[caption id="attachment_156214" align="alignleft" width="300" caption="Mobil SAAB dengan mesin turbo (Foto sumber google)"][/caption] . Tahun 1978 pertama kali saya diajak menikmati mobil SAAB dengan mesin turbo buatan negara Swedia. Saya saat itu kagum sekali, tetapi saat ini pabrik mobil itu divonis bangkrut. Demikian juga perusahaan hebat General Motor, Amerika telah menjual pabrik mobil Hummer kepada China. Selain bisnis mobil, beberapa hari yang lalu saya menulis bisnis fotografi : Raksasa Kodak segera tumbang. Apakah ini mengingatkan kita tentang jaman Dinosaurus yang punah akibat perubahan jaman ?
.
Beberapa hari yang lalu saya diundang teman teman dan kami berbicara tentang kondisi bisnis saat ini. Disatu berita dijelaskan bahwa ekonomi Indonesia sudah bangkit, seperti tahun 1998 sebelum huru hara dan sudah kembali dilirik oleh para Investor. Artikel saya adalah : Beritametrotvnews : RI semakin seksi [caption id="attachment_156218" align="alignleft" width="300" caption="Mobil Hummer (foto dari google)"]
[caption id="attachment_156220" align="alignleft" width="300" caption="Mobil Rusia merek Lada berbasis mobil FIAT dari Italia. Saat saya diajak test drive SAAB Turbo pada tahun 1978, rusia baru bikin mobil ini. (foto dari google)"]
.
.
Satu teman saya lainnya, yang sebagai professional muda mengatakan : Bila mau kaya, harus berbisnis dengan orang kaya. Demikian juga bila mau pintar harus berteman dengan orang pintar. Termasuk berteman dengan narkoba, biasanya juga akan ikutan konsumsi narkoba.
Dengan kesimpulan dari tiga teman yang didiskusikan bersama 12 orang, maka kami berkesimpulan, hati hati lah dengan mobil nasional atau mobil besutan SMK. Karena biar bagaimana pun pabrik mobilnya harus mendapatkan laba dan harus bisa berlangsung dalam R&D berikutnya. Bila saja tidak mempunyai laba yang cukup, pastilah tidak akan ada kemajuan teknologinya termasuk peningkatan kualitas SDM mereka.
Termasuk pabrik mobil negara Rusia dan negara India, awalnya dari basis mobil FIAT. Mobil Fiat buatan tahun 1965 dari Italia, yang di cangkok sebagai mobil nasional mereka. Nyatanya sampai saat ini mereka sangat sulit untuk mendunia.
Kembali ke mobil SMK. Apakah tidak lebih hati hati, seperti yang Felix Kusmanto komentarkan dalam artikel bapak Andika. Bila saja SMK membuat mobil dengan teknologi yang sudah mulai usang, mungkin saja generasi berikutnya tidak bisa berkembang. Sebagai penutup, marilah kita melihat kondisi realitasnya dan jangan terus dalam euphoria yang berkepanjangan. Tentu saja kita tidak mau tumbang atau stagnasi seperti contoh contoh raksasa ekonomi dunia yang saya tulis dalam artikel.
Apakah sungguh segmen OKB yang baru tumbuh pesat di Indonesia ingin membeli mobil nasional besutan SMK ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H