Mohon tunggu...
Sembodo Nugroho
Sembodo Nugroho Mohon Tunggu... Peternak - Master of Animal Science

Bersepeda adalah hal yang sangat menyenangkan bagi saya, dengannya bisa mendapatkan tubuh yang sehat, inspirasi baru untuk dibagikan dan menikmati kesegaran udara dengan bonus pemandangan nan indah...

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Ramadhan Hari Ke-5: Tanda-tanda Hati yang Sehat

27 Maret 2023   07:52 Diperbarui: 27 Maret 2023   07:56 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pexels.com 

diantara tanda-tanda hati yang sehat dan cinta kepada Rabb-nya ialah:

1. Banyak Berzdikir Kepada Allah

Hati itu seperti periuk dan lisan laksana gayungnya, lisan mengeluarkan yang manis atau yang pahit dari dalam hati.  Apabila hati dipenuhi perasaan cinta kepada Rabb yang Mahaluhur dan Agung, lisan pasti tergerak untuk melantunkan dzikir.

Tapi bila hati dipenuhi hal-hal lain, seperti kufur, fasik, dan durhaka, lisan tergerak untuk memfitnah, mengadu domba, serta berbuat keji dan cabul.  Sebagian ulama mengatakan "Orang yang cinta kepada Allah tidak mendapati kesenangan dunia dan tidak lalai dari dzikir Allah sekejappun. 

Adapula yang berkata, " orang yang cinta Allah ialah orang yang hatinya melalang buana dan banyak dzikir, yang menyebabkan ia meraih keridhaan Allah dengan berbagai sarana sesuai kemampuan dan amalan-amalan sunnahnya karena terbiasa dan rindu, dzikir dalam keadaan susah ialah tanda cinta, sebagaimana diungkapkan oleh 'antarah: 

"Sungguh aku ingat kamu dan tombak , Seolah bagaikan dasar-dasar sumur dalam kepekatan" 

Ketika Allah memberi rukhshah berbuka dan mengqashar sholat, dia memerintahkan agar memperbanyak dzikir.  Allah Ta'ala berfirman dalam Q.S Al-Anfal yang artinya : "Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung". 

2. Pemiliknya senantiasa aktif, sehungga ia pasrah kepada Allah dan bergantung kepada-Nya 

Sebagaimana orang sedang dimabuk cinta yang bergantung kepada kekasihnya, maka tidak ada kehidupan, keberuntungan, kenikmatan dan kesenangan baginya, kecuali dengan keridhaan, kedekatan, dan kasih sayangnya.  Dengan-Nya ia merasa tenang, kepada-Nya ia mendapat ketenangan, dan kepada-Nya ia berlindung.  Dengan-Nya ia bahagia, kepada-Nya ia pasrah, dengan-Nya ia berpegang, kepada-Nya ia berharap, dan kepada-Nya ia takut.  

Dzikir adalah makanan dan santapannya, cinta dan rindu kepada-Nya ialah kehidupan, kesenangan  dan kebahagiaannya, berpaling dari-Nya dan bergantung kepada selain-Nya ialah penyakitnya, kembali kepada-Nya ialah obatnya.  

oleh sebab itu, jika ia mendapati Rabb-nya, ia merasa senang dan tenang, perasaan bimbang dan keluh kesah sirna, serta terpenuhi kebutuhannya, karena, di dalam hati terdapat kebutuhan, yang selamanya tak ada yang mampu memenuhi kebutuhannya tersebut selain Allah Ta'ala.  

3. Ia rela Tubuhnya letih untuk melayani Allah dan hatinya tidak merasa jemu

Rasulullah pernah melakukan shalat hingga kedua kakinya bengkak, ketika ditanya tentang hal tersebut beliau menjawab, "tidak bolehkah aku menjadi hamba yang bersyukur". 

Yahya bin Mu'adz berkata, "Barangsiapa senang melayani Allah, segala sesuatu akan senang melayaninya, barangsiapa matanya senang kepada Allah, setiap mata akan senang melihatnya". 

Ibnu Mas'ud pernah berkata kepada seseorang, "Obatilah hatimu!, karena tuntutan Allah kepada para hamba ialah kebaikan hati mereka."

Maksudnya, keinginan dan tuntutan-Nya kepada mereka, sementara itu, baiknya hati ialah dengan memenuhinya dengan kecintaan kepada Allah Ta'ala, Barangsiapa yang cinta kepada Allah Ta'ala, ia akan senang melayani-Nya, selanjutnya pelayanannya kepada Allah menjadi energi hati dan makanan bagi jiwanya, seperti ungkapan seorang penyair: 

"Jadilah orang yang senang melayani Rabb-mu, karena orang-orang yang jatuh cinta ialah pelayan bagi para kekasihnya". 

Ibnul Mubarak berkata : 

"Engkau bermaksiat kepada Allah, tapi engkau mengharap cinta-Nya, sungguh sebuah perumpamaan yang indah, bila cintamu jujur, niscaya engkau akan menaati-Nya, karena orang yang jatuh cinta biasanya taat kepada yang dicintai". 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun