Oleh sebab itu, selain selalu menjaga kebersihan kandang dengan rutin menyemprotkan desinfektan pada kandang, upaya pencegahan dari penyakit ini adalah melalui perawatan berkala yakni dengan pemotongan kuku dan paruh, kontrol dan pengecekan abses bulu, kontrol breeding, peningkatan animal welfare (memberikan tenggeran yang tepat, rute naik turun atau dengan memberikan alat tambahan untuk menghangatkan badan) serta pemberian nutrisi yang baik dan vitamin.Â
Kedua, Infeksi Parasit. Bukan hanya pada hewan kucing atau anjing, nyatanya burung juga rentan mengalami infeksi parasit. Ada banyak infeksi parasit yang berpotensi mempengaruhi kesehatan burung. Baik ektoparasit (yang menyerang pada bagian luar burung), maupun endoparasit (parasit yang mampu menyerang hingga ke dalam tubuh burung).
Adapun parasit yang kerap menyerang burung dan termasuk dalam jenis ektoparasit antara lain tungau bulu (feather mites), tungau makanan (flour mites / grain mites), dan tungau merah (red mites). Sedangkan yang termasuk dalam endoparasit adalah tungau kantung udara (air sac mites). Jika kamu menemui penyakit ini pada burung kesayanganmu, konsultasikan kasus ini dengan dokter hewan untuk pengobatan lebih lanjut.
Namun, untuk pencegahannya, jagalah kebersihan burung, lingkungan, kandang/ sangkar, serta perlengkapannya. Lakukan pembersihan secara rutin. Termasuk, jangan biarkan sisa-sisa makanan yang berserakan dilantai. Karena sisa-sisa pakan yang berserakan di lantai dapat mengundang kedatangan burung-burung liar yang mungkin membawa parasit yang bisa menulari burung kesayangan kamu.
Ketiga, Infeksi Bakteri dan Jamur. Penyakit ini cukup sering dialami burung. Adapun jenis bakteri patogen yang paling sering dilaporkan pada burung sebagaimana dikutip dari merckvetmanual.com adalah bakteri gram negatif ( Klebsiella , Pseudomonas , Aeromonas , Enterobacter , Proteus , dan Citrobacter spp , Escherichia coli , dan Serratia marcescens ). Â Selanjutnya, Pasteurella spp juga telah dilaporkan sebagai agen septikemia pada unggas peliharaan, termasuk burung.Â
Sedangkan patogen bakteri gram positif yang paling umum adalah Staphylococcus aureus , S intermedius , Clostridium , Enterococcus , Streptococcus , dan Staphylococcus spp lainnya . Bahkan Mycoplasma spp sering menjadi penyebab dalam kasus sinusitis kronis, sering ditemukan pada cockatiel.Â
Di samping itu, bakteri Stafilokokus dan streptokokus (terutama strain hemolitik) dan Bacillusspp kerap menjadi penyebab dermatologis pada burung psittacine. Staphylococci sering diisolasi dari lesi pododermatitis (bumblefoot) pada banyak spesies unggas.
Sementara itu, jamur yang cukup berbahaya bahkan dapat menular ke manusia (bersifat zoonosis) adalah Kriptokokokis. Penyakit ini merupakan infeksi jamur serius yang disebabkan oleh jamur cryptococcus. Jamur ini hidup di alam dan terutama ditemukan di tanah dengan kotoran burung, dan dapat dengan mudah menyusup ke dalam tubuh manusia.
Â
Gejala yang kerap ditemui pada orang yang terinfeksi jamur ini adalah kelainan otak, yakni lupa akan sesuatu yang penting seperti lupa akan namanya sendiri dan lupa akan rumahnya. Dengan demikian, setiap kamu wajib mewaspadai penyakit ini.
Kemudian, jamur lain yang juga sering menyerang pada burung adalah tumbuhnya jamur atau bubul di kaki burung kenari. Dampaknya, burung Kenari menjadi tidak akan merasa aman saat bertengger di tangkringan. Jika kenari betina yang menderita penyakit ini biasanya saat ia dalam proses pengeraman menjadi tidak maksimal, dan jika kenari jantan yang menderita jamur bisa jadi ia malas saat berkicau.Â