Mohon tunggu...
Doharman Sitopu
Doharman Sitopu Mohon Tunggu... Penulis - Manajemen dan Motivasi

Seorang Pembelajar berbasis etos , Founder sebuah lembaga Training Consulting, Alumni YOKOHAMA KENSHU CENTER--JAPAN, Alumni PROAKTIF SCHOOLEN JAKARTA, Penulis buku "Menjadi Ghost Writer"--Chitra Dega Publishing 2010, Founder sebuah perusahaan Mechanical Electrical (Khususnya HVAC), Magister dalam ilmu manajemen, Memiliki impian menjadi Guru.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Disruptor, Ada di Sekitar Anda

21 Agustus 2021   07:14 Diperbarui: 21 Agustus 2021   07:19 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Sejatinya mereka adalah sarana promosi produk produk yang dipajang di sana. Perhatikanlah rak-rak yang tersusun dengan rapih itu. Ada harga yang dikenakan pada pemilik produk bila produknya dipajang pada bagian depan toko. Ada pula harga untuk produk yang dipajang di bagian belakang toko.

Dengan kata lain, tanpa Anda beli barang pun, sebenarnya toko ini telah mengantongi  pemasukan "Iklan" dari produk pabrikan yang dipajangnya. Itulah sebabnya kedua toko ini seolah tak terkalahkan. Disamping itu mereka juga adalah bank karena memiliki fasilitas untuk membayar segala sesuatu. Mulai dari pembayaran cicilan kredit , topup uang digital, pulsa, hingga pembayaran PBB. Sehingga tak lama heran jika suatu saat nanti berjualan adalah usaha sampingan bagi mereka.

Lihatlah Lampu display yang mereka pasang di tokonya yang demikian gemerlap. Bahkan hanya untuk nama tokonya saja sudah sudah mengkonsumsi listrik berapa ratus watt? Adakah warung konvensional yang mampu seperti ini?

Itulah upaya model bisnis ini terhadap incumbent-nya (baca: mall, super market,warung konvensional, kantor pos, bahkan bank). Entah incumbent apa lagi yang akan terdisrupsi oleh model bisnis satu ini. Hati hatilah. Jangan jangan usaha bahkan instutusi tempat kerja anda yang akan digerogotinya tanpa Anda sadari.

Kembali lagi ke ojol, perusahaan ojek online seperti GOJEK juga telah merangsek mendisrupsi industri kuliner dan keuangan. Coba kita telisik Gofood dan Gopay. Jika bepergian tak perlu lagi bayar cash. Cukup bayar pake uang digital Gopay. Bila lapar cukup pesan Gofood, bayar pake Gopay. Bahkan reward Kompasiana pun dibayar pake Gopay, he he.

Teman teman, cukuplah dua Industri ini yang kita bahas kali ini. Untuk itu, kita harus mengencangkan jagkauan dan kemampuan radar kita agar usaha dan bahkan hidup kita tidak terdisrupsi model bisnis yang baru di masa depan.

Karena pada revolusi industri industri 4.0 ini logika biasa sudah tak mampu lagi mereka reka model bisnis yang akan mendisrupsi industri yang ada sekarang. Ada IoT ( Internet of Thing),ada Big data dan lain sebagainya yang siap mendisrupsi kehidupan kita.

Salam disruptor.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun