Mohon tunggu...
Sembodo Nugroho
Sembodo Nugroho Mohon Tunggu... Peternak - Master of Animal Science

Bersepeda adalah hal yang sangat menyenangkan bagi saya, dengannya bisa mendapatkan tubuh yang sehat, inspirasi baru untuk dibagikan dan menikmati kesegaran udara dengan bonus pemandangan nan indah...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pahit Getir Menjadi Pengemudi Ojek Daring

19 September 2023   10:02 Diperbarui: 19 September 2023   10:30 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : https://ekonomi.bisnis.com/

Awal kemunculan aplikasi Ojek online menjadi sebuah angin segar di tengah ketidakpastian sistem transportasi yang acapkali membebani penggunanya, baik pihak penumpang maupun pengemudinya.

Bagi pihak penumpang penggunaan ojek konvensional terkadang sangat membebani karena tidak adanya tarif pasti yang jelas, menjadikan celah pengemudi untuk menaikan harga sesuai dengan standarnya, bagi pihak pengemudi dengan adanya model aplikasi, penumpang dapat mudah didapat tanpa bersusah payah membuang waktu menunggu ketidakpastian kedatangan penumpang ke pangkalannya, dan penghasilan tidak menentu.

Perlahan namun pasti ojek dan taksi konvensional beralih ke sistem aplikasi ojek online, pengemudi diuntungkan dan penumpang juga ikut diuntungkan.

Pembukaan wilayah operasional diperluas, dari kota besar hingga kota-kota pinggiran, peluang pekerjaan terbuka lebar, meskipun bagi tukang ojek konvensional diawal kemunculannya menjadi masalah karena merasa tersaingi,  perlahan mereka menerima dengan berbagai macam model pendekatan oleh perusahaan penyedia layanan.  

Perubahan adalah sebuah kepastian seiring dengan berkembangnya teknologi manusia, namun di sisi lain, sisi kemanusiaan menjadi dikesampingkan oleh sistem industri yang menindas.

Dalam waktu yang singkat perusahaan penyedia aplikasi Ojek Online menjadi Perusahaan raksasa yang mulai menggurita dengan variasi bisnisnya. Masyarakat secara luas sudah mulai bergantung dengan keberadaannya, baik pengguna maupun pengemudinya.  

Bagi pengemudi, di awal munculnya ojek online merupakan sebuah peluang kerja yang cukup menjanjikan dengan skema pembayaran dan bonusnya.

Lambat laun sistem berubah, seiring dengan semakin maraknya aplikasi-aplikasi baru sebagai kompetitor, skema bonus dan pembayaran berubah, yang cenderung merugikan pengemudi, karena perusahaan mengejar target dengan memperbesar promo, yang berdampak pada skema pembayaran dan bonus yang terus tergerus. 

Sistem kemitraan pengemudi menjadikan pengemudi hanya sebatas mitra perusahaan, bukan sebagai karyawan yang mempunyai berbagai hak atas karyawan, padahal kalau ditengok pengemudi merupakan garda terdepan perusahaan.

Keselamatan berkendara di jalanan tidak ada jaminan dari pihak perusahaan, semisal ada hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan atau kerusakan kendaraan untuk bekerja. 

Menjadi pengemudi ojek online menjadi serba salah dan tersandera, dari perusahaan dan pengguna dengan mengesampingkan aspek kesehatan dan keselamatan.

Banyak yang merasa tersandera oleh perusahaan karena di awal ikut ojek online sebagai sampingan yang kemudian menjadi pekerjaan utam yang tidak bisa lepas karenanya, namun hasil yang didapat tidak sepadan dengan apa yang diupayakannya.

Banyak waktu terbuang menunggu pelanggan yang datang ke ponsel pintarnya, ketimpangan arus pemesanan antar pengemudi menjadikan banyak yang membuang waktu dengan menunggu dan teralihkan dengan permainan judi online (SLOT), alih-alih mengadu nasib untuk membawa pulang uang lebih malah menambah hutang online dimana-mana.  Uang tak dapat hutang semakin berat, mungkin itu yang banyak dirasakan oleh para pengemudi.  

Sebaiknya perusahaan mulai memikirkan nasib para pejuang di jalanan, dengan memperbaiki sistem kemitraan melalui kemudahan akses pelanggan masuk ke aplikasinya, adanya asuransi bagi pengemudi, mengingat pekerjaan ini rentan dengan kecelakaan dan keselamatan di jalan.

Pola pembayaran seharusnya juga disesuaikan dengan kondisi kekinian, mengingat harga-harga kebutuhan pokok meningkat, tidak terkecuali Bahan bakar dan onderdil kendaraan.  

Dengan adanya hubungan timbal balik yang saling menguntungkan satu sama lain, antara pengemudi dengan perusahaan, rasa-rasanya pengemudi akan semangat memberikan pelayanannya kepada pengguna dan rating perusahaan juga akan membaik yang berdampak pada meningkatnya keuntungan pada perusahaan.

Kegaduhan di jalanan juga akan berkurang, dan semakin tertib, angka pengangguran berkurang dan banyak keluarga yang sejahtera.    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun