Mohon tunggu...
Farhandika Mursyid
Farhandika Mursyid Mohon Tunggu... Dokter - Seorang dokter yang hanya doyan menulis dari pikiran yang sumpek ini.

Penulis Buku "Ketika Di Dalam Penjara : Cerita dan Fakta tentang Kecanduan Pornografi" (2017), seorang pembelajar murni, seorang penggemar beberapa budaya Jepang, penulis artikel random, pencari jati diri, dan masih jomblo. Find me at ketikanfarhan(dot)com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Refleksi Sembelit

29 Juni 2021   15:10 Diperbarui: 29 Juni 2021   15:34 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: badgut.org

Kita bisa bangun pagi, bernafas tanpa bantuan alat apapun dan tanpa keluhan sama sekali.

Kemudian, kita ke kamar mandi sejenak untuk BAK dan BAB dengan bebasnya, tanpa hambatan apapun.

Lalu, kita bisa mencium wewangian yang menghiasi ruangan ini, kita bisa melihat sekeliling, entah itu meja, baju, dinding, komputer, atau apapun itu.

Kemudian, kita makan pagi, kita bisa mencicipi segala makanan yang tertuang di meja, entah itu makanan bekas kemarin, ataupun makanan kecil yang disiapkan di lemari. Kita bisa makan dengan lahap.

Sembari kita beranjak dari kasur ke kamar mandi ataupun ke kamar makan, tentu saja kita menggunakan bagian tubuh kita untuk bergerak.

Kemudian, jika kita melihat lebih dekat lagi, kita bisa menyaksikan semua sel yang ada di tubuh kita saling bekerja sama secara sinergis dengan berbagai macam mekanisme supaya semua proses itu dapat berjalan dengan baik dan lancar. Dan, kita bisa menjalani hidup dan melakukan aktivitas seperti sedia kala.

Dan, satu kekacauan saja yang terjadi di sel tersebut tentu saja dapat mengakibatkan semua rencana kerja tadi menjadi kacau balau. Jadinya, kita tidak bisa menciptakan sebuah aktivitas baru lainnya. Seolah nikmat yang diperoleh tadi dicabut sejenak, dan tentu saja itu menimbulkan sebuah kekacauan. Contohnya, yang terjadi denganku kemarin pagi itu, 2,5 jam sembelit saja sudah membuatku menyesal akan semuanya.

Ini seakan menjadi pengingat bagi kita untuk menghargai nikmat yang Tuhan berikan dengan cara menjaga semuanya dengan baik dan teratur. Dalam konteks ini, aku diberikan teguran untuk memperhatikan kembali sistem pencernaan tersebut. Contohnya, dengan banyak minum air, berolahraga, dan mengonsumsi banyak makanan berserat. Pendekatan tersebut tentu saja berlaku untuk nikmat berikutnya. Seperti contohnya, kita menjaga kesehatan mata dengan tidak membaca dari jarak dekat, atau beristirahat dalam waktu tertentu setelah menatap layar komputer dalam waktu cukup lama.

Begitu saja tulisan refleksi hari ini.

Jika ada yang tersinggung, aku mohon maaf.

Semoga kita semua diberikan kesehatan, terutama di era pandemi yang semakin banyak mengajarkan kita akan nikmat yang diberikan dari momen yang awalnya sederhana tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun