Mohon tunggu...
Dokter Kusmanto
Dokter Kusmanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - .

.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

[Admin Bantu Dong, Error Neh] Dian Kelana di kedai Kita

21 November 2016   01:44 Diperbarui: 21 November 2016   02:02 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

**** Artikel ini tidak bisa ditambahkan foto foto dan ada beritanya sbb : 

www.kompasiana.com says:
Mohon maaf, Penamaan file mohon tidak terlalu panjang

**** Padahal namanya sudah dirubah hanya satu huruf dan tetap gagal
**** Admin bisa bantu ?
**** Lama lama males juga neh nulis di kompasiana, banyak masalah terus
**** Upload artikel tidak ada fotonya bikin males deh

.

.

Siapa penulis Kompasiana yang tidak kenal Dian Kenala ?
Biasanya pasti kenal kepada bapak Dian Kelana. Karena beliau selain penulis senior, juga punya prestasi tersendiri dalam menulis maupun dalam menjaga persahabatan di dunia nyata.

Lalu apa yang terjadi bila penulis hebat sekelas Dian Kelana berjumpa dengan master fotografer ?
Apa ya ?, Apa yang kira kira bisa terjadi bila dua master dari dua bidang ilmu bertemu dalam satu meja makan ?
Kira kira seperti apa artikel yang akan ditulis dengan foto foto yang sangat bagus ?
Dan kira kira fotonya bisa bercerita seperti apa bila fotonya didampingi artikel yang menawan ?

Kejadiannya berawal sangat mendadak dan tidak direncanakan sama sekali.
Berawal pada hari Sabtu pagi saat saya bangun tidur, ternyata langit mendung dan gerimis.

Sambil tetap tiduran dalam selimut, tiba tiba kambuh penyakit kronis saya, yaitu penyakit ngidam makam Pizza Kayu.
Tetapi langit mendung, gelap, gerimis membuat malas keluar dari selimut.

Tidak bisa ditahan, rasa dorongan ngidam sangat kuat sekali, sehingga saya menulis berita di Whatsapp kepada teman saya pemilik Kedai Kita.
Saya katakan sedang ngidam neh... hehehe... ( kami sudah biasa bercanda dalam dunia maya )
Saya katakan mau ke Kedai kita tapi rasanya sangat males bangun dari tidur.

Setelah saya tidur lagi dan bangun agak siang, saya teringat rencana yang tertunda, yaitu mau ajak teman teman makan bersama karena istri ulang tahun.
Rencana itu 3 minggu yang lalu tertunda karena istri sakit gigi dan harus di cabut.

Akhirnya saya spontan kirim lagi Whatsapp kepada teman teman fotografer.
Pertama saya kirim berita kepada Yan Che, Yuni dan bu Dokter Dessy.  Tetapi bu dokter Dessy tidak bisa ikut hadir karena sudah ada jadwal kegiatan lainnya.

Janjianlah kami untuk melanjutkan rencana makan acara ulang tahun yang tertunda. Kami janjian hari minggu jam 17an di kedai Kita untuk makan Pizza Kayu.

Sehari kemudian, di pagi hari minggu, saya melihat status Facebook Dian Kelana. Beliau sudah saya kenal sejak tahun 2011. Walaupun sudah saling kenal cukup lama di kompasiana maupun facebook tetapi kami belum saling jumpa.

Saya sapa beliau : “Selamat pagi, ada di mana pak ? Apakah di Jakarta ?”
Obrolan berlanjut di Whatsapp, ternyata pak Dian Kelana tinggal sekitar Cikunir dan saya ada janjian jumpa di Kedai Kita cabang Meruya.

Langsung saya ajak beliau ikut hadir bila waktu dan kesibukan beliau memungkinkan.
Dan ternyata oke, beliau bisa. Kami akhirnya janjian dalam grup peserta yang akan hadir di Kedai Kita.

Singkat kata, pak Dian Kelana sudah lebih dahulu tiba sekitar jam 16.30 dan saya tiba sekitar 15 menit kemudian.

Ternyata... oh... ini penulis senior yang sudah saya kenal lama dan punya reputasi keren.
 Tapi beliau memang punya ilmu padi yang makin merunduk saat butiran padi makin berat.

Panjang lebar kami berbicara sambil menunggu teman fotografer lainnya yang belum hadir. Kami makan bersama sambil bergurau .

Saat kami makan, datanglah pasangan pemilik Kedai Kita dan kami lanjutkan bicara.
 Kami terus bergurau dan waktu sudah menjelang Sholat. Setelah sholat, datanglah dua teman kami para master fotografer.

Karena kami telah selesai makan dan teman kami baru datang, maka saya memberikan tabel menu kepada teman saya. Tetapi ada yang saya tidak sadar dan baru paham setelah di jelaskan oleh Dian Kelana.

Ternyata Dian Kelana agak binggung karena saya tidak menawarkan menu makanan kepada sepasang teman saya yang diduduk disamping Dian kelana. Beliau agak binggung, karena saya hanya menawarkan menunya kepada teman saya.
Beliau agak sungkan untuk mengingatkan saya, bahwa ada yang tidak ditawari menu dan tidak ikut makan.

Ternyata saat teman saya sedang pergi, saya ditanya kenapa saya tidak tawarkan makan kepada teman yang hadir tetapi tidak ikutan makan.

Hehehe... ternyata saya baru sadar dan saya jelaskan bahwa yang tidak ikut makan adalah sepasang suami istri pemilik Kedai Kita. Barulah beliau sadar bahwa kita sedang makan dan bergurau dengan pemiliknya Kedai kita.

Masih banyak lagi pengalaman maupun senda gurau. Saling makin akrab dan makin bertukar pengalaman sebagai penulis maupun sebagai fotografer.
Tak terasa waktu sudah berlangsung 3 jam di Kedai Kita dan waktu sudah menunjukan jam 19.30an. Sehingga kami harus pulang balik kerumah, karena dua anak kami tinggal dirumah.

Pertemuan sekitar 3 jam dan merupakan kesempatan yang tidak terasa dan memang mengesankan.
Saat saya perjalanan pulang, Pak Andika baru bisa telp saya, karena saat kami makan, kami tidak berhasil komunikasi dengan bapak Andika.

Pak Andika pun sudah sangat lama kenal pak Dian Kelana, tetapi belum berkesempatan saling jumpa.

Demikian sekilas pertemuan kami yang hobby fotografi dan berkesempatan berjumpa dengan pakar penulis Kompasiana.
Semoga lain waktu dan dilain kesempatan, kami bisa jumpa lagi dengan bapak Dian Kelana, Bapak Andika, Bapak Singgih dan Bapak Arif Diaksa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun