Sudahkah kita memperlakukan orang dengan gangguan jiwa dengan baik ? Adakah stigma yang menempel di otak kita ketika kita melihat mereka? Kita menganggap mereka 'aneh, gila, gendeng, sempel, edan' , dan berbagai ungkapan bahasa yang berkonotasi negatif terhadap mereka. Padahal gangguan jiwa dapat mengenai siapapun, tak peduli warna kulit, usia, pendidikan, ataupun agama. Sudahkah kita memanusiakan orang dengan gangguan jiwa ? Be kind, because we never know the battle they are fighting about.
Banyak orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang didiskriminasi, dipinggirkan, diabaikan. Mereka rentan untuk mendapatkan perlakuan yang tidak pantas. Yang saya tuliskan di sini adalah nyata, dan saya pernah melihat sendiri. Ada orang dengan skizofrenia yang diperkosa menjadi obyek seks, hamil, lantas siapa yang merawat bayi tak berdosa itu? Ada yang dipukuli. Ada yang dihina dan dimaki. Ada yang dirantai dan dipasung, tanpa memiliki kemerdekaan atas hidupnya. Ada yang hartanya diambil oleh saudaranya sendiri (yang notabene menjadi pengampu ODGJ).
Kini saatnya kita bangkit untuk kesehatan jiwa. Kini saatnya orang dengan gangguan jiwa dimanusiakan. Kini saatnya hak mereka diperhatikan. Sudah bukan jamannya, gangguan jiwa dianggap sebagai kerasukan setan dan menyalahkan iblis atas suatu penyakit. Gangguan jiwa dapat dijelaskan secara medis, bahwa ada ketidakseimbangan neurotransmiter di dalam otak, yaitu dopamin dan serotonin. Gangguan jiwa dapat ditangani. Mereka, orang dengan gangguan jiwa, layak untuk hidup bahagia. Mereka layak untuk dimanusiakan.
Sudahkah kita memanusiakan orang dengan gangguan jiwa ? Mulailah dengan hal sederhana, menghilangkan kata-kata berkonotasi negatif terhadap orang dengan gangguan jiwa. Senyum dan mau berteman dengan mereka. Menjadi pendengar yang baik untuk keluh kesah mereka. Ini adalah hal yang sederhana. Kita mungkin tidak bisa melakukan hal-hal besar untuk mereka. Maka mulailah dengan hal-hal kecil dengan cinta yang besar untuk mereka.
Stand Up for Dignity in Mental Health
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H