lima alasan mengapa Saka Veteriner perlu dipertimbangkan untuk dibentuk.
Pertama, generasi muda kedokteran hewan atau veteriner perlu disiapkan. Melalui Saka Veteriner, harapannya ini adalah salah satu wadah untuk mempersiapkan generasi muda tersebut.
Hal ini selaras juga dengan apa yang telah disampaikan oleh Ketua DPR RI, Puan Maharani, saat memberikan sambutan kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR/DPR Tahun 2024 pada 16 Agustus 2024 yang lalu, bahwa: "SDM Indonesia yang tangguh akan menjadi Penggerak Kemajuan Indonesia". Dalam slide (paparannya) menampilkan generasi muda dengan menggunakan baju gerakan pramuka.
Kedua, dengan membentuk Saka Veteriner, kita secara tidak langsung akan memperkenalkan kata "veteriner" kepada peserta didik. Pasalnya, kata veteriner hingga saat ini masih menjadi kata yang awam bagi masyarakat.
Padahal, veteriner merupakan bahasa Indonesia dan masuk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi V yakni mengenai penyakit hewan(kedokteran hewan).
Maknanya, kita tidak boleh alergi dengan kata veteriner. Justru kata veteriner harus sering kita suarakan (sosialisasikan). Malahan sebetulnya yang salah dan tidak perlu disosialisasikan adalah kata Medik Veteriner. Karena ini bukan bahasa Indonesia.