Kedua, Pemilik hewan kesayangan cenderung tidak menderita depresi.Â
Hasil sebuah penelitian telah menemukan bahwa pemilik hewan kesayangan cenderung tidak menderita depresi, tekanan darah tinggi, trigliserida tinggi dan kadar kolesterol tatkala memelihara hewan kesayangan.Â
Namun, pemeliharaan terhadap hewan kesayangan ini muncul atas kemauan sendiri. Bukan karena memelihara hewan milik keluarga lainnya alias karena terpaksa.
Ketiga, memelihara hewan kesayangan dapat mengurangi resiko terkena serangan jantung.Â
Dari penelitian yang dilakukan, pemilik hewan kesayangan, terutama kucing, akan memiliki resiko serangan jantung 30 persen lebih rendah dibanding mereka yang tidak memiliki kucing.Â
Di samping itu, pemilik hewan kesayangan juga memiliki detak jantung yang lebih rendah, tingkat stress kecil dan tekanan darah yang lebih rendah. Menurut Dr Adnan Qureshi, penulis dalam studi tersebut, mengatakan, memiliki hewan peliharaan mungkin membantu menghilangkan cekaman yang berlebihan atau stress.
Keempat, Dengkuran hewan kesayanga, seperti kucing, dapat meningkatkan penyembuhan dan kepadatan tulang.Â
Dengkuran kucing dikatakan sebagai terapi. Menurut penelitian yang dipublikasikan di Scientific American, kucing mendengkur dalam pola yang konsisten antara 25 dan 150 Hertz. Frekuensi ini ternyata mampu membantu meningkatkan penyembuhan dan bahkan kepadatan tulang, terutama bagi seseorang yang menginjak masa lansia atau memiliki masalah dengan kepadatan tulang.
Kelima, hewan kesayangan dapat menjadi Terapi untuk Anak Autisme.Â
Anak-anak yang mengalami autisme umumnya mengalami masalah sensorik. Kegiatan integrasi sensorik dirancang untuk membantu mereka terbiasa dengan sesuatu yang terasa di kulit mereka, bagaimana baunya atau suaranya.