Mohon tunggu...
Sembodo Nugroho
Sembodo Nugroho Mohon Tunggu... Peternak - Master of Animal Science

Bersepeda adalah hal yang sangat menyenangkan bagi saya, dengannya bisa mendapatkan tubuh yang sehat, inspirasi baru untuk dibagikan dan menikmati kesegaran udara dengan bonus pemandangan nan indah...

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Edukasi Politik Terhadap Masyarakat di Tengah era Populis dan FOMO

26 Juni 2024   09:08 Diperbarui: 26 Juni 2024   09:21 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image Creator (bing.com) 

Algoritma media sosial cenderung mempromosikan konten yang memicu reaksi emosional, seperti kemarahan atau ketakutan, yang sering digunakan oleh populis. Ini membuat pesan populis lebih mungkin menjadi viral, mencapai audiens yang lebih luas dan memperkuat dukungan mereka.

Contoh: Retorika populis yang menimbulkan ketakutan tentang imigrasi atau ekonomi seringkali menjadi viral di platform seperti Facebook dan YouTube.

Disintermediasi Informasi

Era digital memungkinkan pemimpin populis untuk melewati media tradisional dan berkomunikasi langsung dengan rakyat. Ini mengurangi peran gatekeeper informasi dan memungkinkan populis untuk mengontrol narasi mereka tanpa penyaringan atau kritik.

Contoh: Pemimpin populis sering membuat vlog, podcast, atau live streaming untuk berkomunikasi langsung dengan pendukung mereka.

Mobilisasi dan Organisasi Online

Media sosial dan platform digital memudahkan mobilisasi dan organisasi massa. Populis dapat dengan cepat mengorganisir protes, kampanye, atau acara besar dengan menggunakan media digital.

Contoh: Gerakan populis sering menggunakan platform seperti WhatsApp atau Telegram untuk mengkoordinasikan aksi dan menyebarkan informasi di antara pendukung mereka.

Disinformasi dan Propaganda

Era digital memungkinkan penyebaran disinformasi dan propaganda dengan cepat dan efektif. Pemimpin populis sering menggunakan teknik ini untuk mendiskreditkan lawan politik, menyebarkan teori konspirasi, atau memperkuat narasi mereka sendiri.

Contoh: Kampanye disinformasi yang dijalankan melalui bot media sosial atau situs berita palsu dapat mempengaruhi opini publik dan memperkuat posisi populis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun