Aku pribadi satu aliran dengan mereka, namun mungkin apa yang aku punya tidak sekeren mereka.. Meski sering menulis, tulisanku sayang sekali jarang tertampang di surat kabar ataupun media online. Aku hanya menulis atas indikasi iseng belaka. Aku pun untuk pendaftaran di media ini bahkan hanya mencetak hasil blog serta contoh esai yang dibuat selama 3 jam disertai pecahnya konsentrasi. Mungkin berbeda dengan mereka yang hanya butuh waktu sebentar untuk menghasilkan karya klasik serupa lirik-liriknya Kendrick Lamar yang selalu mengena otak banyak kalangan. Meskipun, bagi mereka, pendaftaran ini serupa hidup dan mati untuk mereka.
Lain halnya bagiku, di usia yang cukup muda ini, aku menganggap bahwa kemesraan bersama papan ketuk ataupun pena dan kertas ini hanyalah cara untuk mengungkapkan segala emosi. Namun, sayang, emosi dan pendapat bukanlah sebuah hal yang dapat menjadi bukti ilmiah. Ia hanya keluar dari satu orang saja, bukanlah melalui konsensus persetujuan. Itu pun membuatku cukup pesimis untuk diterima di sini. Namun, aku tetap menyerahkan segalanya kepada Yang Maha Kuasa.
Ah, kenapa mesti berpikir pesimis jika mungkin Dia sudah punya jalan bagiku? Mari kita berdo'a dan bertawakkal
I messed up and you messed up, but if God got us, then we gon' be alright!
Di tengah-tengah aku sedang asyik meludahi liriknya Kendrick yang cukup mengangkat jiwa ini pun, tiba-tiba, nomor pendaftaran aku pun disebut oleh petugas depan. Aku pun bergegas menuju ruang yang ditunjuk oleh petugas itu untuk melakukan wawancara tersebut
OoOoOoOoOoOoOoO
Ternyata, aku ditempatkan di sebuah ruangan rapat yang cukup luas, disertai dengan meja lonjong. Aku pun dihadapkan dengan dua orang pewawancara yang secara ekspertise tentu melebihi kemampuanku. Pada waktu itu, kami duduk berhadap-hadapan dan terpisah oleh meja lonjong tersebut.
"Silahkan duduk, Mas. Perkenalkan, saya Ari, chief editor dari The Indonesian's Eyes dan yang bersama saya ini, namanya Mas Joni, kepala HRD dari sini. Sebelumnya, kami ingin mengucapkan selamat kepada anda karena telah terpilih pada seleksi kepenulisan. Kami bermaksud melakukan wawancara untuk mengetahui anda secara lebih ke personal untuk memantapkan kami juga untuk menerima anda sebagai bagian dari kami."
"Baik, Mas Ari."
"Sekarang, silahkan anda perkenalkan diri anda sebanyak yang anda bisa."
"Siap, Mas. Selamat pagi, Mas Ari dan Mas Joko. Perkenalkan, nama lengkap saya Burhandi Jordan Koto. Namun, untuk akta kelahiran, orang tua saya hanya menggunakan dua nama, yaitu Burhandi Jordan saja. Untuk lebih akrabnya, saya bisa dipanggil dengan sebutan Andi. Sekarang, saya berusia 22 tahun dan baru saja menamatkan studi di Universitas Negeri Jakarta jurusan Sastra Indonesia. Saya di sini berstatus sebagai anak rantau, saya asli dari Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.